DIKLAT JURNALISTIK

Written By riyadu's blogs on Selasa, 25 Maret 2014 | 22.32



Materi Diklat Jurnalistik


Materi Diklat Jurnalistik Dasar Sekilas Tentang Pers dan Jurnalistik ( Pengertian dan fungsinya) Apa itu Pers? Secara bahasa, pers berarti media. Berasal dari bahasa Inggris press yang berarti cetak. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pers berarti usaha percetakan dan penerbitan; usaha pengumpulan dan penyiaran berita; penyiaran berita melalui surat kabar, majalah dan radio; orang yang bergerak dalam penyiaran berita; dan medium penyiaran berita. 
Apa itu Jurnalistik? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah jurnalistik dipahami dengan yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran. Jurnalis diplakatkan kepada orang yang pekerjaannya, mengumpulkan dan menulis berita di surat kabar. Bisa dimengerti, jurnalistik adalah suatu aktivitas dalam menghasilkan berita. Ini meliputi: perencanaan, peliputan, dan publikasi (penyebaran) melalui media massa.

Fungsi Pers
o   Menyiarkan informasi (to information)
o   Mendidik (to educate)
o   Menghibur (to entertaint)
o   Mempengaruhi (control social)

Apa itu Berita?

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata berita dengan cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Dalam pengertian jurnalistiknya, berita dipahami, laporan seorang wartawan/jurnalis mengenai fakta/peristiwa. Untuk membedakan antara berita dalam paham jurnalistik dan berita dalam pengertiannya sebagai “sekedar” pengumuman atau gosip, maka berita menegaskannya dengan unsur, sifat, nilai dan media yang digunakannya (dijelaskan di belakang).
Obyek Berita Berita seluruhnya mengabarkan/menginformasikan tentang fakta. Dalam hal ini fakta yang dimaksud adalah:
1.      Peristiwa: yaitu suatu kejadian yang baru terjadi dan hanya sekali terjadi.
2.      Kasus: yaitu kejadian/fakta yang yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa. Misalnya, kasus pelanggaran HAM yang terjadi setelah peristiwa penembakan TNI terhadap penduduk Suko di Pasuruan karena sengketa tanah.
3.      Fenomena: Suatu kejadian yang pengaruhnya melebihi batas teritorial tertentu, dan ruang-ruang identitas lainnya, dan terjadi secara berulang-ulang. Misalnya fenomena seks bebas di lingkungan kampus.

Nilai Berita (News Value)
Ada 10 nilai berita yang biasanya dipakai dalam kerja jurnalistik. Seorang wartawan akan melihat suatu kejadian/peristiwa dengan kacamata news value ini. Sebab, layak atau tidaknya suatu kejadian untuk dijadikan berita tergantung pada nilai berita yang dikandungnya. 10 macam nilai berita tersebut adalah :
1.      Baru (actuality): Ukurannya adalah waktu. Semakin dekat suatu peristiwa dengan pemuatan akan semakin bernilai. Bisa jadi waktunya sudah lewat tetapi masih terus menjadi pembicaraan banyak orang. Ukurannya adalah luasnya pembicaraan mengenai peristiwa atau masalah.
2.      Kedekatan (proximity): peristiwa yang memiliki kedekatan dengan kehidupan khalayak pembaca, baik secara geografis maupun psikis.
3.      Unik: Peristiwa langka, janggal, lucu, dan aneh.
4.      Kontroversial: Peristiwa (bisa pula berarti penyataan tokoh) yang keluar dari pengetahuan dan pemahaman orang banyak (khoriqotul ‘Adat).
5.      Dampak (impact): peristiwa yang mempunyai dampak langsung terhadap kehidupan khalayak umum, berpengaruh sangat luas mengagetkan banyak orang, membuat publik terhenyak.
6.      Ketegangan (suspense): sesuatu yang membuat orang ingin tahu dari suatu peristiwa. Biasanya, nilai berita ini dipakai ketika sebuah peristiwa terjadi dalam waktu yang agak lama yang memerlukan suatu prediksi ending. Misalnya pada peristiwa sakitnya Soeharto (alm.). Sejak Soeharto dibawa ke rumah sakit, para jurnalis/wartawan menarik kesimpulan masyarakat pembaca, bahwa mereka menanti-nanti berita tentang apa yang akan terjadi di akhir peristiwa sakitnya mantan Presiden tersebut: meninggal, sembuh, diadili, atau bebas.
7.      Bencana (emergency): peristiwa alam yang tidak dikehendaki manusia karena mengancam terhadap hidup mereka. Karenanya, manusia begitu perhatian terhadap alam ini, sehingga memiliki nilai berita karena selalu ingin diketahui oleh khalayak masyarakat.
8.      Konflik (conflict): Peristiwa yang terjadi akibat persinggungan perbedaan yang ditimbulkan antar individu/kelompok/negara, yang berpengaruh bagi kehidupan masyarakat.
9.      Kemasyhuran (prominence): nilai berita yang menekankan pada popularitas seseorang (figur publik), kelompok/golongan (organisasi NU, misal) atau tempat dan benda (Borobudur, misal).
10.  Eksklusif: tidak ada media lain yan gmengekspos. Bisa jadi berita sama, tapi ada enggel lain yang tak dimiliki media lain.
11.  Inovasi: temuan-temuan baru yang belum pernah diungkap oleh media lain, baik berupa sistem maupun teknologi

Unsur Berita
Diketahui bahwa berita merupakan rekonstruksi fakta oleh wartawan, maka diperlukan perangkat untuk merekonstruksi fakta tersebut. Pada umumnya manusia membutuhkan jawaban atas rasa ingin tahunya dalam enam hal
  1. What (peristiwa apa yang hendak diberitakan).
  2. Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan).
  3. Where (dimanakah peristiwa terjadi)
  4. When (waktu peristiwa terjadi)
  5. Why (penyebab terjadinya peristiwa), dan
  6. How (bagaimana peristiwa itu terjadi).
Belakangan, jurnalisme memasukkan so what? (peristiwa lain yang dapat ditimbulkan oleh sebuah peristiwa yang sedang terjadi, misalnya tentang, “apa yang akan terjadi dengan Indonesia paska meninggalnya Soeharto) sebagai unsur berita. Wartawan menggunakan pertanyaan ini pada berita-berita “berat” (indepht reporting news/ investigatif news).

Sifat Berita
o   Mengarahkan (Directive): Karena berita itu dapat mempengaruhi khalayak, baik disengaja ataupun tidak. Maka berita itu sifatnya mengarahkan.
o   Membangkitkan Perasaan (effective): Melalui berita itu dibangkitkan perasaan publik.
o   Memberi Informasi (informative): Berita harus bersifat memberi informasi tentang keadaan yang terjadi, sehingga memberi gambaran jelas dan menjadi pengetahuan publik.


Kaedah-kaedah Berita
o   Akurasi (accuracy): kebenaran dan ketepatan data yang diberitakan.
o   Keseimbangan (balance): keseimbangan ini dilakukan ketika sebuah peristiwa berkaitan dengan dua belah pihak. Maka, untuk menyeimbangkan pelaporannya, wartawan harus sama-sama menggali data dari dua belah pihak terkait secara seimbang. Begitu juga dalam penulisannya.
o   Kejelasan (clarity) : dapat dipahami maksud yang dikehendaki dalam isi berita. Ini meliputi keutuhan data dan penulisan berita.

Jenis berita
Sebelum mengetahui teknik penulisan berita, perlu diketahui jenis dan macam berita. Dilihat dari bobot dan nilai sebuah peristiwa yang hendak diberitakan, berita dibagi menjadi dua, yaitu: hard news (berita berat) dan soft news (berita ringan). Dilihat dari segi penulisan laporannya, berita dibagi menjadi tiga, yaitu: straight news (berita langsung), depth news (berita mendalam), dan feature (berita kisah). Di bawah dijelaskan tiga macam penulisan berita.

Straight News (berita langsung)
Straight News disebut berita langsung karena jarak waktu dari peristiwa terjadi dengan penggalian data dan pelaporannya berdekatan (prosesnya tidak lebih dari 24 jam atau tidak lebih dari 2 hari).  Jika diberitakan tiga setelahnya atau lebih, maka peristiwa tersebut basi untuk diberitakan. Ada beberapa karakter yang dapat ditemukan pada straight news, yaitu:
1.      Berita straight news lebih mendasarkan pemberitaannya pada segi aktualitas, informatif dan bukan sebuah kasus atau fenomena (kejadian yang berkelanjutan atau berulang-ulang).
2.      Unsur-unsur yang dipakai dalam straight news biasanya menggunakan 4 unsur saja, yaitu: what (apa yang terjadi), who (siapa yang terlibat), when (kapan terjadi), dan where (dimana terjadi). Sedangkan why dan how tidak banyak digunakan, kalaupun digunakan hanya sebagai penjelas saja.
3.      Deskripsi tulisannya lugas dan langsung ke pokok peristiwa.
4.      Struktur beritanya menggunakan piramida terbalik dengan komposisi: inti berita diletakkan di kepala berita (lead/paragrap 1-2), penjelas di tubuh berita (body of text), dan tidak memerlukan kesimpulan (ending). 

Depth News (berita mendalam)
Depth News disebut berita mendalam karena laporan yang hendak diberitakannya memiliki nilai berita yang berat, baik dari segi fakta, penggalian data, dan dampaknya kepada masyarakat umum. Disebut berita mendalam, juga karena proses penggalian datanya memerlukan perencanaan, persiapan matang, dan analisa yang mendalam. Ada beberapa karakter depth news, yaitu:
1.     Unsur berita yang ditekankan adalah why (mengapa peristiwa terjadi) dan how ( bagaimana peristiwa itu terjadi. Terkadang so what? (apa yang akan terjadi kemudian) dipakai untuk mendekatkan berita pada kebenaran prediksi lebih lanjut dari suatu peristiwa yang tengah terjadi.
2.     Deskripsi berita analitis dan mengungkapkan banyak fakta penting sebagai pendukung.
3.      Struktur berita yang digunakan adalah balok tegak. Karenanya, di setiap bagian berita (dari kepala berita, tubuh berita, hingga kaki berita) mengandung inti peristiwa. Sehingga, membaca sebagian paragrap saja tidak dapat memahami atau mendapatkan informasi secara utuh. Karenanya, seluruh bagian berita depth news merupakan satu kesatuan utuh.

Feature (berita kisah)
Feature biasa disebut dengan berita kisah atau juga disebut dengan cerita pendek (cerpen) non-fiksi. Karenanya, dalam feature terkandung dua unsur kekuatan, yaitu fakta dan estetika (sastra). Sebagai berita, feature mengabarkan fakta yang benar-benar terjadi. Juga disebut tulisan prosa karena bahasa yang dikomunikasikannya menggunakan kaidah-kaidah sastra (gaya, narasi, diksi, dll.) yang menekankan kesan estetik. Feature tergolong pada berita ringan (soft news)  karena lebih menekankan fungsi entertain (menghibur) dan memengaruhi emosi (persuation)nya daripada edukatif dan informasi. Tapi feature juga tergolong pada berita berita berat (hard news) karena terkadang dia memberitakan fakta di balik peristiwa, yang membutuhkan perencanaan matang dan analisa mendalam.Satu yang pasti, tulisan feature selalu menekankan emosi pembaca sebagai sasaran dampaknya. Sehingga. Feature dikenal dengan berita yang menekankan pada human interest (menarik minat dan perasaan si pembaca). Artinya, feature dapat membuat pembaca berdecak kagum, terharu, sedih, senang, tertawa, panik, dsb).

Macam Feature
Feature dibagi beberapa macam, yaitu:
  • Feature sejarah (historical features): menceritakan kejadian yang terjadi di masa lalu namun masih menarik diberitakan masa kini, seperti berita tentang peran Soeharto pada penumpasan PKI yang sering diberitakan media massa menjelang beliau wafat.
  • Feature profil (profil features) : menceritakan tentang sisi hidup publik figur, organisasi, dan komunitas masyarakat, misalnya berita tentang proses hidup seorang pengusaha sukses yang berawal dari gelandangan, cerita sukses sebuah LSM dalam membangun masyarakat pedalaman, atau cerita ngiris komunitas masyarakat tertententu.
  • Feature perjalanan (adventures features) : menceritakan pengalaman berkesan dari sebuah perjalanan. Misalnya cerita tentang eksotisme pantai-pantai ketika bertandang ke Bali.
  • Feature musiman (seasonal features) : cerita tentang peristiwa unik dan menarik yang terjadi secara rutin, baik setiap tahun, setiap momen, atau setiap musim. Misalnya, cerita riuh-gembira orang-orang kampung ketika lebaran (hari raya Idul fitri) tiba, dsb.
  • Feature tren (trend features) : feature yang menceritakan tentang gaya hidup komunitas tertentu atau masyarakat pada umumnya dalam jangka waktu tertentu. Misalnya gaya hidup remaja desa ketika HP masuk ke kampung-kampung.
  • Feature “bagaimana cara” (how-to-do-it features) : biasa disebut feature tips. Yaitu menjelaskan tentang bagaimana suatu perbuatan atau aktifitas dilakukan. Misalnya, tentang bagaimana caranya merawat mobil agar irit bensin.
  • Feature “di balik layar” (explanatory features) : menceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi dibalik suatu peristiwa. Misalnya, cerita/berita tentang fakta-fakta yang menyebabkan buruh mogok kerja.
  • Feature sidebar : feature yang memberitakan bagian-bagian lain dari sebuah peristiwa besar yang di dalamnya mengandung unsur human interest. Seperti, nasib para pengungsi yang kehilangan rumah ketika banjir bandang menimpa mereka.

Struktur berita (penulisan berita)
Di dalam penulisan berita, dikenal dua macam struktur tulisan berita, yaitu:
o   Piramida terbalik : penulisan berita yang meletakkan inti berita di awal paragrap (paragrap 1-2), sedangkan paragrap selanjutnya hanya pendukung dan penjelas saja. (biasanya dipakai dalam penulisan berita langsung (straight news)
o   Balok tegak : penulisan berita yang menempatkan inti berita pada seluruh tubuh berita (body of text). Di awal, tengah, atau akhir paragrap. Berita ini memerlukan keutuhan dari seluruh tubuh berita, karenanya membaca berita ini tidak akan benar-benar paham tanpa membacanya hingga selesai. Berita ini biasanya dipakai dalam penulisan berita berat (indepth reporting news) atau berita feature (berita kisah).

Metode Penggalian Data
Dalam bahasan ini, ada dua tahapan yang harus dilakukan wartawan/jurnalis, yaitu pra penggalian data dan ketika menggali data:
o   Pra penggalian data: yaitu persiapan-persiapan yang harus dilakukan oleh wartawan sebelum menggali data. Persiapan ini meliputi, penguasaan materi berita, identifikasi sumber berita, fokus berita, dan draf-draf pertanyaan. Kesemua yang disebutkan di atas terkumpul dalam term of reference (tor) atau outline. Di dalam TOR wartawan juga mencantumkan deadline atau batas waktu penggalian data hingga pemberitaan. TOR atau out-line ini digunakan wartawan ketika berencana memberitakan peristiwa/kasus berat (seperti korupsi pejabat tinggi negara yang berliku-liku). Selain, perencanaan out-line, yang harus dipersiapkan wartawan sebelum menggali berita adalah harus memastikan tersedianya alat penggalian data, seperti: alat rekam, foto, dsb.
o   Ketika menggali data : tahap ini meliputi tiga aktivitas, yaitu: observasi (mengetahui sebuah peristiwa secara langsung ke tempat terjadinya peristiwa. Dalam observasi, kepekaan indra dan insting menjadi kekuatan utama), wawancara (melakukan tanya jawab dengan seorang informan yang terkait atau mengetahui berjalannya peristiwa/kasus. Wawancara dapat dilakukan secara langsung/berhadap-hadapan atau tidak langsung/melalui media komunikasi), studi literer/dokumen (mencari data dari sumber tertulis, seperti dokumen resmi, buku maupun koran).    

Teknik Wawancara
Dalam melakukan wawancara, masing-masing wartawan sebenarnya memiliki cara sendiri-sendiri. Namun, ada hal umum yang biasanya dilakukan wartawan, yaitu:
  • Menguasai permasalahan : ini dilakukan sebelum melakukan wawancara (dijelaskan sebelumnya). Penguasaan masalah ini perlu untuk menghindari mis-understanding (ketidakpahaman) informan pada pokok masalah yang ditanyakan. Mis-understanding harus dihindari agar wartawan mendapatkan data yang dibutuhkan.
  • Mempelajari karakter informan : sebelum atau di awal wawancara, wartawan harus mengetahui karakter informan (humoris, kaku, tersinggungan, disiplin, dsb). Ini penting, sebab, selain menentukan terhadap lanjut atau tidaknya wawancara, juga terkait dengan berhasil tidaknya perolehan data yang dibutuhkan.
  • Pertanyaan fokus : ini dilakukan agar jawaban-jawaban yang diberikan informan tidak ngelantur kesana kemari, sehingga alih-alih mendapatkan data yang dibutuhkan, wartawan hanya mendapatkan cerita-cerita tak penting.
  • Bahasa komunikatif: dalam melakukan wawancara, si wartawan harus menggunakan bahasa komunikati (mudah dipahami, jelas maksudnya, tidak menggurui, dan tidak membuat si informan tersinggung).

Term of Reference (TOR) sebagai acuan penggalian, pada teknisnya dikenal dengan out-line. TOR dipakai sebagai acuan wartawan sebelum menggali data. Ada beberapa hal yang harus tercantum dalam TOR, yaitu: 1.Pokok masalah, 2. rumusan masalah (angle), draft pertanyaan, sumber berita/data, penentuan Informan, dan terakhir dead-line.

Penulisan Berita
Ada beberapa bagian yang harus diperhatikan dalam menulis berita, yaitu:
  • Membuat judul: dalam membuat judul, wartawan harus memperhatikan, 1. menjelaskan isi berita, 2. menarik, 3. jelas, 4. simpel dan lugas, dan 5. hemat kata (biasanya tidak lebih dari lima kata).
  • Membuat lead (jendela berita) : dalam straight news, lead biasanya diletakkan pada paragrap 1-2. umunya, diletakkan diawal berita, dan bahkan terkesan sebagai bagian lain dari tubuh berita. Namun, lead sangat penting karena dia adalah jendela berita. Lanjut atau tidaknya si pembaca untuk menuntaskan berita tergantung dari lead. Ada beberapa macam lead, yaitu: A. lead ringkasan: lead yang meringkas isi berita atau langsung ke pokok persoalan. B. lead bercerita: lead yang mengantarkan pembaca dengan cerita yang berkait dengan isi berita. Lead semacam ini membutuhkan kreativitas tinggi karena mendedahkan gaya bahasa dan diksi. C. lead pertanyaan: lead yang mengantarkan pembaca dengan pertanyaan-pertanyaan tentang peristiwa yang hendak diberitakan di tubuh berita. Lead ini digunakan untuk memancing pembaca agar menuntaskan seluruh isi berita. D. lead penggoda: lead yang dimaksudkan memang untuk menggoda pembaca menuntaskan seluruh isi berita. Lead ini biasanya dengan cara menggunakan kalimat-kalimat mengelabui atau sulit ditebak. E. lead menuding langsung: lead ini digunakan untuk menunjukkan keabsahan fakta yang diberitakan atau urgensitas peristiwa yang berdampak bagi kehidupan masyarakat banyak. F. lead nyentrik : lead ini biasanya menggunakan pantun, puisi, anekdot, lagu, dsc. G. lead Deskriptif : menggambarkan peristiwa yang hendak diberitakan, H. lead kutipan: lead yang menggunakan pernyataan orang secara langsung, I. lead gabungan: lead yang menggabungkan dua atau lebih lead-lead di atas.
  • Membuat Ending: terkadang kita sulit dalam menutup tulisan berita. Namun, pada umumnya, ending berita berkarakter: 1. menyengat: ending menyengat ini biasanya diakhiri dengan kata-kata mengagetkan pembaca dan membuatnya seolah-olah terlonjak, kaget atau pun kagum. 2. klimaks: ending ini biasanya dipakai pada berita yang menceritakan kronologis berita secara lengkap. 3. menggantung: ending ini bisa disebut dengan ending yang tidak menemukan penyelesaian. Artinya, wartawan tidak memberikan kesimpulan jelas pada beritanya dan membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri.

Karakteristik opini
Karakteristik dan sifat opini, secara umum bisa dibedakan dengan 3 jenis, yaitu:
-          Deskriptif : tulisan yang hanya menggambarkan atau melukiskan suatu peristiwa secara utuh. Tulisan deskriptif ini dipakai oleh penulis, biasanya, untuk mendudukkan sebuah peristiwa atau masalah yang sedang dibicarakan orang banyak. Dengan mendeskripsikan peristiwa dan masalah secara utuh, penulis mencoba menjelaskan kepada pembaca tentang peristiwa atau masalah yang sebenarnya.
-          Eksposisi : tulisan yang mengandung gagasan baru yang dicoba ditawarkan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan pada peristiwa/kasus/fenomena yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Misalnya gagasan baru tentang penanggulangan bencana lumpur SDA agar tidak berlanjut lama.
-          Argumentasi : tulisan yang mengetengahkan pendapat-pendapat tentang suatu masalah atau peristiwa dengan menggunakan alasan-alasan kuat, baik dengan mendasarkan pendapatnya dengan penalaran rasional maupun dengan data faktual terpercaya. Tulisan argumentatif ini bisa penilaian, penolakan, atau menguatkan gagasan dan pendapat diri sendiri atau orang lain tentang suatu masalah/peristiwa.
-          Persuasi : tulisan yang dirangkai oleh penulis dalam rangka untuk memengaruhi pembaca agar mengikuti apa yang dikehendaki penulis. Misal, tulisan opini yang ditulisn Yenny Wahid tentang sinergitas PKB dengan NU di Jawa Pos beberapa bulan lalu, yang pada intinya ingin memengaruhi umat NU secara khusus dan masyarakat pada umumnya, agar tetap simpati dan mengikuti PKB.

Macam-macam opini
Secara umum, dalam dunia jurnalistik, dikenal 3 macam opini, yaitu : artikel, kolom dan essai. Namun,dua macam lagi yang biasa diterbitkan media massa yang juga tergolong opini, yaitu: tajuk rencana (editorial) dan resensi. Penjelasannya di bawah ini.
Artikel
Artkel adalah karya tulis yang disusun mengikuti prosedur teknis ilmiah, yang meliputi: pendahuluan, rumusan/batasan masalah, pembahasan dan kesimpulan. Namun demikian, dalam koran artikel tidak terlalu mempertimbangkan prosedur ketat sebagaimana diterapkan dilingkungan ilmiah. Karenanya, artikel koran biasa disebut “artikel populer”. Namun demikian, tulisan artikel tetap harus mencerminkan, 1. adanya gagasan, 2. analitis, 3. sistematis, dan menggunakan bahasa baku. 
Kolom
Berbeda dengan artikel, kolom dalam tulisannya lebih santai dan “tidak perlu” menegaskan suatu analisa mendalam penulis dalam menelusuri masalah. Karena tulisannya dikenal santai, maka bahasa yang digunakan dalam kolom tidak begitu terikat dengan kaedah-kaedah bahasa baku. Kolom lebih khas mengetengahkan ulasannya dengan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami oleh masyarakat awam sekalipun. Namun demikian, sistematika penulisan dan gagasan juga dipentingkan dalam penulisan kolom ini.
Essai
Essai bisa disebut dengan tulisan kolom dan karangan prosa sekaligus. Disebut kolom karena bahasa yang digunakannya tidak terikat penuh dengan kaedah-kaedah bahasa Indonesia. Disebut karangan prosa, sebab gaya tutur yang ditengahkannya mengandung unsur-unsur sastra, mendayu-dayu seperti cerpen, dan bahkan puitis laiknya sebuah puisi. Artinya, selain mencoba memudahkan pembaca dalam memahami pesan/gagasan tulisan dengan bahasan mudah dan lumrah (sebagaimana kolom), essai juga mencoba menarik pembaca pada pergumulan estetika (keindahan) bahasa. Satu lagi yang membedakan kolom dengan essai, essai tulisan yang dikarang melalui hasil perenungan (refleksi) dan biasanya menggunakan pendekatan lain dari umumnya penulis, karenanya gagasan dan pesan yang disampaikan jarang atau beda dengan yang dipersangkakan atau disampaikan penulis umumnya.

Tajuk Rencana/Editorial
Editorial atau biasa dikenal dengan tajuk rencana adalah tulisan yang merupakan hasil pandangan redaksi terhadap suatu /fakta/realitas yang terjadi. Karena termasuk opini (redaksi), maka penulisan dan karakteristiknya sama sebagaimana dimiliki tulisan-tulisan opini lainnya. Namun, ada beberapa yang dapat dijadikan ciri dan pegangan dalam penulisan editorial, yaitu: a. judul tulisan sifatnya mengimbau pembaca, b. lead tidak terlalu panjang dan mengena langsung ke pokok masalah, dan 3.kalimat pada paragrap akhir menggemakan judul atau mempertegas problem yang dibahas.

Resensi
Tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah karya yang dikarang atau dicipta orang lain.Karya yang dinilai dalam tulisan resensi meliputi buku, film, teater, lagu, dan semacamnya. Secara umum, resensi dibagi menjadi 3, yaitu:
-          Deskriptif : menggambarkan dan menjelaskan tentang karya seseorang secara menyeluruh, baik dari segi isi, penulisannya, maupun penciptanya (creator). Resensi deskriptif ini tidak sampai pada penilaian kritik (bagus/tidak) si penulis terhadap karya yang dia resensi. Dia hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah karya.
-          Deskriptif-evaluatif : resensi dengan karakter kedua ini melakukan penilaian terhadap sebuah karya lebih dalam dari yang pertama. Dia tidak hanya menggambarkan, tapi menilai sebuah karya secara keseluruhan dengan kritis dan argumentatif. Sehingga ada kesimpulan pada akhir resensi, apakah karya yang diresensi baik kualitasnya atau tidak.
-          Deskriptif-komparatif : resensi yang ketiga ini lebih sulit lagi daripada macam resensi yang kedua. Resensi macam ketiga ini mencoba melakukan penilai pada sebuah karya dengan cara membandingkan karya orang lain yang memiliki kesamaan atau keterkaitan secara isi dan materi. Disebut sulit, sebab selain membutuhkan analisa  mendalam dan kritis, resensi macam ketiga ini membutuhkan pengetahuan dan wawasan luas. Tidak hanya satu karya yang harus dia pahami, namun karya-karya lain yang berhubungan dengan karya yang dia resensi harus pula dia pahami.
Blog, Updated at: 22.32

0 komentar:

Posting Komentar

Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.