PENDAHULUAN
Obyek dari Geometri, jadi juga dari Geometri
Ruang, merupakan benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak, misalnya titik,
garis, bidang, balok kubus,limas, bola dan sebagainya. Benda pikiran dapat
diperoleh dari benda nyata dengan melaksanakan abstraksi dan idealisasi.
Untuk memuddakan pembicaraan tentang
bangun-bangun Geometri dalam pengaj aran Matematika seringkali digunakan gambar
atau model dari bangun itu. Model-model bangun Geometri itu dapat kita gunakan
sebagai alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar Geometri.
Dalam pengajaran Geometri secara tegas kita
membedakan antara pengertian, gambar dan model dari suatu bangun Geometri.
Dengan demikian secara tegas kita membedakan antara balok, gambar balok dan
model balok. Demikian pula kita membedakan antara bola, gambar bola dan model
bola dan seterusnya.
Dalam Geometri, demikian juga dalam Geometri Ruang, setiap
bangun dipandang sebagai himpunan titik-titik terteritu (special set of points). Misalnya
sebuah garis, sebuah lingkaran, sebuah bola dan sebagainya. Ruang diartikan
sebagai himpunan semua titik. Dapatkah anda menjelaskan perbedaan dan hubungan
antara "ruang "dan "ruangan " ?
Dalam mendefmisikan bangun-bangun ruang dapat
digunakan cara dengan menjelaskan batas-batas dari bangun ruang itu. Misalnya:
sebuah kubus didefinisikan sebagai bangun yang dibatasi oleh enam daerah
persegi yang kongruen. Cobalah anda menyebutkan definisi bangun-bangun ruang
yang lain. Pernahkah anda secara khusus memperhatikan benda-benda atau bangun
bangun yang terdapat disekitar anda, baik selama anda berada di ruang kelas, di
rumah atau di alam terbuka? Cobalah anda menyebutkan bentuk dari setiap bangun
yang dapat anda jumpai.
Apakah anda akan menjumpai kesulitan dalam menyebutkan bentuk
untuk setiap bangun yang Anda jumpai itu?
Dalam Matematika, khususnya Geometri yang kita pelajari, hanya
dipelajari bangun bangun baku saja, misalnya segitiga, trapesium, balok,
tabung, kerucut, bola dan sebagainya. Dalam Matematika bangun-bangun Geometri
merupakan benda-benda pikiran yang memiliki bentuk dan ukuran yang serba
sempurna. Sebaliknya dalam kehidupan sehari hari atau di alam terbuka yang kita
jumpai adalah benda-benda nyata, yang bentuknya tidak sempurna.
Benda-benda atau bangun bangun yang anda jumpai dalam kehidupan
sehari-hari kebanyakan hanya dapat dijelaskan atau ditunjukkan kemiripannya
saja terhadap bangun Geometri tertentu.
Dengan demikian Anda tidak perlu dapat
menyebutkan bentuk dari setiap bangun yang Anda jumpai dan kenyataannya memang
benda-benda di sekitar Anda memiliki bentuk yang sangat beraneka ragam, yang
pada umumnya tidak memiliki bentuk baku yang Anda kenal dalam Geometri.
Geometri merupakan bagian dari Matematika yang sangat banyak
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Bangun persegi panjang merupakan
bangun yang paling banyak terlibat dalam kehidupan manusia. Dewasa ini
bentuk-bentuk segitiga sama sisi, segilima beraturan dan segienam beraturan
banyak digunakan dalam bidang arsitektur dan industri. Bentuk lingkaran adalah
juga bentuk yang sudah melekat erat dengan perkembangan umat manusia. Dapatkah
anda jelaskan kemanfaatan dari bentuk lingkaran? Analoginya dalam ruang, Anda
dapat menyaksikan penggunaan bentuk balok yang sangat mendominasi kehidupan
umat manusia, demikian juga Anda dapat membayangkan akibatnya apabila manusia
tidak menggunakan bangunbangun tabung, kerucut dan bola yang ternyata telah
memiliki peranan khusus dalam pelbagai macam kepentingan manusia yang makin
maju, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di bidang kesenian, sejak dahulu kala manusia
sudah memanfaatkan pelbagai macam bentuk yang disusun, dirangkum dalam ragam
tertentu sehingga dapat menciptakan pandangan atau suasana yang anggun dan
nyaman.
Dewasa ini melalui kreatifitas para pengabdi seni yang jeli
memanfaatkan keindahan yang dapat muncul dari balik bangun-bangun geometri
tertentu, telah mendorong berkembangnya pelbagai macam industri misalnya
industri rancang bangun, industri keramik, macam-macam industri kerajinan dan
sebagainya. Dalam hubungan ini pemanfaatan bangun-bangun ruang tertentu semacam
bidang banyak beraturan dapat dipelajari dan dikembangkan.
Dengan demikian adalah menjadi salah satu kewajiban dari para
guru Matematika di Sekolah Menengah Umum maupun Kejuruan untuk membantu para
siswanya agar sejauh mungkin dapat memanfaatkan bangun-bangun Geometri sebagai
salah satu sumber acuan dalam mengembangkan teknologi pada bidangnya
masing-masing.
Latihan I
Sebutkan sebanyak banyaknya nama bangun ruang
yang Anda kenal atau ketahui.
Pernahkah Anda melihat titik, garis lurus,
bidang datar, kubus, tabung atau bola ? Jelaskan jawaban anda.
Ambilah sebuah botol sirup atau sebuah
jambangan bunga. Cobalah Anda menjelaskan bentuk yang dimiliki benda-benda
tersebut apakah yang dapat Anda katakan tentang bentuk dan sebuah telur, sarang
lebah madu dan sepasang telinga kita.
Anda diharapkan pernah melihat atau mungkin
juga memiliki meja berkaki empat dan meja yang berkaki tiga. Dapatkah Anda
menjelaskan mana meja yang lebih stabil (berdiri mantap tidak bergoyang);
mengapa meja kebanyakan dibuat berkaki empat
Jelaskan perbedaan
antara:
kotak dan balok
kaleng susu dan tabung
bola dan bola volley
bidang lengkung tabung atau bidang lengkung
kerucut dan bidang lengkung bola.
BAB 2
GAMBAR BANGUN RUANG
Gambar dari sebuah benda dapat dipandang sebagai hasil
proyeksi atau bayangan dari model kerangka benda itu pada sebuah layar yang
pada umumnya layar itu dipikirkan sebagai sebuah bidang datar.
Dari beberapa macam cara, kita mengenal paling tidak dua cara
menggambar benda, antara lain:
Cara
Perspektif
Pada
penggambaran dengan cara ini digunakan sebagai pedoman adalah garis horizon
atau cakrawala atau titik mata. Pada gambar perspektif garis-garis yang
sebenarnya sejajar (kecuali yang sejajar dengan garis horizon) tidak sejajar lagi, tetapi arahnya kesuatu
titik tertentu yang terletak pada garis horizon. Dengan demikian ruas-ruas
garis yang sebenarnya sama panjang pada umumnya pada gambar tidak sama panjang
lagi.
Cara Stereometris.
Cara ini pada
hakekatnya sama dengan cara perspektif, hanya saja garis horizon dianggap
letaknya jauh tak berhingga dan selanjutnya cara ini disebut cara Stereometris.
Pada cara ini sinar-sinar yang mengenai benda kita anggap sejajar dan arahnya
miring terhadap permukaan bidang layar atau bidang gambar, karena itu cara ini kita sebut juga proyeksi (paralel) miring
dan gambar yang diperoleh disebut gambar ruang dari benda itu. Dalam geometri,
baik geometri bidang maupun Geometri Ruang, cara stereometris inilah yang pada
umunmya kita pergunakan. Dalam memuat gambar stereometris, kita mengenal
beberapa istilah atau pengertian
Gambar 2.2.
Gambar stereometris kubus ABCDEFGH
- Bidang Gambar
Yaitu bidang tempat
gambar, yaitu permukaan papan tulis atau permukaan kertas.
b.
Bidang
Frontal
Ialah bidang tempat
gambar atau setiap bidang yang sejajar dengan bidang gambar.
Keistimewaan
dari bidang Frontal ini yaitu bahwa setiap bangun yang terletak pada bidang itu
bentuk dan ukurannya dalam gambar sama dengan bentuk dan ukuran yang
sebenarnya.
Misalnya
pada gambar kubus ABCDEFGH dengan bidang ABFE frontal, maka ABFE benar-benar
berupa persegi dan sudut ABF misalnya, benar-benar siku-siku.
- Garis Frontal
Yaitu setiap garis
atau ruas yang terletak pada bidang frontal. Diantaranya garis-garis frontal
yang penting adalah garis vertikal. Setiap garis vertikal tentu frontal, tetapi
tidak setiap garis horizontal adalah frontal (mengapa ? berilah contoh).
- Garis Ortogonal
Yaitu setiap garis
yang letaknya tegak lurus pada bidang frontal, pada gambar 2.2, misalnya AD,BC,FG.
- Sudut surut atau sudut simpang atau sudut menyisi
Yaitu sudut dalam
gambar antara sinar garis frontal horizontal arah ke kanan dan sinar garis
Orthogonal arah belakang.
Misalnya
pada gambar Ð BAD Ð FEH;
sudut-sudut itu ukuran sebenarnya 900.
- Perbandingan proyeksi atau perbandingan Orthogonal
Yaitu perbandingan
antara panjang ruas garis orthogonal dalam gambar dengan panjang sebenarnya
dari ruas garis itu. Sebagai misal pada gambar contoh di atas
Jadi perbandingan proyeksi pada gambar kubus ABCDEFGH di atas
adalah ...
Untuk
lebih memahami dan trampil dalam membuat gambar ruang, perlu memperoleh
pengalaman menggambar melalui beberapa latihan dengan pelbagai situasi letak
dari bangun ruangnya.
Dalam
menggambar bangun ruang usahakan agar rapi dan cermat. Gunakan pensil, sepasang
penggaris siku-siku, busur derajad dan jangka. Hindari menggambar dengan tinta,
sebelum gambar dipastikan kebenarannya.
Contoh 2 : Buatlah gambar
proyeksi miring dari kubus ABCDEFGH yang alasnya ABCD dan rusuk-rusuk tegaknya
AE, BF, CG dan DH. Panjang rusuknya 5 cm, bidang alasnya horizontal, bidang
sisi tegak ABFE frontal, sudut simpang 300. Dan perbandingan
proyeksi .
Langkah penyelesaian
gambar
1.
Kita lukis bidang alasnya lebih
dahulu, yang berupa daerah persegi ABCD, karena ABCD horizontal dan ABFE
frontal, berarti rusuk AB letaknya frontal Horizontal, sehingga dalam gambar AB, panj angnya 5
cm.
|
|
2. Pada titik A
lukislah sudut simpangnya 300
|
|
3. Karena AD
merupakan ruas garis orthogonal, sedang perbandingan proyeksinya 2
maka panjang AD pada gambar 5 x 5 cm = 2 cm
|
|
4.
Karena proyeksi miring persegi ABCD
berupa jajar genjang, maka gambar bidang alas ABCD dapat diselesaikan.
|
|
5.
Rusuk-rusuk tengahnya berupa ruas
garis vertikal, jadi letaknya frontal sehingga titik-titik sudut E,F,G dan H
dapat digambar, kemudian dihasilkan gambar dari kubus ABCDEFGH tersebut.
|
Latihan 2
1.
Buatlah gambar proyeksi miring dari
kubus dengan bidang alas
ABCD horizontal dan bidang sisi ABFE frontal. Panjang rusuknya 6 cm,
perbandingan proyeksi ; dan diketahui pula bahwa
a.
Sudut simpang 450
b.
Sudut simpang 300
c.
Sudut simpang 1500
Bandingkan
ketiga gambar kubus yang Anda hasilkan itu dengan melukiskan:
-
Diagonal sisi AF
-
Diagonal sisi DE
-
Diagonal ruang DF
-
Diagonal ruang AG
Pada
gambar kubus tersebut.
Apakah
yang dapat Anda katakan tentang ketiga gambar kubus itu?
Dapatkah
Anda kemukakan kriteria dari suatu gambar yang baik?
2.
Buatlah gambar balok dengan AB = 7cm, AD =
5 cm, AE = 4 cm, dengan bidang alas ABCD horizontal, bidang sisi ABFE frontal,
sudut simpang 37½ 0
dan perbandingan proyeksi .
3.
Buatlah gambar sebuah tabung dengan
bidang alas horizontal; diameter alas 5 cm, tinggi 7 cm, sudut simpang 900,
perbandingan proyeksi = ⅓ .
4.
Buatlah gambar limas segiempat
beraturan T. ABCD, dengan bidang alas ABCD horizontal, BC frontal, sudut
simpang 450 dan perbandingan proyeksi . AB = 5 cm, tinggi
limas 7 cm.
5.
Buatlah gambar tabung dengan diameter
bidang alas 6 cm, tinggi 8 cm, bidang alas vertikal, sudut simpang 900,
perbandingan proyeksi ½, letak sumbu tabung
frontal horizontal.
6.
Buatlah gambar sebuah kerucut dengan jari-jari
bidang alas 4 cm, tinggi 8 cm, sudut simpang 900.
7.
Buatlah gambar sebuah bola dengan
diameter 6 cm, sudut simpang 900, perbandingan proyeksi ⅓.
BAB 3
RELASI ANTARA UNSUR-UNSUR RUANG
Setelah siswa cukup terlatih dengan pengenalan terhadap
bangun-bangun ruang seperti balok, kubus, limas dan sebagainya dengan semua
bagianbagiannya yang berupa sisi, rusuk dan titik sudut, maka siswa dapat
diajak untuk mengenal pengertian titik,
garis dan bidang.
Pengertian titik, garis dan bidang dapat diperoleh
berturut-turut dari pengertian titik sudut, rusuk dan sisi dengan melepaskan
masing-masing dari strukturnya pada suatu benda, misalnya balok. Kemudian kita
melakukan abstraksi dan idealisasi.
Titik, garis dan bidang adalah benda-benda pikiran yang
sifatnya abstrak. Titik, garis dan bidang disebut unsur-unsur ruang.
Kemudian apa yang
disebut dengan ruang?
Ruang didefinisikan
sebagai himpunan semua titik.
Bangun ruang, antara
lain garis, bidang, segitiga, prisma, limas dan sebagainya untuk selanjutnya
dipandang sebagai himpunan titik-titik tertentu (special set of points).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa titik adalah himpunan
bagian dari bidang, bidang merupakan himpunan bagian dari ruang, demikian juga
sebuah kubus atau bola adalah himpunan bagian dari ruang.
Secara tegas dibedakan antara garis, sinar garis dan garis.
(perhatikan juga pengertian ruas garis berarah dan garis bilangan).
Dalam pembelajaran geometri harus senantiasa ditegaskan
perbedaan antara pengertian, lambang, gambar dan model suatu bangun geometri.
Pada kenyataannya banyak guru dilapangan yang kurang memperhatikan hal itu.
Relasi Dua Unsur
Ruang
a.
Relasi titik dan garis
Sebuah
titik dapat terletak di luar atau pada sebuah garis.
b.
Relasi titik dan bidang
Sebuah
titik dapat terletak di luar atau pada sebuah bidan€
c.
Relasi garis dan bidang
Garis g
dan bidang K dikatakan berpotongan jika keduanya mempunyai tepat satu titik
persekutuan.
(a)
|
(b)
|
(c)
|
Gambar 3.3
Sebuah
garis g dikatakan terletak pada bidang K jika setiap titik dari garis g
terletak pada bidang K.
Sebuah
garis g dan sebuah bidang K dikatakan sejajar jika keduanya tidak bersekutu
sebuah titikpun. (perhatikan bagaimana sebaiknya menyajikan gambar dari garis
dan bidang yang sejajar).
d.
Relasi dua buah bidang
Dua buah bidang K dan
L dikatakan berpotongan jika keduanya bersekutu tepat pada sebuah garis. Garis
persekutuan itu disebut garis potong antara bidang K dan bidang L dan
dituliskan dengan (K, L).
Dengan demikian garis
(K, L) merupakan himpunan dari semua titik yang terletak pada bidang K dan juga
pada bidang L.
Dua buah
bidang disebut sejajar jika keduanya tidak bersekutu satu titikpun.
e.
Relasi dua buah garis
Dua garis
g dan k dalam ruang dapat
i.
Bersilangan; jika keduanya tidak
terletak pada sebuah bidang.
ii.
Berpotongan; jika keduanya terletak
pada sebuah bidang dan mempunyai sebuah titik persekutuan.
iii.
Sejajar; jika keduanya terletak dalam sebuah bidang dan tidak mempunyai
titik persekutuan.
(a)
|
(b)
|
(c)
|
Gambar 3.6
Latihan
3.
1.
Dalam membuat gambar-gambar bangun
ruang sebaiknya kepada siswa diwajibkan menggunakan pensil. Dapatkah Anda
menjelaskan tujuan dan kemanfaatannya
2.
Untuk menggambarkan sebuah bidang,
biasanya digunakan gambar jajargenjang. Jelaskan maknanya!
3.
Bagaimana kriteria dari suatu gambar
yang baik dalam pembelajaran geometri ?
Berikan
alternatif gambar yang baik untuk menyatakan
a.
Sebuah titik P yang terletak pada
sebuah bidang H
b.
Dua garis p dan q yang bersilangan
c.
Dua garis 1 dan m yang keduanya
terletak dalam sebuah bidang M.
4.
Sebutkan ciri-ciri khusus dari
a. Titik
|
c. bidang
|
b. garis
|
d. ruang
|
5.
Sebutkan kesamaan dan perbedaan antara
“dua garis sejajar” dan “dua garis
bersilangan”
6.
Jelaskan perbedaan antara
a. Titik dan titik sudut
b.
Garis dan garis bilangan
c. Bidang dan bidang cartesius
d.
Sinar dan ruas garis berarah
PQ
e. Ruang dan ruangan .
7.
Untuk menanamkan pemahaman siswa
tentang relasi antara unsur-unsur ruang, yaitu titik, garis dan bidang, maka
seringkali titik, garis dan bidang yang dibicarakan
itu diwakili oleh titik sudut, rusuk, sisi, diagonal atau bidang diagonal dalam
sebuah kubus.
a. Mengapa dipilih bangun kubus?
b.
Buatlah gambar sebuah kubus ABCD EFGH
dengan rusuk 6 cm. Bidang alas ABCD horizontal dan bidang sisi tegak ABFE
frontal.
c.
Sebutkan tiga pasang garis yang dua-dua
saling bersilangan
d.
Apakah yang dimaksud dengan dua titik
sudut yang berhadapan dan tunjukkan contohnya.
e.
Apakah yang dimaksud dengan dua rusuk
yang berhadapan dan tunjukkan contohnya.
f. Apakah yang
dimaksud dengan dua sisi berhadapan dan berilah contohnya.
g. Apakah yang
dimaksud dengan diagonal ruang, tunjukkan contohnya.
h.
Apakah yang dimaksud dengan bidang diagonal dan
tentukan banyaknya semua bidang diagonal pada sebuah kubus, apakah perlu dibuat
gambar dari
semuanya?
i.
Sebutkan pada gambar kubus Anda tersebut
-
Garis-garis yang letaknya frontal
tetapi tidak horizontal.
-
Garis-garis yang letaknya horizontal
tetapi tidak frontal.
-
Garis-garis vertikal yang tidak
frontal.
BAB 4
GARIS TEGAK LURUS BIDANG
Pengertian : sebuah garis g
dikatakan tegak lurus pada sebuah K, jika garis g tegak lurus pada semua garis
yang terletak pada bidang K
Sifat : Jika
sebuah garis g tegak lurus pada dua buah garis yang berpotongan yang terletak
pada sebuah bidang K, maka garis g akan tegak lurus pada setiap garis yang
terletak pada bidang K.
(a)
|
(b)
|
Gambar 4.1
Jadi jika
garis g tegak lurus pada bidang K dan garis-garis a,b,c dan d masing-masing
terletak pada bidang K, maka g ^ a, g ^ b, g ^ c dan g ^ d.
Sedang jika garis g tegak lurus pada garis p dan q yang
berpotongan, sedang p dan q terletak pada bidang K, maka garis g akan tegak lurus
pada bidang K.
Dengan demikian untuk membuktikan atau menunjukkan apakah
sebuah garis tegak lurus sebuah bidang, cukup ditunjukkan bahwa garis itu tegak
lurus pada dua garis berpotongan yang terletak pada bidang itu.
Dalam kehidupan sehari-hari, disekitar kita, khususnya jika
kita berada dalam sebuah ruangan, akan kita lihat adanya garis-garis yang tegak
lurus bidang. Dapatkah anda menunjukkannya?
PROYEKSI TITIK DAN GARIS PADA BIDANG
Proyeksi titik pada bidang.
Pengertian : Proyeksi titik A
terhadap bidang H adalah titik kaki garis tegak lurus yang ditarik dari titik A
pada bidang H.
Pada gambar diatas
H disebut bidang
proyeksi
A disebut titik
yang diproyeksikan
A1 disebut
proyeksi titik A pada bidang H
disebut garis
pemroyeksi
Karena garis pemroyeksi letaknya tegak lurus pada bidang
proyeksi, maka proyeksi ini disebut juga proyeksi orthogonal, yang untuk
selanjutnya cukup disebut "proyeksi
" saja.
Proyeksi sebuah garis pada sebuah bidang
Untuk
selanjutnya, karena setiap bangun geometri dapat di pandang sebagai himpunan
titik, maka proyeksi suatu bangun geometri pada sebuah bidang K diperoleh
dengan memproyeksikan semua titiknya dari bangun itu. Meskipun demikian, pada
kenyataannya kita cukup memproyeksikan beberapa titiknya tertentu, sesuai
dengan sifat bangun yang diproyeksikan.
Hasil proyeksi dari suatu garis lurus pada sebuah bidang K,
pada umumnya akan berupa sebuah garis lurus juga.
Dengan demikian untuk memproyeksikan sebuah
ruas garis cukup dengan
memproyeksikan ujung-ujungnya A1 dan B1 saja, kemudian
tinggal menghubungkan Ai dan Bi dengan garis lurus untuk memperoleh proyeksi
dari ruas garis .
Jika letaknya tegak lurus pada bidang proyeksi K, maka proyeksi
dari ruas pada bidang K merupakan sebuah titik (mengapa ?)
Latihan 4.
1. Diketahui : kubus ABCD EFGH
Buktikan : a. AC tegak lurus bidang DBFH
b. AC
tegak lurus HB
2.
Diketahui : kubus ABCD EFGH
Buktikan : a. AC tegak lurus bidang BD
b. AG
tegak lurus BE
c. AG
tegak lurus bidang BDE
d.
Segitiga BDE sama sisi.
3.
Dalam limas segitiga D. ABC
tiga buah rusuk yang bertemu di titik A saling tegak lurus; buktikan bahwa
a. DA
tegak lurus BC
b. AC
tegak lurus BD
4.
Diketahui kubus ABCD EFGH. Tentukan
proyeksi
a. Titik
G pada bidang ADHE
b. Titik H pada
bidang ABFE
c. CD pada bidang
ABCD
d. EC pada bidang
BCGF
e. AC pada bidang
EFGH
5.
Dalam kubus ABCD EFGH.
a. Lukiskan proyeksi
EF pada bidang ACGE
b. Lukiskan proyeksi
AF pada bidang AEGC
6.
Bagaimana kedudukan dari dua buah
garis p dan q agar proyeksinya pada sebuah bidang K berupa sebuah garis lurus ?
7.
Bagaimana kedudukan dari dua buah
garis a dan b agar proyeksinya pada sebuah bidang K berupa dua buah titik ?
8.
Lukislah proyeksi dari sebuah segitiga
ABC terhadap sebuah bidang K, jika A, B dan C terletak diatas bidang K.
Kemudian lukislah proyeksi dari titik berat segitiga ABC pada bidang K. Jika Z
adalah titik berat segitiga ABC, sedang A1, B1, CI dan Z1 berturut-turut adalah
proyeksi A, B, C dan Z pada bidang K, tunjukkan bahwa ZZ1 = ⅓ (AA1
+ BB1 + CC1) .
BAB 5
JARAK
Definisi : Yang dimaksud
dengan jarak antara dua buah bangun adalah panjang ruas garis penghubung
terpendek yang menghubungkan dua titik pada bangun-bangun tersebut.
Jika Gt
dan G2 adalah bangun-bangun geometri. Maka Gl dan G2 dapat dipikirkan sebagai
himpunan titik-titik. Sehingga dapat dilakukan pemasangan satu -satu antara titik-
titik pada Gl dan G2.
Jika adalah yang terpendek antara semua ruas garis penghubung
titik-titik
itu, maka
panjang ruas garis disebut jarak antara bangun Gl dan G2. Akibat dari pengertian
yang demikian maka
1.
Jarak antara titik P dan Q adalah
panjang ruas garis .
2.
Jarak antara titik P dan garis g
adalah panjang ruas garis penghubung P dengan proyeksi P pada garis g.
3.
Jarak antara titik P pada bidang K
adalah panjang ruas garis penghubung P dengan proyeksi titik P pada bidang K.
4.
Jarak antara garis g dengan bidang K
yang sejajar sama dengan jarak salah satu titik pada garis g terhadap bidang K.
5.
Jarak antara bidang K dan L yang
sejajar sama dengan jarak salah satu titik pada bidang K terhadap bidang L,
atau sebaliknya.
6.
Jarak antara garis g dan h yang bersilangan
adalah panjang ruas garis hubung yang memotong tegak lurus garis-garis g dan h.
(perhatikan cara menggambarnya).
(a)
|
(b)
|
(c)
|
|
Gambar 5.2
|
|||
(a)
|
(b)
|
||
(c)
|
(d)
|
||
Gambar 5.3
|
|||
Dua cara atau langkah untuk menentukan jarak antara dua garis a
dan b yang s bersilangan.
Cara I
1.
Membuat garis b1 sejajar b
yang memotong garis a.
2.
Membuat bidang H yang melalui a dan b1;
bidang H letaknya sejajar dengan garis b (mengapa ?).
3.
Memproyeksikan garis b pada
bidang H, menghasilkan garis b2 yang letaknya sejajar dengan b1 dan memotong garis a di titik A.
4.
Melalui titik A dibuat garis
g tegak lurus pada bidang H yang akan memotong garis b di titik B.
5.
Ruas garis merupakan ruas garis yang memotong tegak lurus a dan b; jadi adalah jarak antara garis a dan garis b yang bersilangan.
Bukti :
g ^ bidang
H......................
|
g ^ a.......... (i)
|
Jadi g ^ a dan
g ^ b
|
||||
a dan b2 pada bidang H......
|
g ^ b2
|
|||||
g ^ b2
|
g ^ b........................................ (ii)
|
|||||
b2
// b
|
||||||
Cara I
dapat dijelaskan dengan lukisan berikut:
Gambar 5.4
Cara II
1. Membuat sebuah
bidang yang memotong tegak lurus garis b dititik P, namakan bidang H.
2. memproyeksikan
garis a pada bidang H yang menghasilkan garis a,.
3. melalui titik P
pada bidang H dibuat garis yang memotong tegak lurus garis a1 dititik Q.
4. melalui titik Q
dibuat garis k tegak lurus bidang H, yang memotong garis a dititik A.
5. melalui titik A
dibuat garis 1 sejajar garis , yang akan memotong garis b dititik B.
6. Ruas garis AB
adalah ruas garis yang memotong tegak lurus garis -garis a dan b, jadi AB
adalah jarak antara dua garis bersilangan a dan b.
Bukti .
^ a1
|
^ bidang (a, a1)
|
^ a
|
Jadi ^ a
|
|||
^ k
|
a Pada bidang(a, a1)
|
//
|
||||
b ^
|
^ b
|
|||||
jadi memotong
tegak lurus garis a dan garis b.Cara II dapat dijelaskan dengan lukisan pada
Gambar 5.5 berikut
Latihan 5.
Buatlah gambar kubus
1.
a) Lukis dan hitunglah jarak antara A
dan C ?
b) Lukis
dan hitunglah jarak antara D dan G ?
2.
Lukis dan hitunglah jarak antara E dan
C jika ditempuh melewati bidang sisi kubus?
3.
a) Lukis dan hitunglah jarak antara A dan
C ?
b) Lukis
dan hitunglah jarak antara D dan G ?
4.
a) Lukis dan hitunglah jarak antara HG
dan ABFE ?
b) Lukis
dan hitunglah jarak antara FG dan BCHE?
5.
Lukis dan hitunglah jarak antara
bidang ABFE dan bidang DCHG ?
6.
Lukis dan hitunglah jarak antara
bidang AFH dan bidang BDG ?
7.
Lukis dan hitunglah jarak antara AB
dan FG ?
8.
Lukis dan hitunglah jarak antara AE
dan BD ?
9.
Lukis dan hitunglah jarak antara GH
dan FC
10. Dua buah garis 1 dan m bersilangan tegak lurus. Jarak antara kedua garis
itu adalah AB. A pada 1 dan B pada m, pada garis 1 dan m berturut-turut terletak
titik-titik C dan D, sehingga AC = 6 cm dan BD = 8 cm jika AB = 10 cm.
Hitunglah panjang .
BAB 6
SUDUT DALAM RUANG
1.
Sudut
antara dua buah garis yang bersilangan
Pengertian : Sudut antara
dua buah garis a dan b yang bersilangan ialah sudut yang diperoleh jika melalui
sembarang titik T ditarik garis a1 sejajar a dan garis b1 sejajar b.
Khususnya
jika sudut antara dua buah garis yang bersilangan adalah siku-siku, maka
dikatakan bahwa garis a dan b bersilangan tegak lurus, atau garis a menyilang
tegak lurus garis b.
2.
Sudut
antara garis dan bidang
Pengertian : Jika garis
a tidak tegak lurus pada bidang K, maka yang dimaksud sudut antara garis a dan
bidang K adalah sudut lancip yang dibentuk oleh garis a dan proyeksi garis a
pada bidang K.
Gambar 6.2
Pada gambar
a1 adalah proyeksi a pada bidang K, maka sudut antara garis a dan bidang K ditunjukkan oleh sudut lancip
yang berbentuk oleh a dan a1, jadi Ð (a, K) = Ð (a, a1 ).
3.
Sudut
antara dua buah bidang
Jika dua buah bidang
K dan L saling berpotongan sepanjang garis potong (K,L), maka sudut antara
bidang K dan L ditetapkan sebagai berikut Buatlah sebuah bidang yang tegak
lurus pada garis potong (K,L) misalnya melalui satu titik P pada garis (K,L).
Jika bidang itu dinamakan bidang M, maka bidang M itu disebut pula bidang
tumpuan.
Apabila bidang M memotong bidang-bidang K dan L berturut-turut
pada garis-garis (K,M) dan (L,M), maka sudut antara garis potong (K,M) dan
garis potong (L,M) disebut sudut antara bidang K dan bidang L.
Gambar 6.4
Jika sudut antara dua buah bidang siku-siku atau 900,
maka dikatakan kedua bidang itu saling tegak lurus. Pada gambar misalnya bidang
H tegak lurus bidang V, maka L (V, H) = 900. Sudut antara dua bidang
disebut juga sudut tumpuan, sedang
bidang yang memuat sudut tumpuan disebut bidang tumpuan.
Latihan 6.
Dalam kubus ABCD EFGH
1.
Sudut antara FD dan bidang BCGF
ditunjukkan oleh sudut DFC selanjutnya tunjukkan sudut antara
a.
BD dan bidang AEHD
b.
FD dan bidang ABCD
c.
DH dan bidang ACGE
2.
Berapakah besarnya sudut antara
a.
CG dan bidang ABCD
b.
GD dan bidang ABCD
c.
DH dan bidang ACGE
3.
Lukis besar sebenarnya sudut antara
diagonal ruang dan sisi kubus, misalnya antara DG dan bidang sisi BHDG.
4.
Tunjukkan dalam limas segi
empat beraturan T. ABCD sudut antara
a.
TA dan bidang alas
b.
TA dan bidang TBD
5.
Sebuah kerucut bidang alas
dan apotemanya sama panjangnya. Berapakah besarnya sudut yang dibentuk oleh
apotema dan bidang alasnya ?
6.
Dalam kubus ABCD EFGH,
tentukanlah besarnya sudut antara
a.
AB dan CG
b.
AB dan DE
c.
DC dan BE
d.
FC dan EA
e.
FG dan AD
7.
Dalam kubus ABCD EFGH berapakah
banyaknya rusuk yang tegak lurus pada CD !
8.
Dalam kubus ABCD EFGH. Tentukanlah 8
buah garis yang membentuk sudut 450 dengan EG?
9.
Dalam kubus ABCD EFGH, P adalah titik
pertengahan AB dan AB = 8 cm, tentukan
a.
Panjang
b.
Cos Ð (AD, HP)
c.
Tg Ð (EF, GP)
10. Dalam limas segi empat beraturan T. ABCD, AB = 4√2 dan AT = 8, M titik tengah
rusuk TC.
a.
Berapakah besarnya Ð (AT, BD)
b.
Tentukan Cos Ð (AT, DC)
11. Dalam suatu kubus ABCD EFGH, manakah sudut antara
a.
Bidang ADGF dan bidang BCGF
b.
Bidang ADHE dan bidang ABCD
c.
Bidang ABGH dan bidang ABCD
12. Dalam kubus ABCD EFGH, manakah diantara pernyataan pernyataan ini
yang benar
a.
Sudut antara ADGF dan EFGH adalah
sudut AFE
b.
Sudut antara ABGH dan ABCD adalah
sudut DEG
c.
Sudut antara CDEF dan ABGH besarnya 900
d.
Sudut antara ABCD dan ACGE besarnya 450
13. Dalam kubus ABCD EFGH, dilukis bidang ACGE dan BDG.
a.
Lukislah garis potong kedua bidang
itu.
b.
Manakah sudut antara BDG dan ABCD
c.
Manakah sudut antara BDG dan BDE ?
14. Dalam limas segiempat beraturan T. ABCD. T1 adalah
proyeksi puncak T pada alas ABCD.
a.
Tunjukkan sudut antara rusuk TA dan
bidang alas ABCD
b.
Tunjukkan sudut antara bidang sisi
tegak TBC dengan bidang alas ABCD.
15. Tiga rusuk yang bertemu dititik A di limas T.ABC saling tegal lurus. Jika
AB = AC = 4 √2 cm dan AD = 4 √3 cm.
Hitunglah
a.
Besar sudut antara BCT dan ABC
b.
Tangen sudut antara BCT dan ABT.
BAB 7
PRISMA
Bangun ruang yang
bentuknya dimiliki oleh banyak benda yang erat kaitannya dengan kehidupan
manusia adalah prisma.
Definisi : Prisma adalah bidang banyak yang dibatasi oleh
dua bidang sejajar dan beberapa buah bidang lain yang dua-dua saling
berpotongan menurut garis-garis yang sejajar. Bidang-bidang sejajar itu kemudian membentuk dua buah daerah
segi banyak yang kongruen yang dinamakan masing-masing bidang alas dan bidang
atas. Garis-garis sejajar itu disebut rusuk tegak; dan pada umumnya rusuk tegak tidak tegak lurus
pada bidang alas. Bidang batas yang selain bidang alas dan bidang atas disebut bidang sisi tegak; yang pada
umumnya berupa daerah jajargenjang. Jarak antara bidang alas dan bidang atas
disebut tinggi prisma.
Gambar 7.1
Irisan prisma dengan sebuah bidang yang memotong semua rusuk
tegak dan letaknya tegak lurus pada rusuk tegak, disebut irisan tegak lurus atau irisan
siku-siku (pada gambar PQRS). Prisma yang bidang alasnya sebuah segi-n
disebut prisma bersisi-n atau
prisma segi -n.
Prisma
yang Memiliki Sifat Khusus
Prisma tegak adalah prisma yang rusuk tegaknya tegak lurus
pada bidang alas.
Dengan
demikian maka pada sebuah prisma-tegak : sisi-sisi tegaknya berupa daerah
persegi panjang; bidang alas dan bidang atasnya merupakan juga irisan
siku-sikunya; sedang tinggi prisma dapat diwakili oleh panjang salah satu rusuk
tegaknya.
Prisma yang tidak
tegak disebut prisma miring.
Prisma-beraturan atau prisma-teratur; adalah prisma tegak
yang bidang alasnya berupa segi banyak-beraturan.
Pada
prisma beraturan ruas garis yang menghubungkan titik-titik pusat bidang alas
dan bidang atas disebut sumbu dari prisma beraturan itu. Pada gambar dibawah
ini adalah prisma segi-3 beraturan ABCDEF. Z1 dan Z2
adalah titik- titik pusat bidang alas dan bidang atas; maka Z1Z2
disebut sumbuprisma ABCDEF.
Paralelepipedum
adalah
prisma yang bidang alasnya berbentuk jajargenjang.
Jadi sebuah paralelepipedum pada umumnya
dibatasi oleh enam daerah jajargenjang dan sebuah paralel epipedum tegak
dibatasi oleh dua buah daerah jajargenjang dan empat buah daerah
persegipanjang. Dengan pengertianpengertian diatas kita dapat memberikan
definisi untuk balok dan kubus.
Prisma terpancung : Jika sebuah bidang
yang tidak sejajar bidang alas suatu prisma memotong semua rusuk prisma itu,
maka prisma tersebut terbagi menjadi dua bagian yang masing- masing disebut
prisma terpancung.
Prisma
terpancung dapat juga didefinisikan sebagai bidang banyak yang dibatasi oleh
dua bidang yang tidak sejajar dan
beberapa bidang lain yang berpotongan menurut garis-garis sejajar.
Simetri pada prisma
Pada
beberapa jenis prisma kita dapatkan sifat khusus yang disebut simetri. Kita
mengenal dua macam simetri yang dapat dimiliki oleh benda ruang, yaitu simetri cermin dan simetri putar.
1. Simetri cermin
Definisi : sebuah
bangun dikatakan memiliki simetri cermin jika bangun itu dapat dibagi dua oleh
bidang tertentu sehingga bagian yang satu merupakan bayangan cermin dari bagian
yang lain terhadap bidang tersebut. Bidang pembagi tadi, yang berperan
seolah-olah sebagai sebuah cermin, selanjutnya disebut bidang simetri. Kedua bagian itu dikatakan letaknya simetris terhadap bidang simetrinya.
Untuk
menunjukkan adanya simetri cermin pada prisma tertentu, paling baik jika
ditinjau sebuah kubus.
Pada
sebuah kubus kita temukan dua macam bidang simetri, yaitu
1.
Bidang simetri yang melalui
pertengahan rusuk-rusuk sejajar, yang disebut juga bidang paralel tengah.
(Gambar 7.6.a)
2.
Bidang diagonal, yaitu bidang yang
melalui dua rusuk yang berhadapan. (Gambar 7.6.b)
3. Simetri Putar
Kita pikirkan bahwa
sebuah benda menempati tepat bagian ruang tertentu yang selanjutnya dapat kita
sebut sebagai "tempat" benda itu.
Definisi : Jika pada sebuah bangun dapat
ditetapkan suatu garis tertentu, sehingga dengan memutar sejauh satu putaran
penuh mengelilingi garis tersebut bangun itu dapat menempati kembali tempatnya
sebanyak n kali, maka dikatakan bahwa bangun itu mempunyai simetri putar
tingkat n. (n -> 2)
Garis itu disebut
sumbu simetri putar, atau seringkali cukup hanya disebut sumbu simetri.
Pada
sebuah kubus dapat kita temukan beberapa jenis simetri putar, dengan
memperhatikan garis-garis tertentu yang dapat merupakan sumbu simetri, yaitu
1.
Garis a, yang menghubungkan titik
pusat dua bidang sisi yang berhadapan, merupakan sumbu simetri untuk simetri
putar tingkat empat; sebab jika kubus diputar sejauh satu putaran penuh
mengelilingi garis a itu, akan menempati tempatnya kembali sebanyak 4 kali.
(Gambar 7.7.a) Berapa buah sumbu simetri tingkat-4 terdapat pada sebuah kubus?
2.
Garis b, yang menghubungkan
pertengahan dua rusuk yang berhadapan, temyata merupakan sumbu simetri putar
tingkat dua. (Gambar 7.7.b) Berapa buah sumbu simetri tingkat 2 terdapat pada
sebuah kubus ?
3.
garis c, yang menghubungkan dua buah
titik sudut yang berhadapan dapat ditunjukkan merupakan sumbu simetri putar
tingkat tiga. Berapa buah sumbu simetri tingkat-3 dapat diketemukan pada sebuah
kubus ? (Gambar 7.7.c)
Dapatkah
ditemukan sumbu simetri yang lain pada kubus ?
Simetri putar
dapat ditunjukkan dengan menggunakan alat peraga berupa model rongga dari benda
itu dan sepotong kawat yang dapat ditunukkan pada letak tertentu dari model
bangun itu.
Volum Prisma
Pengertian
tentang volum sebuah bangun atau benda telah dibicarakan di sekolah menengah.
Volum sebuah prisma dapat ditentukan dengan memperhatikan
ketentuan yang diketahui dan dengan menggunakan dalil-dalil tentang volum
prisma.
1.
Volum prisma sama dengan hasil kali
luas bidang alas dan tinggi.
2.
Volum sebuah prisma, baik prisma biasa
atau prisma terpancung, bersisi tiga sama dengan basil kali luas irisan
siku-siku dan sepertiga jumlah pangang rusuk-rusuk tegaknya.
3.
Volum sebarang prisma sama dengan
hasil kali luas irisan siku-sikunya dan panjang sebuah rusuk tegak.
Jika ABCD EFGH
prisma sembarang, maka
V = Luas ABCD ´ ,
V = L alas ´ t
|
|
Jika ABC DEF prisma
bersisi tiga biasa atau terpancung, maka:
V = Luas PQR ´ ⅓ (AD + BE + CF)
V = L irisan siku-siku ´ ⅓ jumlah panjang rusuk-rusuk tegak.
|
|
Jika PQRS TUVW
sebuah prisma sembarang, dengan KLMN sebagai salah satu irisan siku-sikunya,
maka
V = Luas KLMN ´ PT
V = L irisan siku-siku ´ panjang sebuah rusuk tegak.
|
Latihan 7
1. Gambarlah sebuah prisma segiempat beraturan ABCD EFGH, dengan rusuk alas 4
cm dan rusuk tegaknya 6 cm. Kemudian uraikan sifat-sifat simetri yang dimiliki
bangun itu dengan menyebutkan bidang-bidang simetri dan sumbu-sumbu simetrinya.
2. Selidikilah sifat simetri yang dimiliki oleh sebuah balok dengan ukuran 6
cm ´ 5 cm ´ 3 cm.
3. Jelaskan semua sifat simetri yang terdapat pada sebuah prisma segienam
beraturan!
4. Hitunglah luas seluruh bidang sisi dari sebuah segienam beraturan yang rusuk
alas dan tingginya masing-masing 6 dm.
5. Panjang rusuk alas suatu prisma tegak bersisi tiga adalah 14 cm, 13 cm dan
15 cm, sedang jumlah panjang semua rusuk tegaknya 20 cm. Hitunglah volum prisma
itu.
6. Bidang alas sebuah prisma miring adalah sebuah segitiga sama sisi dengan
sisi = a cm, panjang sebuah rusuk tegaknya = b cm. Jika rusuk tegak Ietaknya 450
terhadap bidang alas, hitunglah volum prisma itu.
7.
Hitunglah volum sebuah paralel
epipedum yang panjang setiap rusuknya p cm, sedang
rusuk-rusuk utamanya disalah satu titik sudutnya saling membentuk sudut 600.
8. Volum sebuah prisma bersisi-tiga adalah 8,7 liter, sedang panjang semua
rusuk tegaknya 8,7 dm. Hitunglah luas irisan siku-sikunya.
9. Tinggi sebuah ruangan yang memiliki bentuk balok adalah 2 meter lebih
pendek dari lebarnya dan 4 meter lebih pendek dari panjangnya. Jika jumlah luas
langit-langit, lantai dan dinding adalah 856m2, tentukan ukuran
ruangan itu.
10. Dalam sebuah prisma segitiga terpancung, volumnya sama dengan hasil kali
luas irisan siku-siku dan panjang ruas garis yang menghubungkan titik
berat-titik berat bidang alas dan bidang atasnya. Buktikan!
BAB 8
LIMAS
Definisi : Limas adalah bidang
banyak yang dibatasi oleh sebuah daerah segibanyak dan daerah-daerah segitiga
yang alasnya berimpit dengan sisi- sisi segibanyak itu, sedang titik titik
puncaknya berimpit disebuah titik yang letaknya diluar daerah segibanyak itu.
Daerah
segibanyak itu disebut bidang alas, daerah-daerah segitiga itu disebut
sisi-sisi tegak, titik sudut persekutuannya disebut titik puncak, sedang rusuk-rusuk
yang melalui puncak disebut rusuk tegak dan jarak dari puncak ke bidang alas
disebut tinggi limas.
Limas
yang alasnya merupakan daerah segi-n disebut limas bersisi-n atau limas segi-n.
Limas dengan puncak T dan alasnya daerah segibanyak ABCD dinyatakan dengan
T.ABCD. Limas beraturan adalah limas yang alasnya berupa daeah segibanyak
beraturan dan proyeksi puncak pada bidang alas berimpit dengan titik pusat
bidang alasnya. Dengan demikian bidang alas limas segitiga beraturan adalah
sebuah daerah segitiga samasisi, sedang alas sebuah limas segiempat beraturan
merupakan sebuah daerah persegi. Pada limas beraturan garis tinggi dari puncak
pada sebuah sisi-tegaknya disebut Apotema.
Khusus limas segitiga, seringkali disebut juga bidang-empat karena dibatasi
oleh empat buah sisi yang masing-masing berupa segitiga. Bidang empat yang
semua rusuknya sama panjang disebut juga bidang
empat beraturan.
Jika
dalam sebuah bidang empat setiap dua rusuk yang berhadapan saling menyilang
tegak lurus maka bidang empat itu disebut bidang empat orthogonal.
Limas terpancung : jika sebuah bidang
yang sejajar bidang alas memotong semua rusuk tegak sebuah limas, sehingga
limas itu terbagi menjadi dua bagian, maka bagian limas yang terletak antara
bidang alas limas dan bidang disebut Limas terpancung
Dengan
demikian sebuah limas terpancung pada umumnya dibatasi oleh dua daerah segi
banyak yang sejajar dan bentuknya sebangun, serta beberapa daerah trapesium.
Bidang sejajar itu disebut bidang atas dan jaraknya ke bidang alas disebut
tinggi limas terpancung. Pada gambar bidang PQRS sejajar bidang alas ABCD, maka ABCD PQRS merupakan sebuah limas terpancung
dengan ABCD sebagai alas dan PQRS sebagai bidang atas, MN adalah tinggi limas
terpancung. Perhatikanlah bahwa untuk melukis sebuah limas terpancung sebaiknya
kita lukis limasnya secara keseluruhan terlebih dahulu dengan garis tipis.
Bidang Empat
Beberapa hal penting
tentang bidang empat adalah:
Ruas garis yang
menghubungkan sebuah titik sudut dan titik berat sisi didepannya disebut Garis berat bidang empat.
|
|||
Ruas garis yang
menghubungkan pertengahan dua rusuk yang berhadapan disebut bimedian dari
bidang empat.
|
|||
Jika dalam sebuah
bidang empat setiap dua rusuk yang berhadapan saling menyilang
tegak lurus maka bidang empat itu disebut bidang empat orthogonal.
Bidang yang melalui
sebuah rusuk dan pertengahan rusuk didepannya disebut bidang berat.
|
|||
Jika AB ^ CD, BC ^ AD dan
AC ^ BD, maka ABCD bidang empat
orthogonal.
Sifat
1.
Keempat garis berat dalam sebuah
bidang empat berpotongan disebut titik yang membagi garis berat itu atas
bagian-bagian yang panjangnya berbanding 1 : 3. Titik potong itu disebut titik berat bidang empat.
2.
Ketiga bimedian sebuah bidang empat
berpotongan disebuah titik yang saling membagi dua sama panjang.
Simetri pada Limas
Seperti
halnya pada prisma, maka pada limas-limas tertentu kita temukan sifat simetri,
baik simetri cermin maupun simetri putar. Sifat simetri tersebut dapat diamati
dengan menggunakan bentuk alat peraga yang serupa dengan peragaan sifat simetri
pada prisma.
Misalnya
pada limas segiempat beraturan kita ketemukan
Ø Simetri cermin dengan 4 buah bidang simetri. (tunjukkan mana saja bidang
simetrinya).
Ø Simetri putar tingkat-4 dengan sebuah sumbu simetri. (Terangkan manakah
sumbu simetrinya).
|
Luas Permukaan Limas
Dengan
memperhatikan fakta-fakta keruangan pada limas, dapat kita tentukan luas
permukaan limas yang telah diketahui ukurannya. Di bawah ini sifat-sifat yang
dapat dibuktikan kebenarannya:
1.
Luas seluruh sisi tegak sebuah limas beraturan sama
dengan setengah hasilkali apotema dan keliling bidang alas.
2.
Luas seluruh sisi tegak sebuah limas beraturan
terpancung sama dengan setengah hasil kali apotema dengan jumlah keliling
bidang alas dan bidang atasnya.
Volum
Limas
Dengan memandang sebuah kubus terdiri atas tiga buah limas
tertentu yang kongruen dapat dibuktikan rumus volum untuk limas.
Volum
limas T.ABCD
= ⅓ Luas
ABCD ´ TT1
= ⅓ Luas
ABCD ´ Tinggi
V limas
= ⅓ Luas ABCD ´ Tinggi
|
|
Bagaimana
pembuktiannya ?
Dengan rumus volum
limas kemudian dapat diturunkan rumus untuk volum limas terpancung.
|
|
Jika
dalam sebuah limas terpancung.
Luas bidang atas =
a satuan luas
Luas bidang alas =
b satuan luas
Dan tinggi = t
satuan panjang.
Dengan satuan-satuan
panjang dan luas yang bersesuaian maka:
V limas terpancung =
|
Latihan 8
1.
Dalam sebuah bidang empat.
a.
Berapakah banyaknya garis berat ?
b.
Berapakah banyaknya bidang berat ?
c.
Berapakah banyaknya garis berat yang
terdapat dalam sebuah bidang berat?
2.
Buktikan bahwa jika dalam bidang empat
ABCD, rusuk-rusuk yang bertemu pada titik sudut A saling tegak lurus, maka
bidang empat itu orthogonal.
3.
Selidikilah sifat simetri yang
terdapat pada
a.
Limas segilima beraturan
b.
Limas segitiga beraturan
c.
Bidang empat beraturan
4.
Dalam kubus ABCD EFGH
a.
Buktikan bahwa BDFG sebuah bidang
empat beraturan
b.
Buktikan bahwa BEFG sebuah bidangempat
orthogonal
c.
Hitunglah luas permukaan dan volum
dari bidang empat BDEG tersebut, jika rusuk kubus 8 cm.
5.
Diketahui limas segi-4
beraturan T.ABCD dengan rusuk alas 6 cm dan sudut antara sisi tegak dan bidang
alas 600. Hitunglah luas seluruh bidang sisi dan volum dari limas
tersebut.
6.
Hitunglah volum sebuah
bidang empat beraturan yang rusuknya 12 cm.
7.
Pada sebuah limas segitiga
beraturan T.ABC diketahui bahwa TA = 4a cm dan AB = 2a cm. Hitunglah volum
limas tersebut.
8.
Tinggi sebuah limas
terpancung 6 cm; luas bidang alasnya 9 dm2. Jika volum dari limas terpancung
itu 3 liter, hitunglah luas bidang atasnya.
9.
Diketahui sebuah limas beraturan
berisi 4 T.ABCD dengan AB = 6 cm dan tinggi 9 cm. Titik P terletak pada rusuk
tegak TA sehingga PT = ½ PA. Kemudian melalui P dibuat sebuah bidang sejajar
bidang alas ABCD yang memotong rusuk-rusuk TB,TC dan TD berturut-turut dititik
Q, R dan S. Tentukan volum benda ABCD PQRS.
10. Gambarlah sebuah limas sembarang; kemudian dibuat bidang yang sejajar
bidang alas yang memotong garis tinggi limas itu atas tiga bagian yang sama panjang
dan memotong limas itu atas tiga bagian. Tentukan perbandingan antara volum
-volum ketiga bagian limas yang terjadi itu.
BAB 9
IRISAN BIDANG DAN BANGUN RUANG
Dalam uraian ini dibicarakan bagaimana menentukan atau melukis
irisan antara sebuah bidang datar tertentu dengan sebuah bangun ruang yang
diketahui.
Karena bangun-bangun geometri merupakan
himpunan titik-titik tertentu, maka irisan sebuah bidang dan sebuah bangun
ruang merupakan himpunan semua titik persekutuan antara bidang dan bangun ruang
tersebut.
Irisan bidang dengan sebuah bangun ruang pada
umumnya berupa sebuah daerah bangun datar. Jika bangun ruang yang dimaksud
berupa prisma atau limas, maka irisannya pada umumnya berupa sebuah daerah
segibanyak. Dengan demikian dalam melukis irisan bidang dengan prisma atau
limas dilakukan dengan melukis ruas garis-ruas garis yang merupakan sisi-sisi
dari daerah segi banyak atau irisan yang dimaksud.
Dalam menentukan perpotongan antara bangun-bangun
ruang, khususnya dalam menentukan irisan antara sebuah bidang dan sebuah prisma
atau limas, kita menggunakan beberapa postulat (aksioma) dan teorema (dalil), terutama aksioma dan dalil-dalil berikut
Aksioma 1 : Melalui dua titik yang berlainan ada tepat
satu garis.
Aksioma diatas dapat
juga dikatakan dengan
i.
Dua buah titik yang berlainan
menentukan sebuah garis
ii.
Jika dua garis bersekutu dua titiknya,
pasti kedua garis itu berimpit.
Aksioma 2 : Melalui tiga buah titik paling sedikit dapat
dibuat sebuah bidang.
Aksioma 3 : Jika dua titik dari sebuah garis terletak pada
sebuah bidang, pasti seluruh garis itu terletak pada bidang tersebut. (hanya
berlaku untuk bidang datar ).
Aksioma 4 : Jika dua bidang bersekutu. sebuah titik, pasti
kedua bidang itu bersekutu pada sebuah garis yang melalui titik itu.
Dari
aksioma-aksioma diatas dapat ditunuikan dalil-dalil berikut
Dalil 1 : Melalui tiga titik yang tidak segaris ada
tepat sebuah bidang.
Dalil 2 : Melalui sebuah garis dan sebuah titik diluamya
ada tepat sebuah bidang.
Dalil 3 : Melalui dua garis yang berpotongan ada tepat
sebuah bidang
Dalil 4 : Melalui dua garis sejajar ada tepat sebuah bidang
Dalil 5 : Empat buah titik belum tentu terletak pada
sebuah bidang.
Dalil 6a : Jika tiga bidang dua-dua berpotongan sehingga
menghasilkan tiga garis perpotongan dan jika dua diantara tiga garis itu
berpotongan dititik T, maka garis perpotongan yang ketiga juga melalui titik T
(Gambar 9.1.a)
Dalil 6b : Jika tiga bidang dua-dua berpotongan sehingga
menghasilkan tiga garis perpotongan dan jika dua diantara tiga garis itu
sejajar, maka garis perpotongan yang ketiga juga akan sejajar dengan kedua
garis perpotongan yang pertama. (gambar 9.1 b ).
Akibat Dalil 6b: Jika melalui dua garis sejajar masing-masing dibuat dua buah bidang
yang saling berpotongan, maka garis perpotongannya pasti sejajar dengan kedua
garis yang pertama.
Dengan beberapa aksioma dan dalil diatas kita
dapat membekali siswa dalam memecahkan persoalan-persoalan lukisan dalam ruang,
khususnya lukisan irisan bidang dengan bangun ruang
Dalam melukis irisan (yang pada umumnya
berupa daerah segi banyak), kita berusaha melukis sisi-sisi dari segi banyak
itu. Sedang sisi-sisi dari segi banyak itu masing -masing ditentukan oleh titik-titik
sudutnya. Adapun titik-titik sudut itu pada hakekatnya adalah titik potong
bidang itu dengan rusuk-rusuk tertentu dari bangun ruang yang dimaksud.
Hal ini berarti bahwa "melukis titik
potong sebuah garis dan sebuah bidang" merupakan langkah yang harus
dipahami dan dikuasai dalam melukis irisan sebuah bidang dengan sebuah bangun
ruang.
Berikut ditunjukkan pedoman tentang bagaimana langkah
menentukan titik potong garis dan bidang, serta langkah menentukan garis potong
dua buah bidang.
Menentukan titik potong garis dan bidang.
Untuk menentukan
titik potong garis g dan bidang K prosedumya sebagai berikut
i.
Melukis sembarang bidang L melalui garis
g.
ii.
Melukis garis potong antara bidang K
dan L, yaitu garis (K, L).
iii.
Titik potong garis g dan bidang K
adalah titik potong antara garis g dan garis (K, L).
|
Menentukan garis potong dua bidang
Untuk
menentukan garis perpotongan dua bidang dilakukan dengan
Mencari dua titik persekutuannya;
kemudian menghubungkannya, – atau
Mencari satu titik persekutuannya dan arah
dari garis perpotongan itu.
Disamping dalil-dalil diatas, dalil berikut seringkali dapat
membantu dalam menentukan irisan sebuah bidang dan sebuah bangun ruang.
Dalil 7 : Jika sebuah bidang memotong dua buah
bidang yang sejajar, maka kedua garis potongnya sejajar. (Gambar 9.3).
Sebelum membicarakan irisan bidang dengan bangun ruang sebaiknya
dilatih dan dikembangkan lebih dulu pemahaman dan ketrampilan siswa dalam menentukan
titik potong garis dan bidang, menentukan perpotongan dua bidang, menjelaskan
kedudukau dua garis dalam ruang yang diketahui gambarnya.
Setiap langkah dalam jawab yang diberikan siswa harus
dijelaskan alasannya. Siswa harus dibiasakan bertanya dalam dirinya sendiri “mengapa”,
dalam setiap langkahnya, serta harus dapat memastikan jawabnya.
Dengan latihan soal-soal berikut diharapkan dapat
mengembangkan daya tanggap ruang serta pemahaman siswa tentang aksioma maupun
dalil -dalil tentang keruangan.
Latihan 9.1
1.
|
Diketahui:
Titik A pada bidang
H
Titik B dan C pada
bidang V
Lukis :
garis potong bidang
H dan V dengan bidang yang melaui A, B dan C
|
|
2.
|
Diketahui:
Garis a dan b sejajar
Lukis:
titik potong garis
b dengan bidang H
|
|
3.
|
Diketahui
Garis-garis a dan b
yang masing-masing memotong bidang H dan V seperti pada gambar
Selidiki:
Dengan menggunakan
lukisan, apakah a dan b berpotongan.
|
|
4.
|
Diketahui
Titik P pada rusuk AD
Titik Q pada perluasan bidang ABC
Lukis:
Titik potong garis PQ dengan bidang
DBC
|
|
5.
|
Diketahui:
Limas T.ABCD
Lukis:
a. Perpotongan bidang TAB dan TCD
b. Perpotongan bidang TBC dan TAD c. Perpotongan bidang TAC dan TBD
|
Setelah
diberikan pemahaman melalui soal-soal lukisan seperti diatas, pembicaraan dapat
dilanjutkan dengan melukis irisan bidang dengan bangun ruang.
Salah
satu cara untuk melukis irisan sebuah bidang dengan sebuah bangun ruang adalah
dengan menggunakan garis afmitet atau sumbu afmitet.
Untuk
mengenalkan pengertian sumbu afinitet dapat ditinjau sebuah limas segitiga ABCD
dengan tiga buah titik P,Q dan R yang masing-masing terletak pada rusuk-rusuk
tegak AD,BD dan CD.
i. Bimbinglah
siswa untuk berturut-turut:
Melukis secara cermat titik-titik
potong dari PQ dan AB, QR dan TC, PR dan TC,
ii.
Memeriksa apakah ketiga titik potong itu terletak
pada sebuah garis.
|
iii.
Dapat menjelaskan bahwa ketiga titik itu bukan secara
kebetulan terletak pada sebuah baris.
Kemudian guru memperkenalkan garis itu sebagai garis afinitet atau sumbu afinitet, yang
selanjutnya akan sering digunakan dalam menentukan atau melukis irisan sebuah
bidang dengan sebuah bangun ruang.
Setelah pengertian sumbu afinitet dipahami, kemudian diberikan
contoh penggunaannya; misalnya dalam melukis irisan sebuah bidang dengan sebuah
prisma segi-empat berikut
Diketahui
prisma segiempat ARM EFGH; titik P,Q dan R berturut-turut terletak pada rusuk
tegak AE,BF dan CG
Lukislah
irisan antara bidang yang melalui titik-titik P, Q dan R dengan prisma
tersebut; melalui 3 cara
Dengan menggunakan sumbu afinitet
Dengan menggunakan perpotongan kedua
bidang diagonal
Dengan menggunakan garis perpotongan
dua sisi.
|
Untuk setiap langkah bimbinglah siswa agar menjelaskan
alasannya, yaitu dengan menyebutkan alasannya, yaitu dengan menyebutkan aksioma
atau dalil yang memberikan dasar atau pembenaran akan langkah yang ditempuh
itu.
Latihan 9.2
1.
|
Jika P pada bidang
sisi ABED dan Q pada bidang sisi BCFE, lukislah titik potong PQ dengan bidang sisi yang lain atau
perluasannya.
|
|
2.
|
Diketahui limas segiempat T.ABCD
dengan bidang alas ABCD berupa trapesium dengan AD // BC Lukislah garis
potong antara bidangbidang sisi TBC dan TAD
|
|
3.
|
Pada limas
segiempat P.QRST, titik K terletak pada rusuk PQ, titik L dan M masing-masing
terletak pada sisi PRS dan PST.
Lukis irisan bidang yang melalui K,L dan M
dengan limas.
Dapatkah digunakan
bidang diagonal untuk melukis irisan tersebut
|
|
4.
|
Dalam prisma ABCD
EFGH; titik P,Q dan R berturut-turut terletak pada sisi-sisi ABFE, CDHG dan
sisi EFGH. Lukislah irisan prisma itu dengan bidang yang melalui P,Q dan R.
|
5. Dalam kubus ,titik-titik P,Q dan R berturut-turut adalah pertengahan rusuk-rusuk
AB, CG dan GH. Lukislah irisan bidang yang melalui P,Q dan R dengan kubus itu.
BAB
TABUNG
Diantara bangun ruang yang sebagian bidang sisinya berupa
bidang lengkung adalah tabung. Dalam mendefinisikan tabung, kita menggunakan
pengertian bidang tabung.
Ada
beberapa definisi untuk bidang tabung ; a.1:
1.
Bidang tabung adalah himpunan semua
garis p yang sejajar dengan sebuah garis s dan mempunyai jarak tetap r terhadap
s. (Dalam hubungan ini s disebut sumbu bidang tabung, p disebut garis pelukis
dan r jari-jari bidang tabung)
2.
Bidang tabung adalah himpunan semua
titik P yang mempunyai jarak tetap r terhadap sebuah garis s.
Dari
definisi tentang bidang tabung maka tabung kemudian didefinisikan sbb Tabung adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh sebuah bidang tabung dan dua buah bidang datar yang masing-masing
tegak lurus pada sumbu bidang tabung. Dalam hubungan ini maka kedua bidang itu
masing-masing disebut bidang alas dan bidang atas dari tabung.
Jarak antara bidang
atas dan bidang atas tabung disebut tinggi dari tabung itu.
Tabung dapat juga dipikirkan sebagai sebagai
sebuah prisma beraturan yang banyaknya sisi digandakan terus menerus sehingga
menjadi tak terhingga banyaknya.
Bidang
Singgung pada bidang tabung
Pada gambar dibawah
ini titik A merupakan pusat lingkaran alas dari tabung. Kita buat garis
singgung p pada alas tabung itu dengan D sebagai titik singgung. Dibuat garis
pelukis DE, maka bidang yang melalui p dan DE disebut bidang singgung pada
bidang tabung.
Jika dalam bidang singgung pada bidang tabung itu.kita lukis
garis g yang tidak sejajar dengan garis pelukis, maka garis g itu akan memotong
garis pelukis DE disebuah titik P yang merupakan titik persekutuan dari garis g
dan bidang tabung. Dalam hal ini maka garis g dikatakan menyinggung bidang
tabung dititik P. Garis g juga merupakan garis yang menyilang sumbu tabung pada
jarak tetap, yaitu r.
Karena bidang singgung L melalui garis pelukis yang letaknya
selalu sejajar dengan sumbu tabung,
maka akibatnya bahwa setiap bidang singgung pada bidang tabung letaknya pasti sejajar dengan sumbu tabung.
Dari pembicaraan diatas dapatlah disimpulkan bahwa:
Semua garis yang
menyilang sebuah garis s dengan jarak tetap (= r), terletak pada sebuah bidang
yang menyinggung bidang tabung dengan s sebagai sumbu dan r sebagai jari-jarinya.
Setiap bidang yang
sejajar dengan sebuah garis s mempunyai jarak tetap (r) terhadap s, menyinggung
bidang tabung dengan s sebagai sumbu dan r sebagai jari-jarinya.
Volum
Tabung
Untuk
menentukan volum tabung, maka tabung kita pandang sebagai bangun yang terjadi
dari sebuah prisma beraturan yang banyaknya sisi tak berhingga, sehingga
keliling dari luas bidang alasnya sangat mendekati keliling dan luas sebuah
lingkaran, sedang tinggi prisma itu menjadi tinggi dari tabung tersebut.
Dengan perkataan lain:
Volum
sebuah silinder sama dengan limit volum prisma beraturan yang banyaknya sisi
bertambah menjadi tak berhingga.
Jika r adalah jari-jari bidang alas tabung dan t adalah tinggi
tabung, maka:
Luas bidang lengkung tabung
Jika sebuah model rongga dari sebuah tabung yang terbuat dari kertas atau
karton kita potong sepanjang salah satu garis pelukis dan keliling bidang alas
dan bidang atasnya; kemudian kita buka sehingga terletak bersama-sama pada
sebuah bidang datar maka kita peroleh jaring jaring dari tabung yang terdiri
atas sebuah daerah persegipanjang dan dua daerah lingkaran yang kongruen.
Daerah persegipanjang
itu panjangnya sama dengan keliling lingkaran alas/atas dari tabung, sedang
lebamya sama dengan tinggi tabung.
Dengan demikian jika
r jari-jari tabung dan t adalah tinggi tabung maka
Luas bidang lengkung tabung : L = 2p t
Luas seluruh bidang sisi tabung : L = 2p +2p r 2
= 2p r(r + t)
Latihan 10.
1. Diketahui sebuah daerah persegi panjang ABCD dengan AB = 8 cm dan BC = 6
cm. Jika daerah persegi panjang itu berturut turut diputar dengan BC dan AB
sebagai sumbu putaran; tentukan perbandingan volum kedua benda putaran yang
terjadi.
2. Dari sebuah tabung diketahui bahwa volumnya = a cm3, sedang
tinggi dan jari-jarinya berbanding sebagai m : n. Hitunglah luas seluruh bidang
sisi tabung itu.
3. Pada gambar dibawah ini diketahui bidang K,L dan M yang saling tegak lurus
dan sebuah tabung yang alasnya pada bidang M. titik P terletak pada bidang K,
sedang titik Q pada bidang M. Jika garis g diketahui terletak pada bidang L,
maka:
a.
Selidikilah letak garis a, yang
dibuat melalui titik-titik P dan Q terhadap bidang tabung itu. Jika memotong
tentukanlah titik potongnya dan jika menyinggung, tentukan titik singgungnya.
b.
Tentukan tempat kedudukan
garis-garis yang melalui titik Q dan menyinggung bidang tabung.
c.
Gambarlah garis X yang melalui Q,
yang menyinggung bidang tabung dan memotong garis g.
|
4. Ditentukan
sebuah persegi panjang ABCD. Sebuah garis g letaknya sejajar BC, terletak pada
bidang yang melalui ABCD (perluasan daerah persegi panjang ABCD). Garis g itu
berjarak d terhadap BC. Kemudian daerah ABCD diputar sekeliling garis g
sehingga terjadi benda putaran yang disebut cincin. Buktikan bahwa volum cincin
itu sama dengan hasil perbanyakan luas daerah ABCD dan keliling lingkaran yang terjadi
oleh perputaran titik potong kedua diagonal persegi panjang ABCD.
5.
Diketahui titik P yang tidak terletak di luar sebuah
garis b yang ditentukan. Uraikan bagaimana melukis bidang K yang melalui titik
P, yang sejajar dengan garis b dan berjarak d terhadap garis b.
6. Ditentukan titik
T, garis a dan bidang L. Bagaimana melukis garis g yang melalui T, garis a dan
bidang L. Bagaimana melukis garis g yang melalui T, menyilang garis a
pada jarak d dan yang harus sejajar bidang L.
7. Bagaimana cara
melukis sebuah garis X yang melalui sebuah titik P dan yang menyilang tegak
lurus sebuah garis m pada jarak 6 cm?
8. Luas selimut
sebuah tabung adalah 60 p cm2, sedang volumnya 150
g cm3. Tentukan tinggi tabung dan gambarlah jaring jaring tabung
tersebut.
9. Tinggi suatu
prisma beraturan bersisi tiga sama dengan 10 cm sedang sisi alasnya 6 cm.
Hitung Luas bidang lengkung tabung dan volum "tabung dalam" dan
"tabung -luar" dari prisma tersebut.
10.
Jari-jari sebuah tabung adalah dua kali jari-jari dari
tabung kedua. Jika kedua tabung itu volumnya sama, tentukan perbandingan tinggi
kedua tabung itu.
BAB 11
KERUCUT
Seperti halnya pada tabung, maka untuk mendefinisikan kerucut
kita menggunakan pengertian bidang
kerucut.
Ada
beberapa definisi untuk bidang kerucut dan kita dapat memperhatikan salah satu,
yaitu:
Bidang
kerucut adalah himpunan semua garis yang memotong sebuah garis s disebelah
titik P dan yang membentuk sudut a dengan garis s.
Dalam hubungan ini kemudian P disebut puncak, s disebut sumbu
dan a sebagai setengah sudut puncak; sedang garis-garis yang membentuk bidang
kerucut itu masing-masing disebut garis pelukis dari bidang kerucut. (pada
gambar garis-garis g1, g2, g3 dan seterusnya).
Dari
defumisi tentang bidang kerucut diatas maka kerucut kemudian didefinisikan
sebagai berikut:
Kerucut
adalah bangun ruang yang dibatasi oleh bidang kerucut dan sebuah bidang yang
tegak lurus pada sumbu bidang kerucut.
Bidang
tersebut memotong bidang kerucut menurut sebuah lingkaran yang selanjutnya
disebut bidang alas kerucut. Jarak dari puncak sampai bidang alas disebut
tinggi dari kerucut.
Ruas garis yang menghubungkan titik puncak dan sebuah titik
pada lingkaran alas disebut garispelukis dan jika yang diperhatikan panjangnya,
maka disebut apotema.
Dalam pada itu kerucut dapat juga didefinisikan secara lain,
yang lebih ditinjau dari kejadiannya, yaitu
§ Kerucut adalah bangun yang terjadi dari sebuah daerah segitiga siku-siku
yang diputar mengelilingi salah satu sisi siku-sikunya.
§ Kerucut adalah bangun yang terjadi jika sebuah limas beraturan banyaknya
sisi diperbanyak sampai tak berhingga.
Bidang Singgung pada Bidang Kerucut
Bidang singgung pada
bidang kerucut adalah bidang yang melalui puncak kerucut dan yang dengan bidang
kerucut hanya bersekutu tepat sebuah garis pelukis
Pada
gambar bidang W adalah bidang singgung pada bidang kerucut; bidang W dan
bidang kerucut bersekutu pada sebuah garis pelukis, yaitu garis pelukis p
yang melalui titik P dan Q.
|
Bidang singgung pada kerucut dapat diperoleh dengan membuat
bidang melalui garis singgung s pada lingkaran alas dan puncak P. Sebuah garis
g yang terletak pada lingkaran alas dan puncak P. Sebuah garis g yang terletak
pada bidang singgung W dan yang tidak sejajar dengan garis pelukis p, pada
umumnya akan memotong garis pelukis disebuah titik T. Titik ini merupakan
satu-satunya titik persekutuan antara garis g dan bidang kerucut. Maka g
disebut garis singgung pada bidang kerucut.
Perhatikan bahwa pada kerucut titik-puncak memiliki peranan
penting, misalnya apabila kita akan menyelidiki kedudukan sebuah garis apakah
memotong, menyinggung atau terletak diluar bidang kerucut maka dibuatlah bidang
yang melalui garis itu dan titik puncak kerucut dan seterusnya.
Kerucut Terpancung
Jika sebuah kerucut
dipotong oleh sebuah bidang yang sejajar dengan bidang alas, maka bagian
kerucut yang terletak antara bidang alas dan bidang itu disebut Kerucut
Terpancung.
Bidang
yang sejajar itu memotong bidang kerucut menurut sebuah lingkaran, yang
selanjutnya disebut bidang atas kerucut terpancung; sedang jarak antara
bidang alas dan bidang atas disebut tinggi (t) kerucut terpancung.
|
Irisan Meridian, adalah irisan antara
sebuah kerucut atau kerucut terpancung dengan sebuah bidang frontal yang
melalui sumbu. Dalam irisan meridian sekaligus ditunjukkan jari-jari, tinggi,
apotema dan besarnya sudut puncak.
Volum kerucut dan kerucut terpancung
Untuk
menerangkan volum kerucut, maka kerucut dipikirkan sebagai sebuah limas
beraturan yang banyaknya sisi bidang alas banyak sekali tak berhingga, sehingga
dalam keadaan limit mencapai bentuk lingkaran. Kita mengetahui bahwa volum
limas sama dengan sepertiga hasilkali luas bidang alas dan tinggi; dan karena
pada kerucut bidang alasnya berupa lingkaran maka:
V kerucut = ⅓ Luas alas ´ tinggi
= ½ p r2
t
Sedang volum untuk
kerucut terpancung dapat diturunkan dari volum limas terpancung.
V limas terpancung = ⅓ t (a + b + )
Yang jika:
Rl menyatakan panjang jari-jari bidang alas
kerucut terpancung
R2 menyatakan panjang jari-jari bidang atas
kerucut terpancung
T menyatakan tinggi
Maka:
Atau : V kerucut terpancung
=
Luas selimut-kerucut
Jika sebuah model kerucut
dari kertas manila atau karton kita potong sepanjang keliling lingkaran alas dan
salah satu garis pelukisnya, kemudian bidang-bidang sisi kerucut itu kita gelar
dalam sebuah bidang, maka terjadilah jaring jaring kerucut yang terdiri atas
sebuah daerah juring lingkaran dan sebuah daerah lingkaran.
Pada
jaring juring kerucut ini kita dapatkan bahwa
a.
Panjang busur pada juring sama dengan
keliling daerah lingkaran alasnya.
b.
Luas daerah juring sama dengan hasil
perbanyakan panjang busur pada juring dan setengah apotema (mengapa ?)
Jika A
adalah panjang apotema dan r panjang jari-jari bidang alas kerucut, maka
Luas selimut kerucut =
½.2p r.A
= p r.A
Luas seluruh bidang sisi kerucut = p r.A + p r2
= p r(A + r)
Jika β adalah
sudut pusat juring pada jaring jarng kerucut itu maka
Jadi β = ´ 3600
Dengan
menganggap kerucut terpancung sebagai selisih dari dua buah kerucut, maka pada
sebuah kerucut terpancung dengan jari-jari bidang alas dan bidang atas
berturut-turut rl dan r2 dan yang panjang apotemanya A, maka:
Luas
selimut kerucut terpancung = p A(r1 + r2)
Luas
seluruh bidang sisi kerucut terpancung = p A(r1 + r2 ) + p r12 + p r22
Latihan 11
1.
Diketahui sebuah segitiga siku-siku dengan sisi
siku-siku 6 cm dan 8 cm. Jika segitiga itu diputar mengelilingi sisi yang
panjangnya 6 cm. Hitunglah volum dan luas seluruhnya dari benda putaran yang
terjadi.
2. dari Δ ABC diketahui AB = 3 cm, Ð B = 1200
dan BC = 4 cm. Segitiga ABC diputar mengelilingi AB. Hitunglah volum dan luas
benda putaran yang ten adi.
3.
Bagaimana cara melukis sebuah garis yang melalui
sebuah titik A, memotong sebuah garis 1 dan membentuk sudut 250
dengan sebuah garis m ?
4. Bagaimana cara
melukis sebuah garis X melaui sebuah titik P dan tegak lurus pada garis 1 dan
membentuk sudut 400 dengan sebuah garis a ?
5. Sebuah trapesium siku-siku ABCD, AB sejajar CD, dengan AD sebagai kaki siku-sikunya.
AD = DC
= a cm; AB = 2a cm. Hitunglah volum dan luas benda yang terjadi jika trapesium
itu .
a)
berputar sekeliling AD
b)
berputar sekeliling AB
6. Di dalam irisan
meridiannya sebuah kerucut terpancung dapat dilukis sebuah lingkaran yang
menyinggung semua sisinya. Hitunglah volum dan luas kerucut terpancung itu jika
sisi sejajar irisan meridian itu
adalah 2a cm dan 2b cm dengan b < a.
7. Sebuah kerucut dengan jari-jari bidang alas = r cm dan tinggi = t cm,
dipotong oleh sebuah bidang yang tegak lurus pada sumbu kerucut sehingga
kerucut itu terbagi menjadi dua bagian yang luas selimutnya sama. Hitunglah
volum kerucut terpancung yang terjadi.
8.
Tentang sebuah kerucut diketahui jari-jari alasnya 4
cm dan apotemanya 6 cm. Lukislah jaring jaring kerucut itu dan hitunglah volum
dan luas bidang sisi seluruhnya.
9. Sebuah kerucut
jika selimutnya diletakkan pada bidang datar menghasilkan juring lingkaran yang
sudut pusatnya 1200 dan luasnya 12p cm2. Tentukan volum dari
kerucut itu.
10. Sebuah kerucut diketahui bahwa jaring-jaringnya terdiri atas daerah
setengah lingkaran yang diametemya 12 cm dan sebuah daerah lingkaran.
a) Gambarlah kerucut itu dalam ukuran sebenamya
b)
Gambarlah jaring jaringnya
c)
Hitunglah volumnya
BAB 12
BOLA
Untuk mendefinisikan bola kita menggunakan pengertian bidang
bola. Paling tidak ada dua definisi tentang bidang bola.
Bidang
Bola adalah bidang lengkung yang terjadi jika sebuah setengah lingkaran diputar
sekeliling salah satu garis tengahnya.
Bangun
ruang atau benda yang dibatasi oleh bidang bola disebut Bola.
Bidang bola juga didefinisikan sebagai himpunan semua titik
yang mempunyai jarak tetap terhadap sebuah titik. Titik ini disebut titik
pusat. Jarak antara titik pusat dan sebuah titik pada bidang bola disebut jari-jari.
Ruas garis penghubung anatara dua titik pada bidang bola
disebut tali busur. Talibusur yang melalui titik pusat disebut garis tengah
atau diameter. Dua titik pada sebuah bidang bola yang merupakan ujung-ujung
sebuah diameter disebut titik-titik diametral. (Pada gambar misalnya titik
titik A dan B)
Sebuah bidang datar yang melaui pusat bola memotong bola
menurut sebuah lingkaran yang titik pusatnya berimpit dengan titik pusat bola,
sedang jari-jarinya sama dengan jari-jari bola. Lingkaran semacam itu disebut
lingkaran besar. Jadi pada sebuah bola terdapat banyak sekali lingkaran besar.
Setiap dua lingkaran besar berpotongan sepanjang garis tengah bola.
Letak sebuah bidang terhadap bola
Jika
jarak antara titik pusat bola (M,r) terhadap sebuah bidang H kurang dari jari-jari
bola, maka dikatakan bidang H memotong bola. Perpotongan sebuah bidang dan
sebuah bola pada umumnya berupa sebuah lingkaran kecil.
Jika
jarak (d) antara pusat bola dan bidang H sama dengan jari-jari bola, maka
bidang H dan bola (M,r) bersekutu tepat sebuah titik. Dalam keadaan demikian
dikatakan bahwa bidang H dan bola (M,r) bersinggungan, misalnya dititik P dan
dikatakan juga bahwa bidang H menyinggung bola (M, r) dititik P.
|
|
Sedang
jika jarak dari pusat bola ke bidang H lebih besar dari jari-jari bola, maka
dikatakan bahwa bidang H tidak memotong bola atau bola dan bidang itu tidak
berpotongan.
|
Letak Garis terhadap Bola
Untuk
menentukan atau memeriksa letak sebuah garis g terhadap sebuah bola (M,r),
melalui g dan titik pusat bola, dibuat sebuah bidang yang akan memotong bola
itu menurut sebuah lingkaran besar.
Karena
dengan demikian garis g dan lingkaran besar itu bersama-sama terletak pada
sebuah bidang, sehingga dapat diterangkan kemungkinan-kemungkinan sebagai
berikut
a)
Garis g memotong lingkaran di dua
titik yang berlainan, yang berati garis g menembus bola di dua buah titik.
b)
Garis g menyinggung lingkaran, yang
berarti garis g dengan bola mempunyai tepat sebuah titik persekutuan. Dalam
kedudukan seperti ini g disebut garis singgung pada bola itu.
c)
Garis g tidak memotong lingkaran, yang
berarti garis g tidak memotong bola dan dikatakan garis g ada di luar bola.
Letak dua buah bola satu sama lain
Jika diketahui dua
buah bola (M,rl) dan (N,r2) maka garis penghubung antara kedua pusat
bola. Disebut garis perpusatan atau central. Selanjutnya jika MN = d dan r1
< r2, maka seperti halnya pada geometri bidang, kita dapatkan
beberapa kemungkinan tentang letak kedua bola itu
a)
d < r1 +r2;
kedua bola tidak saling memotong; bola yang satu berada diluar bola yang lain.
b)
d = r1 + r2;
kedua bola saling bersinggungan diluar dan mempunyai sebuah titik persekutuan
c)
r2 – r1 < d
< r2 + r1; kedua bola saling memotong menurut sebuah
lingkaran
d)
d = r2 – rl;
kedua bola saling bersinggungan didalam.
e)
d < r2 – r1;
bola yang satu terletak didalam bola yang lain.
f)
d = 0; kedua bola sepusat
(concentris).
Luas bola dan bagian-bagiannya
Tembereng
bola, adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebagian bidang bola dan sebuah
daerah lingkaran. Daerah lingkaran itu disebut alas, bagian bolanya disebut
bidang lengkung dan anak panahnya disebut tinggi tembereng.
Keratan Bola, adalah bagian dari
bola yang dibatasi oleh dua bidang sejajar. Bidang bidang sejajar tadi disebut
bidang alas dan bidang atas; sedang jarak antara kedua bidang itu disebut tinggi
dari keratan bola.
Juring Bola, adalah benda yang
dibatasi oleh sebuah tembereng bola dan kerucut yang mempunyai bidang alas sama
dengan tembereng bola dan yang berpuncak pada pusat bola. Tinggi dari juring
bola adalah tinggi dari bagian temberengnya.
Kulit Bola atau Cincin, Bola adalah benda
yang dibatasi oleh sebagian bidang bola dan selimut tabung atau selimut kerucut
terpancung yang dibuat dalam bola (lingkaran alas dan atas) dari tabung atau
kerucut terpancungnya disebut tinggi dari kulit bola tersebut.
Pertanyaan : Apakah tembereng
bola, keratan bola, juring bola dan kulit bola dapat dipandang sebagai benda
putaran ?
Dalil. Jika sebuah ruas garis AB diputar
dengan sumbu putaran garis s yang terletak pada sebuah bidang dengan AB tetapi
tidak memotong AB, maka luas bidang lengkung yang terjadi sama dengan hasil
kali panjang proyeksi AB pada garis s dengan keliling lingkaran yang jari-jarinya
adalah bagian dari sumbu ruas garis AB, diukur dari pertengahan AB sampai
perpotongan sumbu itu dengan garis s.
Pada gambar, perputaran ruas garis AB menghasilkan sebuah
bidang lengkung kerucut terpancung yang luasnya
L(A,B)
= nAB(AA, + BBI )
Dengan
memperhatikan bahwa
Δ BAK ¥ Δ DCG
kemudian
dapat dibuktikan bahwa:
L(A, B) = A1B1
´ 2 p CD
L(A, B) dibaca :
Luas ruas garis AB berputar.
|
Perhatikan
bahwa dalil diatas juga tetap berlaku jika AB dan s mempunyai titik persekutuan
atau jika AB dan s sejajar. Dengan menggunakan dalil di atas kemudian dapat
dibuktikan rumus-rumus luas untuk bagian bagian bola.
Jika R jari-jari
bola dan t tinggi masing-masing benda yang merupakan bagian bola, maka:
Luas
bidang lengkung tembereng bola = 2 p R t
Luas bidang lengkung
keratan bola = 2 p R t
Luas bidang lengkung
kulit bola = 2 p R t
Luas bidang bola = 4 p R2
Volum bola dan bagian-bagiannya.
Untuk menerangkan
volum bola dan bagian-bagiannya, kita memperhatikan dalil berikut
Dalil: Volum benda yang terjadi karena
perputaran sebuah segitiga dengan sumbu perputaran sebuah garis yang melalui
sebuah titik sudut dan terletak sebidang dengan segitiga itu tetapi tidak
memotong segitiga ditempat lain, sama dengan hasil kali luas bidang yang
dihasilkan oleh perputaran sisi segitiga yang terletak dihadapan titik sudut
yang dilalui oleh sumbu perputaran dengan sepertiga panjang garis tinggi pada
sisi itu.
Jadi
jika daerah Δ ABC diputar sekeliling garis s yang
melalui titik sudut A, sedang s tidak memotong Δ ABC ditempat lain,
maka volum benda hasil perputaran daerah Δ ABC sekeliling
garis s adalah
L(Δ ABC) = Luas (BC) ´ ⅓ ta
|
Dengan
menggunakan dalil diatas maka dapat dibuktikan volum dari benda dan benda-benda
yang merupakan bagian dari bola. Jika R jari-jari bola dan t tinggi juring bola
maka
Volum Juring bola
|
= ⅔ p R2
t
|
Vo1um bola
|
= p R3
t
|
Jika
diameter dari bola disebut d, maka dapat dibuktikan bahwa
Volum bola = p d3
Jika jari-jari
bidang bola, r jari-jari alas tembereng dan t tinggi tembereng, maka dapat
dibuktikan bahwa
Volum tembereng bola = ½ p r2 t+ p t 3
atau
Volum tembereng bola
= ⅓ p t 2 (3R –
t)
Selanjutnya
jika rl dan r2 adalah jari-jari bidang alas dan bidang atas buatan boa, sedang
t adalah tinggi kuatan bola, maka
Volum kuatan bola = ½ p r12t
+ ½ p r22t
+ p t2
Pada
sebuah kulit bola atau cincin bola, jika k adalah panjang tali busur pada
irisan meridiannya dan t tinggi dari kulit bola itu, maka dengan memandang atau
memperhitungkan bahwa volum cincin bola adalah selisih dari volum sebuah
keratan bola dan sebuah kerucut terpancung maka dapat dibuktikan bahwa kulit bola
yang dihasilkan dari perputaran daerah tembereng lingkaran ABC adalah
Volum kulit bola (ABC) = p k2t
Latihan 12
1.
Apakah perbedaan antara bidang
lengkung pada bola, tabung dan kerucut ?
2. Diketahui sebuah kubus dengan rusuk a cm. Hitunglah luas bidang bola yang
melalui titik- titik sudut kubus itu.
3.
Sebuah bola mempunyai volum 1 dm3,
hitunglah berapa cm2 luas bidang lengkungnya?
4.
Ditentukan sebuah bola dan sebuah
kerucut yang mempunyai luas sama (luas seluruh bidang kerucut). Jika tinggi
kerucut sama dengan garis tengah bola dan sama dengan 2 r, hitunglah
perbandingan antara panjang jari-jari bidang alas kerucut dan panjang jari-jari
bola.
5. Bagaimana membagi sebuah bola dengan dua bidang sejajar sehingga bidang
lengkungnya terbagi menj adi tiga bagian yang sama luasnya.
6. Sebuah bejana berbentuk setengah bola dengan diameter 4 dm. Bejana itu
diisi air sampai setengah tingginya. Berapa volum air yang diisikan itu ?
7.
Dalam sebuah kerucut terpancung dapat
dilukis sebuah bola yang menyinggung semua bidang sisinya. Sudut antara bidang
alas dan garis pelukis kerucut terpancung itu adalah 600. Tentukan
perbandingan antara volum bola dan volum kerucut terpancung itu.
8. Ditentukan sebuah bola dengan jari-jari R. Di dalam bola itu dibuat sebuah
tabung yang irisan meridiannya berbentuk persegi. Hitunglah luas bidang tabung
itu dan volum bagian bola yang terletak diluar tabung.
9. Diketahui empat buah bola yang masing - masing berdiameter 28 cm. Keempat
bola itu disusun diatas permukaan sebuah bidang datar H sedemikian sehingga
setiap bola menyinggung ketiga buah bola yang lain. Hitunglah tinggi susunan
bola itu, diperhitungkan dari permukaan bidang H.
10. Diketahui sebuah tabung yang didalamnya dapat dibuat sebuah bola yang
menyinggung semua bidang sisi tabung. Kemudian dibuat sebuah kerucut yang
puncaknya berimpit dengan titik pusat bidang atas tabung, sedang alasnya
berimpit dengan bidang alas tabung.
a)
Tentukan perbandingan antara volum
tabung, volum bola dan volum kerucut itu.
b)
Jika volum bolanya 12 cm3,
hitunglah volum kerucutnya
c)
Buktikan bahwa luas bidang lengkung
tabungnya sama dengan luas bidang lengkung bolanya.
BAB 13
BIDANG BANYAK BERATURAN
Kita telah mengenal benda-benda ruang yang dibatasi oleh
bidang bidang datar, misalnya balok dan limas.
Balok dan
limas adalah dua diantara bangun-bangun yang disebut bidang banyak.
Definisi: Bidang banyak adalah bangun yang dibatasi
oleh bidang-bidang datar yang dua-dua Baling berpotongan.
Bidang-bidang,
atau lebih tepatnya bagian-bagian bidang, yang membatasi barigun itu disebut
sisi bidang banyak. Ruas garis-ruas garis yang membatasi sisi-sisi disebut
rusuk; sedang rusuk-rusuk berpotongan pada titik sudut. Bidang banyak yang
paling sederhana dibatasi oleh empat buah daerah segitiga dan disebut bidang
empat.
Dapatkah disebutkan
perbedaan antara bidangempat dan limas segiempat?
Jika perpanjangan rusuk berada di luar bidang banyak, maka
bidang banyak yang demikian disebut bidang banyak konveks. Dapatkah disebutkan
ciri khusus lain yang dimiliki oleh bidang banyak konveks?
Bidang banyak konveks yang semua sisinya berupa daerah segi
banyak beraturan yang kongruen dan pada setiap titik sudutnya bertemu sisi-sisi
yang sama banyaknya disebut bidang banyak-beraturan
Pada
setiap bidang banyak konveks berlaku dalil EULER, yang bunyinya demikian
Dalil: Pada setiap bidang banyak konveks banyaknya
semua sisi ditambah banyaknya semua titik sudut sama dengan banyaknya semua
rusuk ditambah dua.
Jika S menyatakan
banyaknya sisi
T
menyatakan banyaknya titik sudut
dan R menyatakan
banyaknya rusuk
Maka
dalil Euler itu dapat dinyatakan dalam bentuk rumus:
S + T = R + 2
Yang
selanjutnya dikenal sebagai rumus Euler.
Selanjutnya kita juga mengenal apa yang disebut sudut bidang
banyak dengan sifat-sifat tertentu
Definisi: Bagian ruang yang dibatasi oleh tiga buah
bidang datar atau lebih, yang kesemuanya melalui sebuah titik, disebut sudut
bidang banyak. Khususnya jika dibatasi oleh tiga bidang, maka disebut sudut
bidang tiga.
Titik
pertemuan dari bidang-bidang itu disebut titik puncak atau titik sudut dari
bidang banyak. Garis-garis potong antara tiap dua bidangnya disebut rusuk
bidang banyak, sedang daerah sudut yang terbentuk atau dibatasi oleh dua rusuk
yang bersekatan disebut sisi bidang banyak. Adapun yang dimaksud dengan sudut-sudut
bidang banyak adalah sudut-sudut tumpuan dari sudut-sudut bidang dua yang
terjadi oleh bidang-bidang yang membentuk sudut bidang banyak itu.
Pada gambar diatas misalnya, diperlihatkan sudut bidang banyak
T. ABCD dan sudut bidang tiga T.ABC.
Pada sudut bidang tiga T.ABC, yang dimaksud dengan
§ Titik puncaknya adalah titik T.
§ Rusuk-rusuknya adalah , dan
§ Sisi-sisinya adalah daerah-daerah Ð ATB, Ð BTC dan Ð ATC.
§ Sudut-sudutnya adalah sudut tumpuan pada rusuk-rusuk , dan
Dalil: Jumlah semua sisi sebuah sudut bidang banyak
kurang dari 3600.
Dengan
pengertian sudut bidang banyak dan dalil yang berlaku pada sudut bidang banyak
tersebut kita dapat menyelidiki kemungkinan bidang banyak beraturan yang mana
saja yang dapat kita temukan atau dapat kita ciptakan.
Penyelidikan bidang banyak beraturan
Menurut
definisi, sebuah bidang banyak beraturan dibatasi oleh daerah-daerah segi banyak
beraturan yang kongruen disetiap titik sudutnya bertemu sejumlah daerah segi
banyak beraturan yang sama banyaknya.
Dengan demikian akan diselidiki kemungkinan-kemungkinan jika
bidang sisinya berupa daerah segitiga samasisi, daerah persegi, daerah segilima
beraturan dan seterusnya, dengan juga memperhatikan sifat - sifat atau dalil-dalil
tersebut yang terkait.
Jika sisi-sisinya berupa daerah segitiga sama sisi,
maka kemungkinankemungkinan yang dapat terjadi
Di tiap titik sudutnya bertemu 3 buah sisi, karena 3 x 600
= 1800, jumlahnya kurang dari 3600.
Di tiap titik sudutnya bertemu 4 buah sisi, karena 4 x 600
= 2400, jumlahnya kurang dari 3600.
Di tiap titik sudutnya bertemu 5 buah sisi, karena 5 x 600
= 3000, jumlahnya kurang dari 3600.
Lebih dari 5 buah daerah segitiga samasisi bertemu ditiap titik sudutnya
tidak mungkin. Mengapa ?
Jika sisi-sisinya
berupa daerah persegi, maka hanya mungkin terjadi.
Di tiap titik sudutnya bertemu 3 sisi, karena 3 x 900
= 2700, jumlahnya kurang dari 3600.
Lebih dari 3 daerah persegi bertemu ditiap titik sudutnya tidak mungkin.
Mengapa ?
Jika sisi-sisinya
berupa daerah segilima beraturan; maka hanya mungkin terjadi, jika:
Di tiap titik sudutnya bertemu 3 sisi, karena 3 x 1080
= 3240, jumlahnya kurang dari 3600.
Lebih dari 3 daerah segilima
beraturan bertemu ditiap sudutnya tidak mungkin. Mengapa ?
Bagaimana jika
sisi-sisinya semua berupa daerah segienam beraturam?
Setiap sudut segienam beraturan besarnya 1200 dan
untuk terbentuknya susut bidang banyak paling sedikit hares bertemu tiga buah
bidang; berarti pada tiap titik sudut harus bertemu tiga daerah segienam
beraturan, sehingga terjadi sudut bidang banyak yang jumlah sisi-sisinya 3 x
1200 = 3600. Hal itu tidak mungkin karena jumlah semua
sisi sebuah sudut bidang banyak hares kurang dari 3600.
Hal itu berarti bahwa kita tidak mungkin menciptakan bidang
banyak beraturan yang sisi-sisinya berupa daerah segienam beraturan. Dengan
dasar alasan yang sama juga kita tidak mungkin menciptakan bidang banyak
beraturan yang sisi-sisinya berupa daera segitujuh beraturan dan selanjutnya.
Jadi hanya ada lima jenis bidang banyak beraturan dan untuk
dapat lebih menunjukkan perbedaannya, kita akan mencoba menetapkan banyaknya
sisi dari masing-masing bidangbanyak beraturan itu.
Banyaknya
sisi bidang-bidang banyak beraturan:
a.
Jika 3 daerah segitiga samasisi pada
tiap titik sudut.
Misal ada
x buah sisi, berarti x buah segitiga sama sisi; x buah segitiga samasisi
memiliki 3 x buah titik sudut. Karena setiap 3 titik sudut segitiga
menghasilkan sebuah titik sudut bidang banyak beraturan; berarti 3 x buah titik
sudut segitiga menghasilkan x buah titik sudut bidang banyak beraturan. Selanjutnya
x buah segitiga samasisi mempunyai 3 x sisi, tiap 2 sisi segitiga menghasilkan
atau membentuk satu rusuk bidang banyak, sehingga 3 x sisi segitiga membentuk buah rusuk. Karena
bidang banyak beraturan merupakan bidang banyak konveks, jadi memenuhi rumus
Euler.
S + T
|
= R + 2
|
|
Û
|
x + x
|
= x + 2
|
Û
|
x
|
= 4
|
Artinya,
bahwa bidangbanyak beraturan ini mempunyai 4 buah sisi, yang pada tiap titik
sudutnya bertemu 3 buah sisi. Karena mempunyai 4 buah sisi maka benda demikian
disebut bidang empat beraturan atau tetra eder atau terahedron
b.
Jika 4 daerah segitiga sama sisi pada
tiap titik sudut.
Misal
bidang banyak beraturan itu mempunyai x buah sisi. x buah segitiga memberikan 3
x titik sudut dan menghasilkan buah titik sudut
bidang banyak. X buah segitiga memberikan 3x buah sisi dan menghasilkan buah rusuk bidang
banyak. Dengan rumus Euler:
S + T
|
= R + 2
|
|
Û
|
x +
|
= x + 2
|
Û
|
x
|
= 8
|
Berarti
bidang banyak ini mempunyai 8 buah sisi dan karenanya disebut bidang delapan
beraturan atau octaeder atau octahedron.
c.
Jika 5 daerah segitiga samasisi pada
tiap titik sudut. Dengan cara yang sama seperti diatas akan diperoleh
Û
|
x +
|
= x + 2
|
Û
|
x
|
= 20
|
Bidang
banyak ini disebut bidang duapuluh beraturan atau icosaeder atau icosahedron.
d.
Jika 3 daerah persegi pada tiap titik
sudut. Dengan cara yang sama akan diperoleh
Û
|
x +
|
= x + 2
|
Û
|
x
|
= 6
|
Bidang
banyak ini disebut bidang enam beraturan atau hexaeder atau hexahedron. Dan
lebih kita kenal sebagai kubus.
e.
Jika 3 daerah segilima beraturan pada
tiap titik sudut. Dengan cara yang sama akan diperoleh
Û
|
x +
|
= x + 2
|
Û
|
x
|
= 20
|
Bidang
banyak beraturan ini disebut bidang dua belas beraturan atau dodecaeder atau dodecahedron.
Pada gambar 13.3 adalah gambar dari bidang banyak beraturan
yang dapat diciptakan. Bidang banyak beraturan dikatakan sebagai analogon dalam
ruang dari segibanyak beraturan pada geometri bidang.
Jika pada segibanyak beraturan kita temukan adanya lingkaran
luar dan lingkaran dalam, maka pada bidang banyak beraturan kita kenal adanya
bola-bola tertentu yang terkait.
Dalil: Pada setiap bidangbanyak beraturan dapat
dilukis tiga buah bola yang concentris (berpusat sama), yaitu
1.
Bola yang melalui semua titik sudut
2.
Bola yang menyinggung semua sisi
3.
Bola yang menyinggung semua rusuk
Untuk
lebih mengenal dan memahami bentuk dan struktur bidang banyak beraturan yang
ada, dapat ditempuh dengan membuat model - modelnya dalam bentuk model-berongga
dari bidang banyak beraturan.
Model ini dapat dibuat dari bahan yang mudah dan murah, yaitu
dari kertas manila atau kertas-karton.
Model berongga bidang banyak beraturan dapat dibuat dengan
terlebih dahulu membuat model jaring-jaringnya seperti dibawah ini
1.
Jaring-jaring Bidang Empat Beraturan
(Tetrahedron)
Gambar 13.4
2.
Jaring-jaring Bidang Enam Beraturan
(Kubus)
Gambar 13.5
3.
Jaring-jaring Bidang Delapan Beraturan
(Octahedron)
4.
Jaring faring Bidang Duabelas
Beraturan (Dodecahedron)
5.
6.
Jaring-jaring Bidang Duapuluh
Beraturan (Icosahedron)
Latihan 13
Bagaimana definisi dari bidang banyak
beraturan ?
Sebuah
benda dibatasi oleh 6 buah daerah belah ketupat yang kongruen. Apakah benda ini
merupakan bidang banyak beraturan ?
Berapakah banyaknya titik sudut dari bidang
enam beraturan ? Berapakah banyaknya rusuk pada sebuah bidang duapuluh
beraturan ?
Diketahui sebuah bidang delapan beraturan
dengan rusuk 5 cm.
a.
Hitunglah volumnya
b.
Hitungkah luas bidang lengkung bola
yang melalui semua titik sudutnya.
Lukislah sebuah bidang delapan
beraturan yang titik- titik sudutnya semua terletak pada sebuah kubus.
Sebuah bidangempat beraturan rusuknya
6 cm Lukis dan hitunglah
a.
Jari-jari bola dalamnya
b.
Jari-jari bola yang menyinggung rusuk-rusuknya.
Buatlah model rongga sebuah bidang empat
beraturan dengan rusuk 12 cm.
Buatlah model rongga sebuah bidang enam
beraturan dengan rusuk 10 cm.
Buatlah model rongga sebuah bidang delapan
beraturan dengan rusukl0 cm. Dengan model yang diperoleh periksalah apakah
bidang delapan beraturan memiliki pasangan-pasangan sisi yang letaknya sejajar.
Dengan rusuk 6 cm buatlah model bidang
duabelas beraturan. Selidikilah selanjutnya adakah bidang-bidang sisi yang
letaknya sejajar ?
Pelajarilah struktur bidang dua puluh
beraturan dengan terlebih dahulu membuat model -berongga dari benda itu dengan
rusuk 8 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Alders C.J. 1954. Ilmu Ukur Ruang
Jakarta : Noordhoff - Kolff N.V.
A. Van Thijn 1954.Soal - soal Ilmu Ukur
Ruang Jakarta : J.B Wolters.
Depdikbud 1994. Matematika untuk SMU
Jakarta : Balai Pustaka.
1981 Petunjuk Pembuatan Alat Peraga/Praktek Matematika
Jakarta : Direktorat Sarana Pendidikan.
Djoko Iswadji 1988.Geometri Ruang Yogyakarta :
FMIPA IKIP Yogyakarta.
Sumarno 1950.I1mu Ukur Ruang Jakarta : Prapanca.
Jakarta : Direktorat Sarana Pendidikan.
Tim Instruktur PKG Matematika SMU 1987. Dimensi Tiga
Yogyakarta PPPG Matematika.
Travers, K. J . 1987. Laidlaw Geometry Illinois
: Laidlaw Brothers Publisher.
Wirasto. 1967.Penuntun Ilmu Ukur Ruang
Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar
Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.