Siapakah Ahlussunnah Wal-Jama’ah
A. Siapakah Ahlussunnah Wal-Jama’ah
أَمَّا اَهْلُ
السُّنَّةِ فَهُمْ أَهْلُ التَّفْسِيْرِ وَالْحَدِيْثِ وَالْفِقْهِ فَإِنَّهُمْ
الْمُهْتَدُوْنَ الْمَتَمَسِّكُوْنَ بِسُنَّةِ النَّبِيِّ
r
وَالْخُلَفَاءِ بَعْدَهُ الرَّاشِدِيْنَ وَهُم ُ الطَّائِفَةُ النَّاجِيَةُ.
قَالُوا وَقَدْ اجتَمَعَتِ الْيَوْمَ فيِ مَذَاهِبَ أَرْبَعَةٍ الْحَنَفِيُّوْنَ
وَالشَّافِعِيُّوْنَ وَالْمَالِكِيُّوْنَ وَالْحَنْبَلِيُّوْنَ. (زيادات تعليقات,
ص 23-24)
Adapun Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadits dan
ahli fiqh. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi r dan sunnah Khulafaur Rasyidin sesudahnya.
Mereka adalah kelompok yang selamat (al-firqah al-najiyah). Mereka mengatakan,
bahwa kelompok tersebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat yaitu
Madzab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hanbali. (Ziyaadaat Ta’liiqaat hal.
23-24)
B. Dalil yang berkaitan dengan
Aswaja
عَنْ عَبْدِ
اللهِ بْنِ عَمْرٍو رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم :
"إِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً
وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ
إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ مَا أَنَا
عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي". (رواه الترمذي) وهو صحيح ومتواتر (فيض القدير, ج 2,
ص 21)
Dari Abdullah bin Amr RA, bekata:
"Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya umat Bani Isra'il
terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umatku akan terpecah belah
menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu
golongan yang akan selamat." Para sahabat bertanya: "Siapa satu
golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab:
"Golongan yang mengikuti ajaranku dan ajaran sahabatku.“ (HR. Al-Tirmidzi).
Nahdlatul ulama adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang
didirikan oleh para ulama pesantren pada 16 rajab 1344 H/ 31
januari 1926 M di Surabaya. pendirinya adalah Hadratus Syaikh KH. Hasyim
As’ari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Bisyri Syansuri, KH. Nawawie Sidogiri,
KH. Ridwan Abdullah, dan lain-lain. Tujuan Nahdlatul Ulama adalah
berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal-jamaah dan
mengikuti salah satu dari madzhab empat untuk terwujudnya tatanan masyarakat
yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat.
(Anggaran Dasar NU Bab IV pasal 5)
BAB 2.
Tradisi NU
1. Tahlil
Kata Ibn Taimiyyah:
Pahala Tahlil sampai kepada orang yang telah meninggal dunia
Pahala Tahlil sampai kepada orang yang telah meninggal dunia
وَسُئِلَ:
عَمَّنْ "هَلَّلَ سَبْعِيْنَ أَلْفَ مَرَّةٍ وَأَهْدَاهُ لِلْمَيِّتِ
يَكُوْنُ بَرَاءَةً لِلْمَيِّتِ مِنَ النَّارِ" حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ؟ أَمْ لاَ؟
وَاِذَا هَلَّلَ الْانْسَانُ وَاَهْدَاهُ إِلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ إِلَيْهِ ثَوَابُهُ اَمْ لَا؟ فَأَجَابَ: إِذَا
هَلَّلَ الْاِنْسَانُ هَكَذَا: سَبْعُوْنَ اَلْفًا اَوْ اَقَلَّ اَوْ اَكْثَرَ.
وَاُهْدِيَتْ اِلَيْهِ نَفَعَهُ اللهُ بِذَلِكَ وَلَيْسَ هَذَا حَدِيْثًا
صَحِيْحًا وَلَا ضَعِيْفًا. وَاللهُ أَعْلَمُ. (مجموع فتاوى ابن تيمية, 24/323).
“Syaikh Ibn Taimiyyah ditanya, tentang orang
yang membaca tahlil 70.000 kali dan dihadiahkan kepada mayit, agar
diselamatkan oleh Allah dari siksa api neraka, apakah hal itu berdasarkan
hadits shahih atau tidak? Dan apabila seseorang membaca tahlil lalu dihadiahkan
kepada mayit, apakah pahalanya sampai atau tidak?” Syaikh Ibn Taimiyyah
menjawab, “Apabila seseorang membaca tahlil 70.000 kali baik lebih atau kurang,
lalu pahalanya dihadiahkan kepada mayit, maka hal tersebut bermanfaat bagi
mayit, dan ini bukan hadits shahih dan bukan hadits dha’if. Wallahu a’lam.” (Majmu’
Fatawa Ibn Taimiyyah, juz 24, hal. 323).
2. Selamatan
Tujuh Hari Kematian
عَنْ سُفْيَانَ قَالَ طَاوُوْسُ إِنَّ الْمَوْتَى
يُفْتَنُوْنَ فِي قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوا يَسْتَحِبُّوْنَ أَنْ يُّطْعَمَ عَنْهُمْ
تِلْكَ الْاَيَّام
. (رواه الإمام أحمد في كتاب الزهد, الحاوي للفتاوى, 2/178)
“Dari Sufyan,
berkata, “Imam Thawus berkata, “sesungguhnya orang yang meninggal akan diuji di
dalam kubur selama tujuh hari, oleh karena itu mereka (kaum salaf) menganjurkan
bersedekah makanan yang pahalanya untuk keluarga yang meninggal selama tujuh
hari tersebut.” (HR. al-Imam Ahmad dalam kitab al-Zuhud, al-Hawii Lilfataawi
juz 2, hal. 178)
3.
Peringatan Maulid Nabi SAW
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ
فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا... اْلاَ يَةَ (يونس :58)
“Katakanlah (hai Muhammad): Dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya, hendaklah
dengan itu mereka bergebira. “ (QS. Yunus : 58).
•
ومَا اَرْسَلْنَاكَ اِلّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ
(الانبياء : 107)
“Aku
mengutus engkau (Muhammad) hanyalah sebagai rahmat bagi sekalian alam.”
(QS. Al-Anbiya’
: 107)
عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ
اْلأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإِثْنَيْنِ فَقَالَ
فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ. (رواه مسلم, 1977).
“Diriwayatkan
dari Abu Qatadah al-Anshari, bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang
puasa hari Senin. Maka beliau menjawab, “Pada hari itulah aku
dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku.” (HR. Muslim)
4. Sayyidina
Umar mentradisikan tarawih dua puluh rakaat
عَنْ يَزِيْدَ بْنِ خُصَيْفَةَ عَنِ
السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ، قَالَ: كَانُوْا يَقُوْمُونَ عَلَى عَهْدِ عُمَرِ بْنِ
الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِي رَمَضَانَ بِعِشْرِيْنَ رَكْعَةً (السنن
الكبرى، ج2 ص 496)
“Dari yazid bin
Khushaifah, dari al-Sa’ib bin Yazid dia berkata bahwa: “Kaum muslimin pada masa ‘Umar
melakukan shalat tarawih di bulan Ramadhan dua puluh raka’at”
(Al-Sunanu al-Kubra, juz II, hal.492)
5. Anjuran
ziarah kubur (menyekar)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم: نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا (رواه ومسلم، رقم
594)
“Rasulullah SAW
bersabda: aku pernah melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang
berziarahlah” (HR. Muslim [594])
قَالَ اِبْنُ حَزَمٍ اِنَّ زِيَارَةَ
الْقُبُوْرِ وَاجِبَةٌ وَلَوْ مَرَّةً وَاحِدَةً فِى الْعُمْرِ لِوُرُوْدِ
اْلاَمْرِ بِهِ (العسقلانى، فتح البارى، ج 3 ص 188)
Kata Ibn Hazm wajib ziarah kubur walaupun sekali seumur hidup, karena adanya perintah
tentang hal itu. (Fathul Bari juz 3 hal 188)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَال زَارَ
النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ
(رواه مسلم رقم 2304)
“Dari Abi Hurairah, berkata
bahwa Rasulullah SAW berziarah ke pesarean ibundanya dan beliau menangis serta
membuat orang di sekitarnya menangis” (HR. Muslim [2304])
6.
Tawasul dan Istighatsah
a.
Definisi Tawasul
طَلَبُ حُصُوْلِ مَنْفَعَةٍ أَوْ
انْدِفَاعِ مَضَرَّةٍ مِنَ اللهِ بِذِكْرِ اسْمِ نَبِيِّ أَوْ وَلِيٍّ إِكْرَامًا
لِلْمُتُوُسَّلِ بِهِ (العبدري, الشرح القويم, ص 378)
“Memohon datangnya manfaat
(kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan
menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh
Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ
وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.
“Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya,
dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS.
Al-Maidah: 35)
b.
Definisi Istigasah
Istighatsah adalah memanggil nama seseorang untuk meminta pertolongannya.
Pada hakekatnya memanggil nama seseorang
untuk meminta pertolongannya adalah hal yang diperbolehkan selama ia seorang
Muslim, Mukmin, Shalih dan diyakini mempunyai manzilah di sisi Allah swt, tak
pula terikat ia masih hidup atau telah wafat.
Rasul Saw memperbolehkan
Istighatsah, sebagaimana hadits beliau saw “sungguh matahari mendekat di
hari kiamat hingga keringat sampai setengah telinga, dan sementara mereka dalam
keadaan itu mereka beristighatsah (memanggil nama untuk minta tolong) kepada
Adam, lalu mereka beristighatsah kepada Musa, Isa, dan kesemuanya tak mampu
berbuat apa apa, lalu mereka beristighatsah kepada Muhammad Saw” (Shahih Bukhari hadits No.1405), juga banyak terdapat hadits serupa pada
Shahih Muslim hadits No.194, Shahih Bukhari hadits No.3162, 3182, 4435.
Dan masih banyak lagi tradisi NU yang belum
bisa saya sampaikan disini .
BAB
3
Firqoh-Firqoh
Yang Menyimpang dari Ajaran Islam
Dalam kesempatan ini saya hanya menyampaikan beberapa firqoh yang sedang
gencar gencarnya menyerang NU, Siapa mereka? dan Dimana kesalahan
mereka? Saya akan mengkaji secara ringkas:
1.
Syi,ah
Definisi
Syi’ah Menurut Istilah:
Syaikh al-Mufid, seorang ulama Syi’ah abad ke 5 H berkata:
Syaikh al-Mufid, seorang ulama Syi’ah abad ke 5 H berkata:
الشِّيْعَةُ أَتْبَاعُ أَمِيرِ
الْمُؤْمِنِيْنَ عليه السلام عَلَى سَبِيْلِ الْوَلاَءِ وَالاِعْتِقَادِ
بِإِمَامَتِهِ بَعْدَ الرَّسُولِ صلى الله عليه واله
َ بِلا َفصْلٍ,وَنَفْيِ الاِمامَةِ عَمَّنْ
تَقَدَّمَهُ فِي مَقَامِ الخِلاَفَةِ, وَجَعَلَهُ فِي الاِعْتِقَادِ مَتْبُوْعًا
لَهُ غَيْرَ تَابِعٍ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ عَلىَ وَجْهِ الاِقْتِدَاءِ (اوائل
المقالات : 2-4)
Syi’ah adalah pengikut Amirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib) AS atas dasar mencintai dan
meyakini kepemimpinannya sesudah Rasul SAW tanpa terputus (oleh orang lain). Tidak mengakui
kepemimpinan (imamah) orang sebelumnya (Ali) sebagai pewaris kedudukan khalifah
dan hanya meyakini Ali sebagai pemimpin, bukan mengikuti salah satu dari
orang-orang sebelumnya (Abu Bakar, Umar dan Utsman).” (al-Mufid, Awa’il al-Maqaalaat, hal. 2-4).
a.
Rukun Islam Sunnah-Syiah
عَنْ أَبِي جَعْفَرَ (ع) قَالَ:
بُنِيَ اْلإِسْلَامُ عَلَى خَمْسَةِ أَشياءَ عَلَى الصَّلاَةِ وَالزكَاةِ والحَجِّ
والصَّوْمِ وَالْوِلاَيَةِ قَالَ زُرَارَةُ قُلْتُ: وَأَيُّ شَىءٍ مِنْ ذَلِكَ
أفْضَلُ؟ فَقَالَ: الْوِلاَيَةُ أَفْضَلُ.[ الكافي (2/ 18)
Rukun Islam (Sunnah) ada 5 :1.Syahadatain 2.Shalat 3.Puasa 4.Zakat 5.Haji
Rukun Islam (Syiah) ada 5: 1.Shalat 2.Puasa 3.Zakat 4.Haji 5.Wilayah (hanya
mengakui kepemimpinan Ali dan anak cucunya
b.
Rukun Iman Sunnah-Syiah
Rukun Iman (Sunnah) Ada 6 ;
1. Imam Kepada Allah 2. Para Malaikat-Nya
3.Kitab-Kitab-Nya 4.Para Rasul-Nya 5.Hari Akhir 6.Qadha’ Dan Qadar
Rukun Iman (Syiah) Ada 5; 1.Al-Tauhid 2.Al-Nubuwwah 3.Al-Imamah 4.Al-’Adlu
(Keadilan) 5.Al-Ma’aad (Akhirat)
c. Aqidah-Aqidah
Syi’ah Yang Sesat
·
Ulama Syi’ah:
Mengkafirkan Seluruh Sahabat
·
Ulama Syi’ah
Mengkafirkan Seluruh Umat Islam
·
Muhammad Baqir al-Majlisi (Ulama Syiah), berkata dalam
kitabnya Bihar al-Anwar al-Jami’ li-Durar Akhbar al-Aimmat al-Athhar, juz 101,
hal. 85, bahwa umat Islam yang wuquf di Arofah itu anak zina, sedangkan yang
wukuf di Karbala, anak suci.
·
Yusuf al-Bahrani (Ulama Syiah), menjelaskan dalam
kitabnya, al-Hadaiq al-Nadhirah fi Ahkam al-’Itrah al-Thohirah, hal. 136, bahwa
orang yang tidak ikut Syiah adalah bukan Muslim sedikit pun dan termasuk kafir.
·
Al-Qummi (Ulama Syiah) dalam mukaddimah Tafsir-nya, hal.
79, menegaskan bahwa ayat-ayat al-Qur’an ada yang dirubah, ada yang tidak
sesuai dengan ayat aslinya seperti ketika diturunkan oleh Allah
·
ULAMA SYIAH:MENGHUJAT AL-QUR’AN AL-KARIM
·
Membaca al-Qur’an Sekedar Taqiyyah
·
Arti Taqiyyah Menurut
al-Mufid (ulama syi’ah):
·
التَّقِيَّةُ كِتْمَانُ الْحَقِّ وَسَتْرُ
الإِعْتِقَادِ فِيْهِ ومُكَاتَمَةُ الْمُخَالِفِيْنَ وَتَرْكُ مُظَاهَرَتِهِمْ
بِمَا يَعْقِبُ ضَرَرًا فِي الدِّيْنِ أَوِ الدُّنْيَا.(شرحعقائدالصدوق, ص 261).
·
Taqiyyah adalah menyimpan kebenaran dan menyembunyikan keyakinan, serta
merahasiakannya terhadap orang-orang yang tidak akan se-akidah dan tidak minta bantuan mereka dalam hal-hal yang dapat
mengakibatkan bahaya, baik dalam urusan agama maupun keduniaan. (Syarh Aqoidi Shoduq, Hal 261)
عن أبى عبد لله (ع) أَنَّ تِسْعَةَ أَعْشَارِ
الدِّيْنَ فِي التَّقِيَّةِ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ تَقِيَّةَ لَهُ (الكافي: 2/
217)
Sesungguhnya sembilan dari sepuluh ( 90 % ) agama berada dalam
taqiyyah, barang siapa yang tidak bersedia menggunakan taqiyyah berarti tidak
beragama (Ushul kafi, juz 2 hal. 217)
·
Ibn Babawayh (Ulama Syiah), menjelaskan dalam kitabnya, al-I’tiqadat, hal. 114, bahwa orang yang meninggalan
taqiyyah sama dengan meninggalkan shalat
·
Hukum Nikah Mut’ah Versi Syi’ah
قال ابو عبد الله عليه السلام : وَمُنْكِرُ
المُتْعَةِ كاَفِرٌ مُرْتَدٌّ (منهج الصادقين للكاشاني, 356).
Abu Abdillah
berkata, “Orang yang mengingkari mut’ah adalah kafir dan murtad.” (Manhaj
al-Shadiqin, hal. 356).
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ
تَمَتَّعَ مِنْ امْرَأَةٍ مُؤْمِنَةٍ فَكأنَّهُ زَارَ الكَعبَةَ سَبعِينَ مَرَّةً.
(رسالة المتعة للمجلسي : 16).
·
Sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa melakukan mut’ah dengan wanita mukminah
maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang berziarah ke Ka’bah
sebanyak 70 kali.” (Risalat al-Mut’ah lil Majlisi, hal. 16).
·
Ayatullah Khumaini (Ulama Syiah), menjelaskan dalam kitabnya, Tahrir
al-Wasilah, juz 2 hal. 241, bahwa boleh melakukan pratek anal sex dengan istri.
Bahkan menurut Khumaini, nikah mut’ah boleh dilakukan dengan bayi yang masih menetek.
·
AYATULLAH KHUMAINI (ULAMA SYIAH):
IMAM SYIAH LEBIH TINGGI DERAJADNYA DARI PARA NABI
IMAM SYIAH LEBIH TINGGI DERAJADNYA DARI PARA NABI
Sesungguhnya
Imam mempunyai kedudukan yang terpuji, derajat yang mulia dan kepemimpinan
mendunia, di mana seisi alam ini tunduk di bawah wilayah dan kekuasaannya. Dan
termasuk hal yang pasti adalah bahwa para Imam kita mempunyai kedudukan yang
tidak bisa dicapai oleh malaikat muqarrabin atau pun nabi yang diutus... (Ayatullah Khumaini, al-Hukumat al-Islamiyyah, hal. 52)
2. Bahaya Hizbut Tahrir
Hizbut Tahrir
didirikan pada tahun 1952 M, dengan aktifitas menerbitkan buku-buku dan brosur
sebagai sumber ajaran dari hizbut tahrir. Pendiri hizbut tahrir
berpindah-pindah dari Yordania, Syiria, dan lebanon. Namun wafatnya Sang
Pendiri itu di Bairut.
Ideologi Hizbut Tahrir
a. Mengingkari Qadha’ dan Qadar
Perbuatan Manusia Tidak
Ada Hubungannya Dengan Qadha’ dan Qadar Allah
b. Kemakshuman Para Nabi
Konsep ‘Ishmah Para
Nabi setelah diangkat menjadi Nabi
إلا أن هذه العصمة (عن كل ما يسمى معصية)
للأنبياء والرسل انما تكون بعد أن يصبح نبيا أو رسولا بالوحي إليه. أما قبل النبوة
والرسالة فإنه يجوز عليهم ما يجوز على سائر البشر، لأن العصمة هي للنبوة والرسالة.
(النبهاني: الشخصية الاسلامية 1/133).
Hanya saja
keterjagaan para nabi dan rasul itu terjadi sesudah mereka menjadi para
nabi atau rasul dengan memperoleh wahyu. Adapun sebelum menjadi
nabi dan rasul, maka sesungguhnya bagi mereka boleh terjadi perbuatan
yang terjadi pada manusia biasa karena keterjagaan itu hanya bagi kenabian dan
karasulan.
c. Berjabat tangan dengan Wanita Ajnabiyah BOLEH
d. Pengingkaran Siksa Kubur
e. Mencium
Wanita Yang Bukan Isteri , menonton pornografi boleh
f. Menurut Hizbut Tahrir
Awal dari segala perjuangan ialah merebut kekuasaan, kemudian mengganti sistem kenegaraan yang sekuler menjadi sistem khilafah, kemudian
memperbaiki masyarakat melalui mesin kekuasaan.Top Down
Menurut para Ulama NU
Perjuangan dimulai dari
masyarakat, dengan menyelenggarakan
pendidikan keagamaan
(madrasah, pondok pesantren, pengajian) baik secara ilmiah maupun
amaliyah, sehingga terwujud kesalehan individu menuju
kesalehan sosial. Buttom up
·
Dll
Kesimpulan
Dalam menghadapi merebaknya paham-paham yang berseberangan dengan aqidah
Ahlussunnah dengan klaim sebagai Ahlussunnah hal hal / langkah langkah
yang harus kita lakukan antara lain sebagai berikut.
LANGKAH 1 :
BACK TO MASJID & HARUS TERUS BERSABAR SAAT UJIAN
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ) (سورة البقرة: 45
Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
LANGKAH 2
TARBIYAH ISLAMI
• Belajar Di
Pesantren
• Menghadiri
Majelis Taklim
• Madrasah
Diniyah Dll
LANGKAH
3. BERJAMAAH
Agama ini adalah siyasah (politik) dan ijtima’
(persatuan), yang menyeru kepada akhlak yang terpuji dan ukhuwwah imaniyah
(persaudaraan atas dasar keimanan), yang menghimpun kaum muslimin dan
menyatukan mereka
sebagaimana firman Alloh Azza wa Jalla :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا
تَفَرَّقُوا
”Berpegangteguhlah kamu semua kepada tali (agama)
Alloh dan janganlah berpecah belah.”
Langkah
4. Peningkatan Peran Pemuda dan masyarakat dalam Kebangkitan Umat
Langkah 5.Harus Berdakwah.
Firman-Nya Jalla wa ’Ala :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ
وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS
an-Nahl : 125
Langkah 6. dzikrullah ,DZIKRUL MAUT, dan banyak berdoa .
Jika setiap
Kader NU memiliki semangat juang untuk menegakkan ASWAJA dalam dirinya
sendiri dan Mendakwahkan aswaja Isyaalah NU memiliki kekuatan yang luar
biasa dalam menegakkan aswaja dalam kehidupan beragama dan bernegara .
Khatimah
/ Penutup
Al hamdulilah Dengan terselesainya makalah ini ,Kebodohan,
kelemahan dan kekurangan adalah
milik penyusun
/ penulis tetapi Allahlah Yang Maha perkasa dan Maha mengetahui .
Saya memohon kepada Alloh Azza wa
Jalla agar memberikan taufiq-Nya kepada kita semua agar berdakwah dengan
cara yang baik, dan agar Alloh meluruskan hati dan amal-amal kita serta
menganugerahkan kepada kita pemahaman di dalam agama dan komitmen di atasnya.
Semoga Alloh menjadikan kita termasuk orang yang mendapatkan petunjuk lagi
menunjuki dan orang yang shalih lagi membenahi, sesungguhnya Ia adalah Maha
Mulia lagi Maha Tinggi, yang Maha Berkuasa lagi Maha Mulia.
وصلى الله وسلم
وبارك على عبده ورسوله نبينا محمد، وعلى آله وأصحابه، وأتباعه بإحسان إلى يوم
الدين.
Semoga shalawat, salam dan keberkahan
senantiasa tercurahkan kepada hamba dan Rasul-Nya, Nabi kita Muhammad dan
kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang baik hingga hari kiamat.
AMIIN
Daftar Pustaka :
1. Addusshomad,KH
Muhyidin ,Khalista ,LTNU jawa timur .”Hujah NU Aqidah , amaliah ,tradisi
2.
Almusawa,Habib Munzir ,Penerbit, Majelis Rasulullah Saw” 2009”MENITI
KESEMPURNAAN IMAN”
3.
Al-Hilali, Syaikh dan Usamah Salim ,bin Ied
4.
Alih Bahasa & Catatan Kaki : Abu Salma bin Burhan at-Tirnatiy 2nd
Publication : 1428, Shofar 29/2007, Maret 19”Kumpulan buku tentang Hakikat Hizbut
tahrir & Tokohnya
5.
Addusshomad,KH Muhyidin “ Kumpulan Makalah Aswaja dalam
acara silaturrohim d’ai-
da’iyah se PC NU Jember .
6.
Dan catatan penulis
0 komentar:
Posting Komentar
Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.