Yuk Shalat Sunnah Isyroq 2 rakaat
dan Doa setelah sholat isyroq
Niatnya :
Ushalli sunnatal israaqi rak'ataini
lillahi ta'ala.
Aku niat shalat sunnah Isyraq 2
rakaat krn Allah ta'ala
Waktunya 90-100 menti setelah adzan
subuh, atau 10-15 menit setelah terbit matahari (syuruq)
Alhamdulillaahilladzii ja'alal yauma
'aafiyatan wa jaa'asy-syamsu mim mathla'ihaa. Allaahummarzuqnii khaira haadzal
yaumi wadfa' 'annii syarrahu. Allaahumma nawwur qalbii bi nuuri hidaayatika
kamaa nawwartal ardha bi nuuri syamsika abadaa. Birahmatika yaa
arhaamarraahimiin.
Segala puji bagi Allah, yg telah
menjadikan hari ini sejahtera dan telah terbit matahari dari tempatnya. Ya
Allah berilah aku kebaikan hari ini dan jauhkanlah dariku keburukan hari ini.
Ya Allah, terangilah hatiku dgn cahaya hidayah Mu, sebagaimana telah Engkau
terangi bumi dengan cahaya matahari Mu terus menerus. Dengan rahmat Mu wahai Yg
Paling Pengasih di antara semua yang mengasihi.
آَمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْن
Salam Hijrah, UniQ
Sholat ini dinamakan Shalat Isyroq
atau Syuruq atau Thulu’. Dinamakan demikian karena pelaksanaannya berkaitan
dengan waktu matahari terbit (mulai memancarkan sinarnya).
Hukum sholat Isyroq/Syuruq adalah
Sunnah.
Keutamaan Sholat Isyroq:
Orang yang melaksanakannya diberi pahala oleh Allah seperti pahala haji dan umroh dengan sempurna.
Orang yang melaksanakannya diberi pahala oleh Allah seperti pahala haji dan umroh dengan sempurna.
Adapun dalil yang menunjukkan
keutamaan ini adalah hadits-hadits berikut ini:
Hadits Pertama:
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ
صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ».
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Barangsiapa Mengerjakan shalat Shubuh
berjamaah, lalu dia duduk berdzikir sampai matahari terbit, kemudian
mengerjakan shalat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala haji dan umrah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “sempurna, sempurna,
sempurna (pahalanya, pent).” (HR. At-Tirmidzi II/481 no.586)
Derajat Hadits:
Hadits ini derajatnya HASAN, sebagaimana dinyatakan oleh syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah IX/189 no.3403, dan Misykatu Al-Mashobih I/212 no.971, dan Shohih At-Targhib wa At-Tarhib I/111 no.464.
Hadits ini derajatnya HASAN, sebagaimana dinyatakan oleh syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah IX/189 no.3403, dan Misykatu Al-Mashobih I/212 no.971, dan Shohih At-Targhib wa At-Tarhib I/111 no.464.
Hadits Kedua:
عَنْ
أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمْ:”مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ
حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ
تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ”.
Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu,
ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa
yang mengerjakan shalat shubuh di masjid secara berjamaah, lalu dia tetap
berada di dalam masjid sampai melaksanakan shalat sunnah (di waktu, pent)
Dhuha, maka (pahala) amalannya itu seperti pahala orang yang menunaikan ibadah
haji atau umroh secara sempurna.” (HR. Thobroni VIII/154 no.7663).
Derajat Hadits:
Hadits ini derajatnya HASAN LIGHOIRI, sebagaimana dinyatakan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib I/112 no.469.
Hadits ini derajatnya HASAN LIGHOIRI, sebagaimana dinyatakan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib I/112 no.469.
Beliau mengatakan bahwa hadits ini
diriwayatkan oleh imam Thobroni namun sebagian perowinya masih diperselisihkan
(kredibilitasnya, pent) oleh para ulama hadits, akan tetapi hadits ini memiliki
jalan periwayatan lain yang banyak).
Dengan demikian, maka hadits-hadits
tersebut dapat diyakini kebenarannya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan
dijadikan hujjah atau landasan hukum dalam melakukan amal ibadah.
Tanya 1: Kapan waktu pelaksanaan sholat sunnah Isyroq ? Apakah hal
itu tidak bertentangan dengan hadits yang melarang kita melakukan sholat pada
saat matahari terbit?
Jawab: Waktu sholat Isyroq / Syuruq / Thulu’ ialah pada awal
waktu sholat Dhuha atau sholat hari raya idul adha, yaitu setelah matahari
terbit dan menaik setinggi 1 tombak. Atau jika diperkirakan dengan hitungan
menit maka sekitar 15 s/d 20 menit setelah matahari terbit. (Lihat Fatawa
Syaikh Bin Baz XXV/171, dan Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Liqo’ al-Bab
al-Maftuh XXIV/141 no. Fatwa. 22389).
Dengan demikian waktu pelaksanaan
sholat sunnah Isyroq / Syuruq tidak bertentangan dengan salah satu waktu
terlarang mngerjakan sholat, yaitu ketika “pas/tepat” matahari terbit. Wallahu
a’lam bish-showab.
Tanya 2: Apakah Sholat Isyroq termasuk sholat Dhuha ataukah sholat
sunnah tersendiri?
Jawab: Sebagian ulama mengatakan bahwa sholat Isyroq adalah
bagian dr sholat Dhuha krn dilakukan di awal waktu Dhuha dan waktunya hanya
sbentar, tidak spt waktu sholat Dhuha. Jadi, jika dikerjakan di awal waktu
Dhuha maka disebut sholat Isyroq / Syuruq.
Tanya 3: Bagaimana cara melaksanakannya agar mendapatkan keutamaan
seperti pahala orang yang haji dan umroh?
Jawab: Cara melaksanakan shalat Isyroq/Syuruq sama dengan
sholat-sholat sunnah lain yang dikerjakan sebanyak 2 rokaat, dari mulai
takbirotul ihrom smp salam, gerakan dan bacaannya sama. Perbedaannya hanya pada
niat sholat. Yaitu kita menetapkan niat di dalam hati saja (tanpa diucapkan
dngan lisan) bhwa kita akan melaksanakan sholat sunnah Isyroq dan mngharapkan
pahala dari Allah spt disebutkan dlm hadits diatas.
Setelah sholat Shubuh berjamaah di
masjid, dia tidak pulang ke rumah atau tidak tidur-tiduran (apalagi sampai
ngorok), akan tetapi dia berdiam di masjid utk berdzikir kpd Allah dg dzikir
dan wirid syar’i atau membaca Al-Quran, atau mendengarkan taushiyah/kajian
ba’da subuh hingga matahari terbit. Kmdian skitar 15 atau 20 menit sesudah matahari
terbit, kita berdiri melaksanakan sholat sunnah isyroq tsb.
Tanya 4: Apakah orang yang sakit sehingga tidak dapat pergi ke
masjid bisa mendapat keutamaan sholat sunnah Isyroq?
Jawab: Jika kebiasaan dia sewaktu sehat selalu mngerjakan sholat
sunnah Isyroq maka ia bisa mendapatkan keutamaannya. Hal ini Sbgmn Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا
صَحِيحًا
“Jika seseorang sakit atau bersafar,
maka dicatat baginya pahala amalan sebagaimana yang biasa ia kerjakan di saat
ia mukim atau ketika ia sehat.” (HR. Bukhari III/1092 no. 2834)
Kita memohon kepada Allah taufiq dan
pertolongan-Nya agar kita dapat melaksanakan dengan giat dan mudah setiap
amalan yang dapat mendatangkan keridhoan-Nya dan pahala yg besar, serta
memasukkan kita ke dalam Surga-Nya yangg penuh dengan kenikmatan hakiki nan
abadi.
آمين
يا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ .
SHALAT
ISYROQ : PAHALA AMAL SETARA HAJI DAN UMROH
Segala puji bagi Allah, Rabb yang berhak disembah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.
Sedikit di antara kita yang mengetahui shalat yang satu ini. Shalat ini dikenal dengan shalat isyroq. Shalat isyroq sebenarnya termasuk shalat Dhuha, namun dikerjakan di awal waktu. Simak penjelasannya berikut ini.
# Asal Penamaan Shalat Isyroq #
Penyebutan shalat ini dengan shalat isyraq berdasarkan penamaan sahabat Ibnu 'Abbas.
Dari 'Abdullah bin Al Harits, ia berkata,
أن ابن عباس كان لا يصلي الضحى حتى أدخلناه على أم هانئ فقلت لها : أخبري ابن عباس بما أخبرتينا به ، فقالت أم هانئ : « دخل رسول الله صلى الله عليه وسلم في بيتي فصلى صلاة الضحى ثمان ركعات » فخرج ابن عباس ، وهو يقول : « لقد قرأت ما بين اللوحين فما عرفت صلاة الإشراق إلا الساعة » ( يسبحن بالعشي والإشراق) ، ثم قال ابن عباس : « هذه صلاة الإشراق »
Ibnu 'Abbas pernah tidak shalat Dhuha sampai-sampai kami menanyakan beliau pada Ummi Hani, aku mengatakan pada Ummi Hani, “Kabarilah mengenai Ibnu 'Abbas.” Kemudian Ummu Hani mengatakan, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat Dhuha di rumahku sebanyak 8 raka'at.” Kemudian Ibnu 'Abbas keluar, lalu ia mengatakan, “Aku telah membaca antara dua sisi mushaf, aku tidaklah mengenal shalat isyroq kecuali sesaat.” (Allah berfirman yang artinya), “Mereka pun bertasbih di petang dan waktu isyroq (waktu pagi).” (QS. Shad: 18)
Ibnu 'Abbas menyebut shalat ini dengan SHALAT ISYROQ. (HR. Al Hakim)
# Keutamaan Shalat Isyroq #
Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama'ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.” (HR. Thobroni)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama'ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka'at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586)
# Tata Cara Pelaksanaan Shalat Isyroq #
Shalat isyroq dilakukan sebanyak dua raka'at. Gerakan dan bacaannya sama dengan shalat-shalat lainnya.
Berdasarkan hadits-hadits yang telah dikemukakan, shalat isyroq disyariatkan bagi orang yang melaksanakan shalat jama'ah shubuh di masjid lalu ia berdiam untuk berdzikir hingga matahari terbit, lalu ia melaksanakan shalat isyroq dua raka'at.
Ketika berdiam di masjid dianjurkan untuk berdzikir. Dzikir di sini bentuknya umum, bisa dengan membaca Al Qur'an,membaca dzikir, atau lebih khusus lagi membaca dzikir pagi.
Waktu shalat isyroq sebagaimana waktu dimulainya shalat Dhuha yaitu mulai matahari setinggi tombak, sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit. Hal ini sebagaimana keterangan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin (Syarh Al Arba’in An Nawawiyah) dan Al Lajnah Ad Daimah (Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah) mengenai pengertian matahari setinggi tombak.
Faedah Berharga Lainnya dari Hadits di atas :
# Dalam hadits yang telah disebutkan terdapat dorongan untuk melaksanakan shalat jama'ah shubuh di masjid.
# Dianjurkan memanfaatkan waktu pagi untuk ibadah dan bukan diisi dengan malas-malasan seperti kebiasaan sebagian muslim yang malah mengisi waktu selepas shubuh dengan tidur pagi. Sungguh sia-sia waktu jika digunakan seperti itu. Lihat pembahasan kami di sini.
# Dianjurkan berdiam setelah shalat shubuh untuk berdzikir hingga matahari terbit sebagaimana hal ini dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
An Nawawi dalam Shohih Muslim membawakan bab dengan judul ‘Keutamaan tidak beranjak dari tempat shalat setelah shalat shubuh dan keutamaan masjid’. Dalam bab tersebut terdapat suatu riwayat dari seorang tabi’in –Simak bin Harb-. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa dia bertanya kepada Jabir bin Samuroh,
أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
“Apakah engkau sering menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk?”
Jabir menjawab,
نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ.
“Iya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum saja.” (HR. Muslim no. 670)
# Dianjurkan berdzikir setelah shalat shubuh, bisa dengan membaca Al Qur'an atau membaca dzikir pagi.
# Keutamaan mmengerjakan shalat isyroq dua raka'at adalah mendapatkan pahala haji dan umroh. Akan tetapi shalat ini tidak bisa menggantikan ibadah haji dan umroh, namun hanya sama dalam pahala dan balasan saja.
Semoga bermanfaat dan semoga Allah menolong kita menghidupkan sunnah yang mulia ini. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
-----
Note : UNTUK WANITA, Syaikh Ibnu Baz mengatakan kaum wanita boleh melakukan shalat isyroq di rumah karena asalnya shalat wanita adalah di rumah. Jadi setelah shubuh ia berdzikir sampai matahari terbit dan setinggi tombak, lalu ia lakukan shalat isyroq 2 raka'at (sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit)
Wallahu a'lam
Segala puji bagi Allah, Rabb yang berhak disembah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.
Sedikit di antara kita yang mengetahui shalat yang satu ini. Shalat ini dikenal dengan shalat isyroq. Shalat isyroq sebenarnya termasuk shalat Dhuha, namun dikerjakan di awal waktu. Simak penjelasannya berikut ini.
# Asal Penamaan Shalat Isyroq #
Penyebutan shalat ini dengan shalat isyraq berdasarkan penamaan sahabat Ibnu 'Abbas.
Dari 'Abdullah bin Al Harits, ia berkata,
أن ابن عباس كان لا يصلي الضحى حتى أدخلناه على أم هانئ فقلت لها : أخبري ابن عباس بما أخبرتينا به ، فقالت أم هانئ : « دخل رسول الله صلى الله عليه وسلم في بيتي فصلى صلاة الضحى ثمان ركعات » فخرج ابن عباس ، وهو يقول : « لقد قرأت ما بين اللوحين فما عرفت صلاة الإشراق إلا الساعة » ( يسبحن بالعشي والإشراق) ، ثم قال ابن عباس : « هذه صلاة الإشراق »
Ibnu 'Abbas pernah tidak shalat Dhuha sampai-sampai kami menanyakan beliau pada Ummi Hani, aku mengatakan pada Ummi Hani, “Kabarilah mengenai Ibnu 'Abbas.” Kemudian Ummu Hani mengatakan, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat Dhuha di rumahku sebanyak 8 raka'at.” Kemudian Ibnu 'Abbas keluar, lalu ia mengatakan, “Aku telah membaca antara dua sisi mushaf, aku tidaklah mengenal shalat isyroq kecuali sesaat.” (Allah berfirman yang artinya), “Mereka pun bertasbih di petang dan waktu isyroq (waktu pagi).” (QS. Shad: 18)
Ibnu 'Abbas menyebut shalat ini dengan SHALAT ISYROQ. (HR. Al Hakim)
# Keutamaan Shalat Isyroq #
Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama'ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.” (HR. Thobroni)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama'ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka'at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586)
# Tata Cara Pelaksanaan Shalat Isyroq #
Shalat isyroq dilakukan sebanyak dua raka'at. Gerakan dan bacaannya sama dengan shalat-shalat lainnya.
Berdasarkan hadits-hadits yang telah dikemukakan, shalat isyroq disyariatkan bagi orang yang melaksanakan shalat jama'ah shubuh di masjid lalu ia berdiam untuk berdzikir hingga matahari terbit, lalu ia melaksanakan shalat isyroq dua raka'at.
Ketika berdiam di masjid dianjurkan untuk berdzikir. Dzikir di sini bentuknya umum, bisa dengan membaca Al Qur'an,membaca dzikir, atau lebih khusus lagi membaca dzikir pagi.
Waktu shalat isyroq sebagaimana waktu dimulainya shalat Dhuha yaitu mulai matahari setinggi tombak, sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit. Hal ini sebagaimana keterangan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin (Syarh Al Arba’in An Nawawiyah) dan Al Lajnah Ad Daimah (Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah) mengenai pengertian matahari setinggi tombak.
Faedah Berharga Lainnya dari Hadits di atas :
# Dalam hadits yang telah disebutkan terdapat dorongan untuk melaksanakan shalat jama'ah shubuh di masjid.
# Dianjurkan memanfaatkan waktu pagi untuk ibadah dan bukan diisi dengan malas-malasan seperti kebiasaan sebagian muslim yang malah mengisi waktu selepas shubuh dengan tidur pagi. Sungguh sia-sia waktu jika digunakan seperti itu. Lihat pembahasan kami di sini.
# Dianjurkan berdiam setelah shalat shubuh untuk berdzikir hingga matahari terbit sebagaimana hal ini dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
An Nawawi dalam Shohih Muslim membawakan bab dengan judul ‘Keutamaan tidak beranjak dari tempat shalat setelah shalat shubuh dan keutamaan masjid’. Dalam bab tersebut terdapat suatu riwayat dari seorang tabi’in –Simak bin Harb-. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa dia bertanya kepada Jabir bin Samuroh,
أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
“Apakah engkau sering menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk?”
Jabir menjawab,
نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ.
“Iya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum saja.” (HR. Muslim no. 670)
# Dianjurkan berdzikir setelah shalat shubuh, bisa dengan membaca Al Qur'an atau membaca dzikir pagi.
# Keutamaan mmengerjakan shalat isyroq dua raka'at adalah mendapatkan pahala haji dan umroh. Akan tetapi shalat ini tidak bisa menggantikan ibadah haji dan umroh, namun hanya sama dalam pahala dan balasan saja.
Semoga bermanfaat dan semoga Allah menolong kita menghidupkan sunnah yang mulia ini. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
-----
Note : UNTUK WANITA, Syaikh Ibnu Baz mengatakan kaum wanita boleh melakukan shalat isyroq di rumah karena asalnya shalat wanita adalah di rumah. Jadi setelah shubuh ia berdzikir sampai matahari terbit dan setinggi tombak, lalu ia lakukan shalat isyroq 2 raka'at (sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit)
Wallahu a'lam
0 komentar:
Posting Komentar
Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.