KATA PENGANTAR
بسم الله, الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
وآله وصحبه ومن والاه . أما بعده
Berbagai pernik bercinta dianggap suatu hukum alam yang menyatu pada insan
sebagai kholifah Allah yang bertugas menjaga kelangsungan hidup lewat reaksi bersenggama
dalam melestarikan keturunan.
Maka satu-satunya pencapaian misi tersebut adalah dengan pernikahan. Karena
dalam pernikahan mencakup kesatuan dari komponen spiritual dan seksual. Aspek
spiritualnya karena terbangun dari sunah Rosul sedangkan komponen seksualnya
karena aspek biologis pada karakter kemanusiaan.
Perpaduan yang kerap kali berbalik fungsi, yakni seksual bukan lagi sebagai
wujud ibadah dan hubungan antar lawan jenis, bukan lagi karena mencari Ridlo
Allah SWT, melainkan sebatas pemuas gairah seksual. Hingga terciptalah
pergulatan spiritual dan seksual pada jiwa seseorang untuk memilih salah
satunya atau kedua-duanya.
Buku ini merupakan kutipan dari buku yang akan kami terbitkan (Alexandria 2
Pergualatan Spiritual dan Seksual). Maka dari itu kami senantiasa membuka
layanan kontak pada redaksi guna kelanjutan penelitian agar dapat menampung
argumen para responden juga saran dari pembaca.
Blitar, 01 Ramadlan 1426 H.
Penyusun
PENDAHULUAN
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah, Tuhan yang agung kekuasaanNya dan yang mulia
tetanggaNya. Dialah yang menjadikan nikah sebagai sebab kesinambungan generasi
umat manusia, serta menjadikannya sebagai lantaran terhadap terjalinnya
hubungan antar golongan dan kaum.
Semoga rahmat dan kesejahteraan senantiasa terlimpahkan atas junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang terpilih sebagai utusan Allah, yang berkepribadian
mulia, jujur dan menepati janji. Semoga juga terlimpahkan atas keluarga serta
sahabatnya yang mulia dan yang menjadi bintang petunjuk dan berhati bersih.
Inilah sebuah buku yang kecil dan praktis bentuknya tapi tinggi kedudukannya
dan besar manfaatnya. Memuat beberapa faidah penting tentang perkawinan.
Meliputi bersenggama, rahasia di balik waktu melakukannya, tata caranya, serta
rahasia dan keunikan penciptaan seorang gadis.
Saya menyusun dan mengutip buku ini dengan mengacu pada teks kitab karangan
ulama’ besar “semoga Allah melimpahkan anugerah dengan mengaruniai mereka
keberuntungan dan keutamaan.” Saya memberi judul buku ini dengan nama “Fathul
Izar”, mengupas rahasia di balik waktu bersenggama serta rahasia di balik
penciptaan seorang gadis.
Kemudian hanya kepada Allah-lah saya memohon, semoga menjadikannya sebuah buku
yang bermanfaat bagi kami dan kaum muslimin. Semoga pula Allah menjadikannya
sebagai bekal bagi kami serta kedua orang tua kami di hari akhirat, dimana
harta dan anak tak lagi berguna kecuali yang datang menghadap Allah dengan hati
yang bersih. (QS. As syu’ara : 88-89).
BAB I
PENGERTIAN PERKAWINAN
Ketahuilah bahwa perkawinan itu adalah suatu kesunahan yang disukai dan pola
hidup yang dianjurkan. Karena dengan perkawinan akan terjagalah kesinambungan
sebuah keturunan dan lestarilah hubungan antar manusia.
Allah Yang Maha Bijaksana telah menganjurkan agar melaksanakan perkawinan
melalui Firmannya:
فَانْكِحُوْا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى
وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ
Artinya : “Maka kawinilah wanita-wanita ( lain) yang kamu senangi dua, tiga
atau empat”
(QS. An-Nisa’ : 3 )
Pada Ayat lain Allah juga menyatakan :
وَمِنْ أَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ
أَزوَاجًا لِتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدّةً وَرَحْمَةً
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Ia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya. Dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang”.
( QS. Ar- rum : 21).
Lagi, Allah juga menyatakan :
وَأَنْكِحُوْا اْلأَيَّامَى مِنْكُم والصَّالِحِيْنَ
مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ, إِنْ يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللهُ
مِنْ فَضْلِهِ.
Artinya : “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan
orang-orang yang layak ( berkawin ) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin maka Allah akan memampukan
mereka dengan karuniaNya”.
(QS. An-nur : 2)
Sebagian dari bentuk kekayaan yang dikaruniakan Allah kepada mereka ialah
bahwa seorang laki-laki sebelum memasuki jalinan perkawinan dia hanya memiliki
dua buah tangan, dua buah kaki, dua buah mata dan sebagainya dari anggota
tubuhnya yang masing-masing hanya sepasang. Namun ketika ia telah terajut dalam
sebuah perkawinan, maka jadilah anggota-anggota tubuh tersebut menjadi berlipat
ganda dengan sebab mendapat tambahan dari anggota tubuh isterinya.
Tahukah engkau bahwa ketika pengantin wanita bertanya kepada pengantin pria:
“Untuk siapakah tangan mu?”. Maka pengantin pria menjawab: “Untukmu”. Dan
ketika pengantin wanita bertanya kepadanya: ”Untuk siapakah hidungmu?”. Maka
dia menjawab: “untukmu”. Begitu pula ketika pengantin wanita bertanya
kepadanya: ”Untuk siapa matamu?”. Dengan penuh kasih sayang dia menjawab:”
Untukmu”.
Nabi Muhammad SAW. bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ
الْبَاءَةَ فَالْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّه أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ
Artinya : “Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian yang sudah mampu
membiayai perkawinan, hendaklah kalian menikah. Karena sesungguhnya nikah itu
lebih mampu memejamkan pandangan (menjaga kemaksiatan) dan lebih menjaga
kehormatan”. ( Al-Hadits ).
Yang dikehendaki dengan kata “ba’ah” dalam hadits di atas adalah nafaqoh dhohir
maupun batin. Nabi Muhammad SAW. juga bersabda:
تَزَوَّجُوْا الْوَلُوْدَ الْوَدُوْدَ فَإِنِّىْ
مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Atinya : ”Nikahilah olehmu wanita-wanita yang masih produktif (bisa beranak)
dan yang banyak kasih sayangnya kepada suami. Karena sesungguhnya aku akan
berlomba-lomba dengan kalian memperbanyak umat di hari kiamat kelak.
Dan masih banyak lagi ayat dan hadits lain.
B A B II
BERSENGGAMA DAN RAHASIA DI BALIK MELAKUKANNYA
Ketahuilah bahwa tujuan utama dari suatu perkawinan adalah mengabdi,
mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengikuti sunnah Rasul dan menghasilkan anak
(keturunan). Karena dengan jalan perkawinan kehidupan alam ini akan lestari dan
teratur. Dan dengan meninggalkannya berarti sebuah kehancuran dan kemusnahan
alam ini.
Sudah merupakan sebuah kemakluman bahwa tak akan ada panen tanpa terlebih dulu
menanam benih pada bumi, kemudian mengolah dan merawatnya melalui teori dan
teknik pertanian. Dan juga perlu waktu beberapa lama hingga buahnya menjadi
siap panen. Begitu pula tak akan terwujud seorang anak dan keturunan tanpa
terlebih dulu memasukkan sperma suami di dalam indung telur isterinya. Allah
berfirman :
نِسَائُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ أَنَّى
شِئْتُمْ وَقَدِّمُوْا لأَِنْفُسِكُمْ الأية
Artinya : “Wanita-wanita kamu semua adalah ladang bagimu. Maka datangilah
ladangmu itu semaumu dan kerjakanlah olehmu (amal-amal yang baik) untuk dirimu
sendiri ( QS. Al-Baqarah : 223 ).
Sebab diturunkannya ayat ini adalah ketika kaum muslimin mengatakan bahwa
mereka menggauli isteri mereka dengan posisi berlutut, berdiri, terlentang,
dari arah depan dan dari arah belakang. Menanggapi pernyataan kaum muslimin
tersebut kaum Yahudi menyatakan: “Tidaklah melakukan hubungan semacam itu
selain menyerupai tindakan binatang, sedangkan kami mendatangi mereka dengan
satu macam posisi. Sungguh telah kami temukan ajaran dalam Taurat bahwa setiap
hubungan badan selain posisi isteri terlentang itu kotor di hadapan Allah.
Kemudian Allah membantah pernyataan kaum Yahudi tersebut.
Jadi dalam kandungan ayat ini menunjukkan diperbolehkannya seorang suami
menyetubuhi isterinya dengan cara apapun dan posisi bagaimanapun yang ia sukai.
Baik dengan cara berdiri, duduk atau terlentang. Dan dari arah manapun suami
berkehendak baik dari atas, dari bawah, dari belakang atau dari depan. Dan
boleh juga menyetubuhinya pada waktu kapanpun suami menghendaki baik siang hari
atau malam hari. Dengan catatan yang di masuki adalah lubang vagina.
2.1 Komentar Para Ilmuwan Mengenai Waktu Bersenggama
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Jum’at, maka anak yang
terlahir akan hafal Al qur’an.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam sabtu, maka anak yang
terlahir akan bodoh.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Ahad, maka anak yang terlahir
akan menjadi seorang pencuri atau penganiaya.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Senin, maka anak yang
terlahir akan menjadi fakir miskin atau ridho dengan keputusan dan qodho’-nya
Allah.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Selasa, maka anak yang
terlahir akan menjadi orang yang berbakti kepada orang tua.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Rabu, maka anak yang terlahir
akan cerdas, berpengetahuan dan banyak bersyukur.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Kamis, maka anak yang
terlahir akan menjadi orang yang berhati ikhlas.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Hari raya, maka anak yang
terlahir akan mempunyai enam jari.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya sembari bercakap-cakap, maka anak yang
terlahir akan bisu.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya di dalam kegelapan, maka anak yang terlahir
akan mejadi seorang penyihir.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya di bawah nyala lampu, maka anak yang
terlahir akan berwajah tampan atau cantik.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya sambil melihat aurat (farji isterinya),
maka anak yang terlahir akan buta mata atau buta hatinya.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya di bawah pohon yang biasa berbuah, maka
anak yang terlahir akan terbunuh dengan besi, karena tenggelam atau karena
keruntuhan pohon.
2.2 Saran Para Ilmuwan Berkaitan Dengan Hal Bersenggama
Hendaknya bagi seorang suami memperhatikan empat hal:
1. Memegang kedua tangan isteri
2. Meraba dadanya
3. Mencium kedua pipinya
4. Membaca Basmalah ketika memasukkan penis pada vagina.
Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ جَامَعَ زَوْجَتَهُ عِنْدَ الْحَيْضِ
فَكَأَنَّمَاجَامَعَ أُمَّهُ سَبْعِيْنَ مَرَّةً
Artinya : “Seseorang yang menyetubuhi isterinya ketika isterinya sedang
menstruasi, maka seolah-olah dia menyetubuhi ibunya sebanyak tujuh puluh kali”.
2.3 Nafisah Dharifah
Sebagian Masayikh (guru besar) dimintai komentar tentang seberapa banyak
kenikmatan dunia, kemudian sebagian Masayikh tersebut menjawab; “Kenikmatan
dunia itu sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Allah berfirman:
وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا
Artinya : ”Bilapun kamu semua menghitung nikmat Allah maka kalian tak akan
sanggup”.
Akan tetapi kenikmatan yang paling hebat teringkas pada tiga macam
kenikmatan yaitu mencium wanita, menyentuhnya dan memasukkan penis pada
vagina”.
Seorang penyair lewat tembang Rojaznya mengungkapkan :
وَنِعَمُ الدُّنْيَا ثَلاَثٌ تُعْتَبَرُ # لَمْسٌ وَ
تَقْبِيْلٌ وَإِدْخَالُ الذَّ كّرِ
“Kenikmatan dunia ada tiga macam yaitu menyentuh, mencium dan memasukkan
penis”. Penyair lain mengungkapkan:
وَنِعَمُ الدُّنَْيَا ثَلاَثٌ تُحْصَرُ #دمَيْك
كُوْلِيْت عَامْبُوْع كَارَوْبَارعْ تُرُوْ
“Kenikmatan dunia itu teringkas menjadi tiga yaitu menyentuh kulit, mencium dan
tidur bersama (dengan isteri).
BAB III
TATACARA DAN ETIKA BERSENGGAMA
Dalam Kitab Ar-Rahmah, Imam Jalaluddin Abdurrahman Al-Suyuti berkata:
“Ketahuilah bahwa senggama tidak baik dilakukan kecuali bila seseorang telah
bangkit syahwatnya dan bila keberadaan sperma telah siap difungsikan. Maka
dalam keadaan demikian hendaknya sperma itu segera dikeluarkan layaknya
mengeluarkan semua kotoran atau air besar yang dapat menyebabkan sakit perut,
karena dengan menahan sperma ketika birahi sedang memuncak dapat menyebabkan
bahaya yang besar.
Adapun efek samping terlalu sering melakukan senggama ialah dapat mempercepat
penuaan, melemahkan tenaga dan menyebabkan tumbuhnya uban.
3.1 Tata Cara bersenggama
Diantaranya adalah isteri tidur terlentang dan suami berada di atasnya. Posisi
ini merupakan cara yang paling baik dalam bersenggama. Selanjutnya suami
melakukan cumbuan ringan (Foreplay) berupa mendekap, mencium dan lain
sebagainya sampai ketika isteri bangkit birahinya maka kemudian suami
memasukkan dzakar dan menggesek – gesekkannya pada liang vagina (penetrasi).
Nah, pada saat suami sudah mengalami ejakulasi maka jangan mencabut dulu dzakarnya,
melainkan menahannya beberapa saat disertai mendekap isteri dengan mesra. Baru
setelah kondisi tubuh suami sudah tenang cabutlah dzakar dari vagina dengan
mendoyongkan tubuhnya kesamping kanan. Menurut para ulama’ tindakan demikian
merupakan penyebab anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin laki-laki.
Selesai bersenggama hendaknya keduanya mengelap alat kelamin masing-masing
dengan dua buah kain, satu untuk suami dan yang lain untuk isteri. Jangan
sampai keduanya menggunakan satu kain karena hal itu dapat memicu pertengkaran.
Bersenggama yang paling baik adalah senggama yang diiringi dengan sifat
agresif, kerelaan hati dan masih menyisakan syahwat. Sedangkan senggama yang
jelek adalah senggama yang diiringi dengan badan gemetar, gelisah, anggota badan
terasa mati, pingsan, dan istri merasa kecewa terhadap suami walaupun ia
mencintainya. Demikian inilah keterangan yang sudah mencukupi terhadap tatacara
senggama yang paling benar.
3.2 Etika Bersenggama
Terdapat beberapa etika bersenggama yang harus diperhatikan oleh suami.
Meliputi tiga macam sebelumnya, tiga macam ketika melakukannya dan tiga macam
sesudahnya.
A. Etika Sebelum Bersenggama
1. Mendahului dengan bercumbu (Foreplay) supaya hati isteri tidak tertekan dan
mudah melampiaskan hasratnya. Sampai ketika nafasnya naik turun serta tubuhnya
menggeliat dan ia minta dekapan suaminya, maka pada waktu itu rapatkanlah tubuh
(suami) ke tubuh isteri.
2. Menjaga tatakrama pada waktu bersenggama. Maka janganlah menyutubuhi isteri
dengan posisi berlutut, karena hal demikian sangat memberatkannya. Atau dengan
posisi tidur miring karena hal demikian dapat menyebabkan sakit pinggang. Dan
juga jangan memposisikan isteri berada di atasnya, karena dapat mengakibatkan
kencing batu. Akan tetapi posisi senggama yang paling bagus adalah meletakkan
isteri dalam posisi terlentang dengan kepala lebih rendah daripada pantatnya.
Dan pantatnya diganjal dengan bantal serta kedua pahanya diangkat dan dibuka
lebar-lebar. Sementara suami mendatangi isteri dari atas dengan bertumpu pada
sikunya. Posisi inilah yang dipilih oleh fuqoha’ dan para dokter.
3. Bertatakrama pada saat memasukkan dzakar. Yaitu dengan membaca ta’awudz dan
basmalah. Disamping itu juga menggosok-gosokkan penis di sekitar farji, meremas
payudara dan hal lain yang dapat membangkitkan syahwat isteri.
B. Etika Senggama Sedang Berlangsung
1. Senggama dilakukan secara pelan-pelan dan tidak tergesa-gesa (ritmis).
2. Menahan lebih dulu keluarnya mani (ejakulasi) pada saat birahinya mulai
bangkit menunggu sampai isteri mengalami inzal (orgasme). Karena yang demikian
dapat menciptakan rasa cinta di hati.
3. Tidak terburu-buru mencabut dzakar ketika ia merasa isteri akan keluar mani,
karena hal itu dapat melemahkan ketegangan dzakar. Juga jangan melakukan ‘azl
(mengeluarkan mani di luar farji) karena yang demikian itu merugikan pihak
isteri.
C. Etika Sesudah Senggama
1. Menyuruh isteri supaya tidur miring ke arah kanan agar anak yang dilahirkan
kelak berjenis laki-laki, insya Allah. Bila isteri tidur miring ke arah kiri
maka anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin perempuan. Hal ini menurut
hasil sebuah percobaan.
2. Suami mengucapkan dzikir di dalam hati sesuai yang diajarkan Nabi yaitu ;
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ
بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصَهْرًا وَكَانَ رُبُّكَ قَدِيْرًا (الفرقان : 54)
Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dari air,
untuk kemudian menjadikannya keturunan dan mushoharoh. Dan adalah Tuhanmu itu
maha kuasa.” (QS. Al- Furqon : 54)
3. Berwudlu ketika hendak tidur ( wudlu ini hukumnya sunah) dan membasuh dzakar
bila hendak mengulangi bersenggama.
Dikutip dari sebagian Ahli Tsiqoh (orang yang dapat dipercaya) bahwa
barangsiapa ketika menyetubuhi isterinya didahului dengan membaca basmalah,
surat Ikhlas, takbir, dan tahlil serta membaca :
بِسْمِ اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ اَللّهُمَّ
اجْعَلْهَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّبَِةً إِنْ كُنْتَ قَدَّرْتَ أَنْ تُخْرِجَ مِنْ
صَلْبِىْ اَللّهُمَّ جَنِّبْنِىْ الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشّيَْطَانَ مَا
رَزَقْتَنِىْ.
Kemudian suami menyuruh isterinya tidur miring kearah kanan. Maka jika dari
hasil jima’ itu Allah mentakdirkan isteri mengandung, maka anak yang lahir
nanti akan berjenis kelamin laki-laki dengan izin Allah. Dan saya telah
mengamalkan dzikir serta teori ini. Dan sayapun menemukan kebenarannya tanpa
ada keraguan. Dan hanya dari Allah lah pertolongan itu. Demikian penggalan
komentar Imam As-Suyuthi.
Sebagian Masyayikh mengatakan: “Barangsiapa menyetubuhi isterinya lalu ketika
ia merasa akan keluar mani (ejakulasi) ia membaca dzikir :
لاَ يُدْرِكُهُ اْلأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ
اْلأَبْصَارَوَهُوَ اللَّطِيْفُ اْلخَبِيْرُ.
maka apabila Allah mentakdirkan, anak yang dilahirkan kelak akan mengungguli
kedua orang tuanya dalam hal ilmu, sikap, dan amalnya, Insya Allah.”
Penulis kitab hasyiah Bujairomi alal Khotib tepatnya dalam sebuah faidah
menyatakan :”Saya melihat tulisan Syekh Al-Azroqy yang diriwayatkan dari
Rasulullah SAW di sana tertulis bahwa seseorang yang menghendaki isterinya
melahirkan anak laki-laki, maka hendaknya ia meletakkan tangannya pada perut
isterinya di awal kehamilannya sembari membaca do’a:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَللهُمَّ إِنِّي
أُسَمِّيْ مَا فِيْ بَطْنِهَا مُحَمَّدًا فَاجْعَلْهُ لِيْ ذَكَرًا.
maka kelak anak yang dilahirkan akan berjenis kelamin laki-laki. Insya Allah
mujarab.
BAB IV
DO’A KETIKA BERSENGGAMA
Allah SWT. Berfirman :
وَقَدِّمُوْا لأَِنْفُسِكُمْ الأية
Artinya : “Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu.” (QS. Al-Baqarah :
223)
Maksud dari ayat ini adalah : Carilah pahala yang tersediakan untuk kamu
semua seperi membaca basmalah dan berniat mendapatkan anak ketika melakukan
senggama. Telah diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda :
مَنْ قَالَ بِسْمِ اللهِ عِنْدَ الْجِمَاعِ فَأَتَاهُ
وَلَدٌ فَلَهُ حَسَنَاتٌ بِعَدَدِ أَنْفَاسِ ذَلِكَ الْوَلَدِ وَعَدَدِ عَقِبِهِ
إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Artinya : “Barangsiapa yang membaca basmalah ketika akan melakukan senggama
kemudian dari senggama itu dia dikaruniai seorang anak maka dia memperoleh
pahala sebanyak nafas anak tersebut dan keturunannya sampai hari kiamat.
Dan Nabi bersabda :
:خِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
Artinya : “Manusia yang paling baik diantara
kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya.”
Dalam masalah ini para Ulama” memiliki urut-urutan yang mengagumkan, yaitu
ketika suami akan menyetubuhi isterinya hendaknya terlebih dulu ia mengucapkan
:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا بَابَ الرَّحْمنِ
Lantas isteri menjawab :
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ يَا سَيِّدَ اْلأَمِيْنِ
Artinya : “Keselamatan atas kamu pula, hai tuan yang dipercaya.”
Selanjutnya suami meraih kedua tangan isterinya seraya mengucap :
رَضِيْتُ بِا للهِ رَبَّا
Artinya : “Aku telah ridho Allah sebagai Tuhanku.”
Kemudian ia meremas-remas kedua payudara isterinya sembari mengucapkan :
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Dilanjutkan mengecup kening isterinya besertaan mengucapkan :
يَا لَطِيْفُ اَلله نُوْرُ عَلَى نُوْرٍ شَهِدَ
النُّوْرَ عَلَى مَنْ يَشَاءُ
Artinya : “Wahai Dzat Yang Maha Halus, Cahaya Allah Di atas segala cahaya.
Cahaya itu telah menerangi siapa saja yang dikehendakinya.”
Setelah itu suami memiringkan kepala isteri ke kiri sambil mencium dan
meniup telinga sebelah kanan, dilanjutkan memiringkan kepala isteri ke kanan
sambil mencium dan meniup telinga yang sebelah kiri.Keduanya dengan membaca:
فِىْ سَمْعِكِ الله ُسَمِيْعٌ
Artinya : “Di dalam pendengaranmu, Allah Maha Mendengar.”
Sesudah itu ia mengecup kedua mata isterinya mulai dari mata sebelah kanan
kemudian mata sebelah kiri sambilmembaca do’a :
اَللّهُمَّ إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا
Artinya : ”Ya Allah,sesungguhnya kami bukakan untukmu kemenangan yang nyata.”
(QS. Al-Fath : 1)
Selanjutnya suami mencium kedua pipi isteri dimulai pipi sebelah kanan kemudian
sebelah kiri sambil membaca :
يَا كَرِيْمُ يَا رَحْمنُ يَا رَحِيْمُ يَا اَللهُ
Artinya : ”Wahai Dzat Yang Maha Mulia,Wahai Dzat Yang Maha Pengasih, Wahai Dzat
Yang Maha Penyayang. Ya Allah.”
Kemudian mengecup hidungnya sembari membaca :
فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَّجَنَّةُ نَعِيْمٍ
Artinya : ”Maka dia memperoleh ketentraman dan rezeki serta surga kenikmatan.”
(QS. Al-Waqi’ah : 89 )
Sesudah itu mengecup pundaknya sambil membaca :
يَا رَحْمنَ الدُّنْيَا يَا رَحِيْمَ اْلأَخِرَةِ
Artinya : “Wahai Dzat Yang Maha Pengasih di dunia, Wahai Dzat Yang Maha
Penyayang di akhirat.”
Setelah itu mengecup lehernya beserta membaca :
اَللهُ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ
Artinya : “Allah itu cahaya langit dan bumi.”
(QS. An-Nur : 35)
Selanjutnya mengecup dagunya dan berdo’a:
نُوْرُ حَبِيْبِ الإِيْمَانِ مِنْ عِبَادِكَ
الصَّالِحِيْنَ
Artinya : “Cahaya kekasih seiman di antara hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Kemudian mengecup kedua telapak tanganya, dimulai sebelah kanan dan dilanjutkan
sebelah kiri sambil membaca :
مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى
Artinya : “Hatinya tiada berdusta terhadap apa yang dilihatnya.” (QS. Anajm :
11)
Berikutnya mengecup bagian diantara kedua payudara sembari membaca :
وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّيْ
Artinya : “Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang
daripada-Ku.”(QS. Thoha : 39)
Dan kemudian mengecup dadanya bagian kiri tepat pada hatinya besertaan mengucap
:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ
Artinya : “Wahai Dzat Yang Maha Hidup, Wahai Dzat Yang berdiri pada dirinya
sendiri.
BAB V
RAHASIA DI BALIK
PENCIPTAAN KEPERAWANAN
Para ahli firasat dan ilmuwan tentang kewanitaan mengatakan:
Bila mulut seorang wanita itu lebar, berarti organ intimnya juga lebar.
Bila mulutnya kecil, berarti organ intimnya juga kecil.
Seorang penyair lewat bahar thowilnya menyatakan:
إِذَا ضَاقَ فَمُ الْبِكْرِ ضَاقَتْ فُرُوْجُهَاوَكَانَ
لِفَمِهَا شِعَارٌ لِفَرْجِهَا
“Apabila seorang perawan sempit mulutnya, maka sempit pula vaginanya. Demikian
ini memang mulut seorang perawan itu menjadi pertanda dari bentuk dan keadaan
vaginanya.”
Bila kedua bibir tebal, berarti vaginanya lebar.
Bila kedua bibirnya tipis, berarti kedua bibir vaginanya juga tipis.
Bila bibir mulut bagian bawah tipis, berarti vaginanya kecil.
Bila mulut/lidahnya sangat merah, berarti vaginanya kering.
Bila seorang wanita mancung hidungnya berarti tidak begitu berhasrat untuk
melakuan senggama.
Bila dagunya panjang, berarti vaginanya menganga dan sedikit bulunya.
Bila seorang wanita tipis alisnya, berarti posisi vaginanya agak ke dalam.
Bila raut wajahnya lebar dan lehernya besar berarti pantatnya kecil dan
vaginanya besar serta sempit.
Bila telapak kaki bagian luar serta badannya berlemak (gemuk) berarti besar
vaginanya.
Bila kedua betisnya tebal dan keras, berarti besar birahinya dan tidak sabar
untuk bersenggama.
Bila matanya tampak bercelak dan lebar,hal ini menunjukkan sempit rahimnya.
Pantat yang kecil serta bahu yang besar itu menunjukkan besar vagina.
N a f i s a h
Para Hukama’ (orang bijak) telah berkata : “Barangsiapa menemukan sepuluh
karakter yang terdapat pada diri seorang wanita, maka janganlah menikahinya.
Sepuluh sifat tersebut adalah :
Wanita yang sangat pendek tubuhnya.
Wanita yang berambut pendek.
Wanita yang sangat tinggi postur tubuhnya.
Wanita yang cerewet.
Wanita yang tidak produktif (mandul).
Wanita yang bengis.
Wanita yang berlebihan dan boros.
Wanita yang bertangan panjang.
Wanita yang suka berhias ketika keluar rumah.
Wanita yang janda karena dicerai oleh
suaminya.
Demikianlah Nafisah sebagai penutup buku ini. Dimana Allah telah memberikan
kemudahan kepada kami dalam menyusunnya. Segala puji dan sanjungan kepada Allah
atas keadaan bagaimanapun.
Sholawat serta salam yang teristimewa semoga tetap tercurahkan keharibaan
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Semoga pula tercurahkan kepada orang
yang mengikutinya yaitu, para sahabat setia dan keluarganya. Semoga Allah
meratakan manfaat buku kecil ini pada kaum pria maupun wanita. Amin.
Akhirnya kami hanya bisa berpesan sebagaimana kata seorang penya’ir ;
“Aku memang bakal meninggalkan dunia, namun tulisanku tetap terpelihara disana.
Aku berharap kiranya orang yang membaca tulisanku ini mau mendoakanku.”
۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا
نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ
وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ
١٢٢
Tidak
sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (QS.
At taubah (09:122))
العلم
صيد ولكتابة قيدوا علومكم بالكتابة
Ilmu
adalah buruan dan tulisan adalah pengikat, maka ikatlah ilmu dengan menulisnya (HR.
At Tirmidzi dari Anas bin Malik (Hajii Khalifah Kasyfud Dhunun I/34; At
Tirmidzi, Nawadirul Ushul, I/169)[1]
إنَّ
الدٌّنياملعونةٌمافيهاالاّذكرالله وماوالاه ُوعالماًومتعلماً.(رواه النسائ)
”Sesungguhnya
dunia itu terlaknat, terlaknat pula seluruh isinya (yang ada di dalamnya),
kecuali perbuatan senantiasa mengingat (berdzikir) kepada Alloh dan yang
sepadan dengan hal tersebut adalah orang yang mengajarkan ilmunya dan orang
yang belajar (Kegiatan pendidikan).” (HR. Imam Nasa’i)[2]
أموت ويبقى كل
ماقدكتبته فياليت من يقراكتابي
دعاليا
“Aku memang
bakal meninggalkan dunia, namun tulisanku tetap terpelihara disana. Aku
berharap kiranya orang yang membaca tulisanku ini mau mendoakanku.”
0 komentar:
Posting Komentar
Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.