Penelitian eksperimen adalah
observasi objektif terhadap suatu fenomena yang dibuat agar terjadi dalam suatu
kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih factor divariasikan dan
factor lain yang dibuat constan. Terdapat tiga syarat utama yaitu manipulasi,
kontrol dan randomisasi.Secara singkat, maka dapat dikatakan bahwa penelitian
eksperimen dimana minimal salah satu variable dimanipulasi untuk mempelajari
hubungan sebab-akibat.[1] Sedangkan
pengertian dari manipulasi sendiri adalah memberikan perlakuan atau
mengkondisikan keadaan/kejadian yang berbeda dalam subjek penelitian.
Apa yang terjadi apabila suatu penelitian membutuhkan desain eksperimental namun kondisinya tidak bisa dikontrol. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya penelitian seperti eksperimen. Berikut merupakan desain penelitian seperti penelitian seperti eksperimen.
1. Eksperimen Kuasi (Quasi Experiment)
Ekperimen Kuasi bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni. Eksperimen ini disebut juga dengan metode semu.. Eksperimen kuasi bisa saja digunakan apabila minimal dapat mengatur hanya satu variable saja meskipun dalam bentuk matching, atau memasangkan/menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik. [2] Metode ini masih menggunakan kelompok kontrol seperti metode eksperimen namun tidak menggunakan pengambilan kelompok secara acak namun berpasangan
Keunggulan dari metode ini adalah dapat dilaksanakan bahkan di penelitian yang berlangsung dalam kondisi dimana pengontrolan terhadap variabel sangat sulit sehingga kemungkinan sukar untuk melakukan eksperimen murni Sementara kelemahan dari metode ini adalah adanya pengontrolan variable yang lemah menyebabkan karakteristik dalam satu kelompok perlakuan tidak bisa dibuat sama atau disamakan.
2. Eksperimen Lemah atau Pra eksperimen
Eksperimen lemah atau pra eksperimen adalah penelitian yang tidak menggunakan sama sekali penyamaan karakteristik (random) dan tidak ada pengontrolan variabel. Dalam model desain penelitian ini maka kelompok tidak diambil secara acak atau berpasangan, tidak ada kelompok pembanding tapi diberi tes awal dan tes akhir.
Desain metode ini paling lemah maka tidak disarankan untuk digunakan dalam penelitian ilmih setingkat skripsi, tesis maupun disertasi tapi masih boleh digunakan dalam penelitian latihan saja.
3. Eksperimen Subjek Tunggal
Dalam eksperimen subjek tunggal maka eksperimen dilakukan terhadap subejk tunggal dengan menggunakan variasi bentuk murni, kuasi dan lemah. Perbedaan antar kelompok dihitung berdasarkan skor rata-rata antar kelompok tersebut. Pendekatan dasar dalam eksperimen subjek tunggal adalah meneliti individu dalam kondisi tanpa perlakuan dan kemudian dengan perlakuan dan akibatnya terhadap variabel akibat diukur dalam kedua kondisi tersebut. Agar memiliki validitas internal yang tinggi maka desain tersebut harus memperhatikan pengukuran yang ajeg, berulang-ulang, adanya deskripsi kondisi, garis dasar, kondisi perlakuan, rentang dan stabilitas yang relatif sama serta variabel yang diubah hanya satu.
[1] Liche Seniati, Aries Yulianto, Bernadette N Setiadi, Psikologi Eksperimen, Penerbit Indeks, Jakarta, 2005
[2] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008
Apa yang terjadi apabila suatu penelitian membutuhkan desain eksperimental namun kondisinya tidak bisa dikontrol. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya penelitian seperti eksperimen. Berikut merupakan desain penelitian seperti penelitian seperti eksperimen.
1. Eksperimen Kuasi (Quasi Experiment)
Ekperimen Kuasi bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni. Eksperimen ini disebut juga dengan metode semu.. Eksperimen kuasi bisa saja digunakan apabila minimal dapat mengatur hanya satu variable saja meskipun dalam bentuk matching, atau memasangkan/menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik. [2] Metode ini masih menggunakan kelompok kontrol seperti metode eksperimen namun tidak menggunakan pengambilan kelompok secara acak namun berpasangan
Keunggulan dari metode ini adalah dapat dilaksanakan bahkan di penelitian yang berlangsung dalam kondisi dimana pengontrolan terhadap variabel sangat sulit sehingga kemungkinan sukar untuk melakukan eksperimen murni Sementara kelemahan dari metode ini adalah adanya pengontrolan variable yang lemah menyebabkan karakteristik dalam satu kelompok perlakuan tidak bisa dibuat sama atau disamakan.
2. Eksperimen Lemah atau Pra eksperimen
Eksperimen lemah atau pra eksperimen adalah penelitian yang tidak menggunakan sama sekali penyamaan karakteristik (random) dan tidak ada pengontrolan variabel. Dalam model desain penelitian ini maka kelompok tidak diambil secara acak atau berpasangan, tidak ada kelompok pembanding tapi diberi tes awal dan tes akhir.
Desain metode ini paling lemah maka tidak disarankan untuk digunakan dalam penelitian ilmih setingkat skripsi, tesis maupun disertasi tapi masih boleh digunakan dalam penelitian latihan saja.
3. Eksperimen Subjek Tunggal
Dalam eksperimen subjek tunggal maka eksperimen dilakukan terhadap subejk tunggal dengan menggunakan variasi bentuk murni, kuasi dan lemah. Perbedaan antar kelompok dihitung berdasarkan skor rata-rata antar kelompok tersebut. Pendekatan dasar dalam eksperimen subjek tunggal adalah meneliti individu dalam kondisi tanpa perlakuan dan kemudian dengan perlakuan dan akibatnya terhadap variabel akibat diukur dalam kedua kondisi tersebut. Agar memiliki validitas internal yang tinggi maka desain tersebut harus memperhatikan pengukuran yang ajeg, berulang-ulang, adanya deskripsi kondisi, garis dasar, kondisi perlakuan, rentang dan stabilitas yang relatif sama serta variabel yang diubah hanya satu.
[1] Liche Seniati, Aries Yulianto, Bernadette N Setiadi, Psikologi Eksperimen, Penerbit Indeks, Jakarta, 2005
[2] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008
PENGERTIAN
PENELITIAN EKSPERIMEN
Penelitian Eksperimental merupakan bentuk penelitian dimana peneliti (eksperimenter) dengan sengaja memberikan perlakukan (treatmen) kepada responden (subyek), selanjutnya mengamati dan mencatat reaksi subyek, dan kemudian melihat hubungan antara perlakuan yang diberikan dan reaksi (perilaku=variabel tergantung) yang muncul dari subyek. Hakekat tujuan penelitian eksperimental adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa, 2004). Manurut Latipun (2002) Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengn melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Sementara Hadi (1985) mendefinisikan penelitian eksperimen sebagai penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Kesimpulannya penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian.
Penelitian Eksperimental merupakan bentuk penelitian dimana peneliti (eksperimenter) dengan sengaja memberikan perlakukan (treatmen) kepada responden (subyek), selanjutnya mengamati dan mencatat reaksi subyek, dan kemudian melihat hubungan antara perlakuan yang diberikan dan reaksi (perilaku=variabel tergantung) yang muncul dari subyek. Hakekat tujuan penelitian eksperimental adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa, 2004). Manurut Latipun (2002) Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengn melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Sementara Hadi (1985) mendefinisikan penelitian eksperimen sebagai penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Kesimpulannya penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian.
Wilhelm
Wundt (dalam Alsa, 2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:
1.Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian.
2.Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama.
3.Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya.
4.Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental group).
1.Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian.
2.Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama.
3.Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya.
4.Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental group).
Untuk
lebih jelasnya mengenai cara penggunaan penelitian eksperimen, cara pemilihan
desain eksperimen dan cara penentuan subjek penelitian dapat dibaca pada
beberapa buku berikut:
Latipun.2002,
Psikologi Eksperimen, (Malang:UMM Press).
Sutrisno
Hadi. 1985, Metodologi Research Jilid 4, (Yogyakarta:Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM).
Asmadi
Alsa. 2004, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar).
Fred
N. Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta:Gajah Mada
University Press).
Metode Penelitian Korelasi.
*Korelasi berarti hubungan timbal balik. *Penelitian yang dirancang untuk
menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi
(Sutrisno Hadi, 1979). *Merupakan penelitian yang paling banyak digunakan dan
memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan pengetahuan di
bidang pendidikan (Cornell, 1969) ARAH KORELASI Jika dua gejala berjalan secara
sejajar atau bergandengan tangan maka korelasi antara gejala itu disebut
KORELASI POSITIVE. Contoh: Korelasi antara berat badan dengan tinggi badan *
Sebaliknya: Jika berlawanan arah maka korelasi tersebut disebut KORELASI
NEGATIVE. * Contoh: Korelasi antara banyaknya es yang terjual dengan banyaknya
air hujan. * Jika kedua gejala tidak terdapat hubungan yang menentu, baik
POSITIVE maupun NEGATIVE maka kedua gejala itu disebut TIDAK BERKORELASI. *
Contoh: Banyaknya daun-daun dengan banyaknya orang yang sakit tumor. KELEBIHAN
METODE KORELASI Kemampuan untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel
secara bersama-sama (simultan). Metode ini memungkinkan peneliti untuk
menyelidiki bagaimana beberapa variabel, secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama, memepengaruhi variabel lain. Penelitian metode korelasi juga daat
memberikan informasi tentang derajat( kekuatan) hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti. Bersumber ( Ibnu Hadjar,1996) KELEMAHAN METODE
KORELASI Menurut ( Walter R. Borg dan Meredith D. gall, 1979). Penelitian ini
tidak dapat digunakan hubungan sebab akibat antara variabel yang saling
berhubungan. Penelitian ini sering dikritik karena berusaha menyederhanakan
perilaku yang kompleks dengan membaginya menjadi komponen-komponen yang lebih
sederhana. Metode Penelitian Eksperimen. DEFINISI * Merupakan desain
penelitian ilmiah yang paling teliti dan tepat untuk menyelidiki pengaruh suatu
variabel terhadap variabel yang lain (Borg & Gall, 1979). * Suatu set
tindakan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis
atau mengenali hubungan sebab akibat atau gejala (Wikipedia Indonesia).
Merupakan metode yang paling bergengsi di dalam perkembangan ilmu pengetahuan
(Travers, 1979). Satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji
hipotesis mengenai hubungan sebab akibat (gay, 1976). CIRI-CIRI METODE
EKSPERIMEN Ekuvalensi statistik dari subyek dalam kelompok yang berbeda. Adanya
perbandingan antar 2 kelompok atau lebih. Adanya manipulasi perlakuan,
setidaknya ada 1 variabel indeenden. Adanya pengukuran untuk masing-masing
variabel independen. Penggunaan statistik inferensial. Adanya desain yang dapat
mengontrol secara ketat variabel asing. KESULITAN METODE EKSPERMEN Sulitnya
melakukan kontrol terhadap kondisi eksperimental atau variabel independen lain,
berhubungan dengan validitas internal. Kekhususan kondisi eksperimen, sebagai
akibat dari ketatnya kontrol, berhubungan dengan validitas internal. ANCAMAN
METODE EKSPERIMEN Ancaman Validitas Internal. Ancaman Validitas Eksternal.
ANCAMAN VALIDITAS INTERNAL Bila pra- dan pasca uji tidak memiliki tingkat
kesukaran yang sama. Bila soal ujian bentuk esai digunakan dalam pengukuran, dan
nilai dari ujian pertama dan kedua berfluktuasi. Bila wawancara digunakan untuk
mengukur keberhasilan, dan subyek terbiasa dengan wawancara tersebut, sehingga
dapat mempengaruhi wawancara berikutnya. Bila pengamatan digunakan sebagaialat
pengukuran, dari para pengamat melakukan cara-cara sendiri dalam pengamatan. 5.
Bila menggunakan alat mekanik untuk mengukur keberhasilan mungkin tidak dapat
berfungsi karena rusak. ANCAMAN VALIDITAS EKSTERNAL Interaksi pra uji
perlakuan. Interaksi seleksi perlakuan. Kekhususan variabel-variabel. Susunan
reaktif. Gangguan perlakuan ganda CONTOH METODE EKSPERIMEN * Penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar dan minat belajar Teknik
Fisika Listrik yang menggunakan metode konvensional dan metode peta konsep. Metode
Penelitian Studi kasus. DEFINISI Pendekatan yang memusatkan perhatian pada
suatu kasus secara intensif dan rinci (Surachman, 1982: 163). A detail
examination of one setting or one single subject, or one single depository of
document, or one particular event (Bogdan dan Biklen: 1982:58) Suatu pendekatan
yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari obyek, artinya
data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu
keseluruhan yang terintegras ( Vredenbregt,1987: 38). TUJUAN * Untuk
mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan
interaksi lingkungan sesuatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau
masyarakat. CONTOH STUDI KASUS Studi-studi yang dilakukan piaget mengenai perkembangan
kognitif pada anak. Studi secara mendalam mengenai seorang anak yang mengalami
ketidak mampuan belajar yang dilakukan oleh ahli psikologi. Stui lapangan yang
tuntas mengenai kebudayaan kelompok-kelompok masyarakat kecil. CIRI-CIRI
PENELITIAN STUDI KASUS Penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang
hasilnya merupakan gambaran yang langkap dan terorganisasi baik mengenai unit
tersebut. Dibandingkan dengan studi survey yang cenderung untuk meneliti
sejumlah kecil variabel pada unit sampel yang besar, studi kasus cenderung
untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan
kondisi-kondisi yang besar jumlahnya. KEUNGGULAN PENELITIAN STUDI KASUS
Penelitian studi kasus sangat berguna untuk informasi latar belakang guna perencanaan
penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial. Data yang diperoleh dari
penelitian studi kasus memberikan contoh-contoh yang berguna untuk memberi
ilustrasi mengenai penemuan-penemuan yang digeneralisasikan dengan statistik.
KELEMAHAN PENELITIAN STUDI KASUS Karena fokusnya terbatas pada unit-unit yang
sedikit jumlahnya, penelitian kasus itu terbatas sifat representatifnya.
Penelitian studi kasus terutama sangat peka terhadap keberatsebelahan
subyektif. ( Sumber: sumadi S, 1997: 24)
0 komentar:
Posting Komentar
Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.