Makalah design Experimen

Written By riyadu's blogs on Selasa, 01 April 2014 | 01.08






BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dunia anak adalah dunia yang menyenangkan,yang di dalamnya penuh dengan permainan. Melalui bermain anak akan lebih memaknai dengan apa yang ia pelajari dan dengan bermain anak akan mulai mengenal dan mampu mengembangkan pola pikirnya, melatih ketrampilan fisik, sosial dan mendapatkan kepuasan emosional.
Menurut Hamalik (dalam Sutrisno, 2006)  mengatakan bahwa, para ahli psikologi anak, menekankan pentingnya bermain bagi anak-anak. Bagi anak-anak bermain merupakan kegiatan yang alami dan sangat berarti. Dengan bermain anak mendapat kesempatan untuk mengadakan hubungan yang erat dengan lingkungan.[1]
Di era globalisasi seperti sekarang ini , sebagai manusia tidak lepas dari mobilitas kehidupan. Terutama pada perubahan dan perkembangan zaman, yang mana dengan perubahan tersebut mampu mendorong manusia untuk merubah pola pikir dan tingkah laku mereka, dan  pendidikan sangat berperan aktif didalamnya, dalam meningkatkan kwalitas sumber daya manusia.

Pendidikan merupakan usaha manusia secara sadar untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai- nilai dalam masyarakat. Untuk membina kepribadiannya tersebut dibutuhkan proses yang relatif panjang dimanapun dan kapanpun sehingga dapat dikatakan pendidikan langsung seumur hidup. Pada hakekatnya struktur dan mekanisme praktek pendidikan tertuju pada metode agar siswa menguasai basic skill. Selanjutnya konsep pendidikan didasarkan atas Undang – Undang Republik Indonesia  No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Fanani,2003) yaitu :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[2]
Pendidikan merupakan suatu peristiwa yang komplek, yaitu proses interaksi manusia terhadap lingkungan sehingga menimbulkan suatu pribadi yang tumbuh sesuai dengan aturan yang ada melalui bentuk komunikasi antar manusia sehingga terjalin hubungan belajar dan mengajar.
Sebagai seorang pendidik, guru mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, ini berarti bahwa selain mendidik anak untuk belajar, dan peranan guru sebagai orang tua kedua di sekolah maka perhatian guru pribadi terhadap siswa-siswanya akan lebih mendorong dan memajukan perkembangan anak.
Dalam proses mengajar seorang pengajar harus menyadari bahwa kemajuan dunia pendidikan lebih tergantung kepada dedikasi serta kreatifitas guru. Kreatifitas tersebut terletak pada strategi belajar yang diterapkan oleh guru khususnya pengajaran matematika, karena pengajaran matematika membutuhkan strategi pengajaran yang bervariasi sehingga dalam proses belajar tersebut tercipta suatu hubungan antara pengajar dengan siswa yang efektif dan seefisien mungkin. Dimana pengajar mampu membuat lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat menumbuhkembangkan rasa suka dan dorongan belajar.
Selain itu, seorang pendidik hendaknya memiliki pengetahuan yang memadai tentang perkembangan psikologis peserta didik. Pengetahuan ini untuk mengenal setiap individu peserta didik dan mempermudah dalam proses belajar mengajar. Para pendidik hendaknya mengetahui kemampuan dan daya serap peserta didik. Kemampuan ini bermanfaat untuk menetapkan materi pendidikan  yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.  Bila pendidik memaksakan materi diluar kemampuan siswa maka menyebabkan kelesuan mental dan kebencian terhadap ilmu pengetahuan. [3]
Melihat kondisi tersebut maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan pokok-pokok bahasan matematika kepada peserta didik. Strategi belajar matematika adalah kegiatan yang dipilih pengajar dalam proses belajar mengajar matematika yang dapat memberikan fasilitas belajar sehingga memperlancar tercapainya tujuan belajar matematika.[4]
Metode Bermain menurut Herman Hudoyo: bahwa ide-ide matematika dipelajari anak, melalui permainan. Tentu saja permainan atau metode bermain yang disajikan itu harus sesuai dengan perkembangan intelektual anak. Metode ini dapat menghadirkan aspek yang benar-benar sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari dan memungkinkan siswa terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dapat menguasai ide-ide matematika melalui permainan.[5]
Metode bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Sebelum sekolah bermain merupakan cara alamiah anak untuk menemukan lingkungannya, orang lain dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya bermain mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak).
Memahami konsep bilangan sebagai suatu urutan dan jumlah. Penjumlahan dan pengurangan dapat ditumbahkan pada anak dengan menggunakan pengalaman-pengalaman yang diperolehnya di rumah dan lingkungan bermainnya. Pengalaman-pengalaman tersebut banyak membantu usaha menanamankan konsep lebih dan kurang. Selain itu mereka juga akan mengucapkan bilangan dengan benar, menulis dan membaca lambang bilangan dengan baik dan benar dan dapat menempatkan nilai tempat masing-masing angka pada suatu bilangan.
Anak usia kelas 1 merupakan tahap persiapan pengorganosasian yang konkrit sehingga belajar penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan alat bantu benda konkrit (gambar) dimana anak dapat mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan hubungan benda-benda yang didasarkan pada interpretasi dan pengalamannya.
Pelajaran matematika diberikan di semua sekolah mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Kenyataannya adalah terlihat dari bagaimana matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib dan harus dikuasai oleh siswa bahkan matematika telah menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib ada di setiap penerapan model ujian akhir sekolah maupun nasional. Tetapi dalam kenyataan selama ini matematika dianggap sebagai momok yang mesti ditakuti dan tidak disukai oleh siswa. Padahal ketidaksenangan akan membuat siswa enggan dan malas belajar.
Pengajaran matematika di sekolah pada umumnya didominasi oleh pengenalan rumus-rumus dan konsep-konsep secara verbal tanpa ada perhatian yang cukup terhadap pemahaman siswa. Dalam pengenalan rumus dan konsep matematika di kelas sering terjadi kesalahan dalam pengajaran. Karena guru tidak memahami dengan baik kemampuan berfikir siswa, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan guru juga lebih mendominasi kegiatan belajar mengajar sedangkan siswa hanya sebagai pendengar saja.
Berdasarkan hasil wawancara dalam studi pendahuluan di SDN Junjung 01 dengan guru mata pelajaran matematika. Peneliti melihat bahwa dalam pengajaran mencari hasil penjumlahan dan pengurangan, pada umumnya langsung mengenalkan rumus dan cara pengerjaannya. Sehingga siswa kurang dilibatkan dalam memanipulasi benda konkrit. Guru beraggapan bahwa penggunaan benda atau alat peraga itu merepotkan, karena hasilnya sama saja dengan yang tidak menggunakan alat peraga.
Untuk mengatasi kendala seperti ini, maka perlu adanya pembenahan baik dari tenaga pendidik mupun peserta didik itu sendiri. Sehingga pendidik mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar, dan mampu mencari solusi dari masalah yang ada.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti berusaha mencari solusi dalam meningkatkan pembelajaran matematika melalui metode bermain, dimana dengan metode ini dapat menumbuhkembangkan rasa suka atau memotivasi belajar siswa. Oleh sebab itu peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Materi Bilangan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Metode Bermain Pada Siswa Kelas 1 SDN Junjuna 01 Pada Tahun Ajaran 2009”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakng masalah di atas, secara procedural masalah akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana proses pembelajaran melalui metode bermain pada siswa kelas 1 SDN Junjung 01 Tulungagung tahun ajaran 2009/2010?
2.      Bagaimana motivasi belajar siswa melalui metode bermain pada bilangan operasi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas 1 SDN Junjung 01 Tulungagung tahun ajaran 2009/20010?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 1 SDN Junjung 01 Tulungagung tahun ajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mendiskripsikan metode bermain pada bilangan operasi penjumlahan dan pengurangan kelas 1 SDN Junjung 01 Tulungagung tahun ajaran 2009/2010.
2.      Untuk mengetahui motivasi belajar siswa melalui metode bermain pada bilangan operasi penjumlahan dan pengurangan siswa kelas 1 SDN Junjung 01 Tulungagung tahun ajaran 2009/2010.

D.    Manfaat Penelitian
1)      Kepentingan teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah, memperkuat dan melengkapi teori-teori yang diterapkan dalam pembelajaran matematika.
2)      Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1)      Peneliti
Dapat memberikan informasi tentang pemahaman obyek yang diteliti guna menyempurnakan dan meningkatkan penguasaan matematika.
2)      Guru
Dapat bermanfaat sebagai masukan dalam meningkatkan penguasaan dan perluasan pengajaran yang diarahkan sebagai peningkatan mutu pendidikan.
3)      Siswa
Dapat membantu siswa untuk menumbuhkan motivasi belajar dan mampu memecahkan masalah.
4)      Bagi Sekolah
Sebagai masukan untuk menentukan arah kebijakan dalam membantu meningkatkan konsep bilangan.

E.     Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan pembatasan istilah sebagai berikut:
1.      Penegasan konseptual
a.       Upaya adalah usaha, akal, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan personal, mencari jalan keluar, dan sebagainya).[6]
b.      Motivasi belajar adalah perubahan energi dalam diri manusia yang ditandai munculnya “felling” dan dilalui dengan adanya tanggapan terhdap tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya melalui kegiatan belajar.[7]
c.       Metode bermain adalah suatu metode mengajar dengan cara mengarahkan peserta didik ke arah tujuan pembelajaran dengan cara bermain. Hal ini akan lebih efektif kerana dengan cara bermain peserta didik akan termotifasi untuk belajar.[8]
d.      Operasi adalah pelaksanaan atau rencana yang telah dikembangkan.
2.      Penegasan secara operasional
Meningkatkan motivasi belajar dengan metode bermain adalah motivasi belajar yang diperoleh oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar bilangan operasi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas 1 SD semester II tahun ajaran 2008/2009 yang meliputi hasil atau presentasi post testnya yang akan diukur melalui test untuk memperoleh skor tugas post test dengan kriteria semakin tinggi skor/nilai yang diperoleh maka akan semakin tinggi pula prestasi bilangan operasi pengurangan dengan metode bermain. Dengan metode tersebut diharapkan siswa dapat motivasi belajar yang lebih baik dari pada pembelajaran yang hanya terpaku pada buku dan penjelasan guru, yang dapat ditunjukkan dari perbaikan nilai. Penelitian ini dilaksanakan di kelas 1 SDN JUNJUNG 01 Tulungagung tahun pelajaran 2008/2009 pada materi bilangan operasi penjumlahan dan pengurangan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Konseptual Pembelajaran Matematika
1.      Hakekat Matamatika
            Matematika sering diartikan sebagai ilmu berhitung, atau ilmu yang berkaitan dengan bulangan dan angka-angka atau bahkan simbol-simbol. Secara istilah dalam menguraikan tentang hakekat matematika banyak dikemukakan beberapa pendapat tokoh dari sudut pandang masing-masing. Herman Hudoyo mengatakan bahwa hakekat matematika adalah “berkenaan dengan ide-ide, struktur, dan hubungannya, yang diatur menurut urutan yang logis.[9]
2.      Proses Belajar Mengajar Matematika
Belajar matematika perlu strategi dalam menyampaiakan materi
a.       Belajar Matematika
Menurut Herman Hudoyo mengatakan bahwa belajar merupekan perubahan tingkah laku yang berlaku dalam waktu relative lama dan itu disertai usaha orang tersebut.[10]
b.      Mengajar Matematika
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar. Dr. Moh. Uzer Usman berpendapat bahwa mengajar merupakan usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannyadengan anak didik dan bahan pengajarannya yang menimbulkan proses belajar.[11]
c.       Proses Belajar Mengajar Matamatika
Keterpaduan antara konsep belajar dan mengajar melahirakan konsep baru yakni proses belajar mengajar atau dikenal dengan istilah proses pembelajaran. Proses belajar mengajar adalah serangkaian kegiatan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam edukatif dan mencapai pengajaran.
3.      Motivasi Belajar Matematika
Merupakan kodrat manusia bahwa ia mempunyai dorongan untuk melakukan sesuatu  karena alas an tertentu. Kekuatan pendorong yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan, disebut motif. Segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya dan berlangsungnyamotif itu disebut motivasi.
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
B.     Motivasi Belajr Matematika
C.    Materi Tentang Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
D.    Studi Pendahuluan dan Asumsi Penelitian
E.     Kerangka Berfikir (paradigma) dan Hipotesis Penelitian

















BAB III
METODE PENELITIAN
      Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.[12] Dapat pula diartikan sebagai semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu.[13] Semua kegiata itu dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menigkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
      Metodologi penelitian adalah umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisa data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi.[14] Dengan demikian metode penelitian dapat diartikan bahwa sebagai suatu bahasan yang membahas secara teknik metode-metode yang digunakan dalam sebuah penelitian.
A.    Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang datanya digunakan dalam keadaan sewajarnya atau apa adanya (naturalistic, natural seting), tidak diubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan dengan maksud untuk menemukan kebenaran dibalik data yang obyektif dan cukup.[15] Dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian yang melibatkan guru sebagai praktis dan teman sejawat (guru senioryang lain) sebagai pengamat, sehingga penelitian ini disebut dengan Penelitian Tindakan Partisipan.[16]
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri refleksi diri melalui dengan tujuan untuk memperbaiki kerjanya sehingga hasil belajar siswa meninggkat.[17] Menurut T.Raka Joni (1998), PTK adalah suatu kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran itu dilakukan.[18] Adapun karakteristik PTK menurut Carr dan Kemmis adalah: 1). An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya), 2). Self-reflectif inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, kaidah-kaidah penelitian). 3). Fokus Penelitian berupa kegiatan pembelajaran. 4). Tujuannya memperbaiki pembelajaran.[19]
Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung dan penelitian sebagai perancang tindakan, pengamat, pewawancara dan pengumpul data dari fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki, sehingga dengan adanya tindakan seperti ini proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa dalam materi Bilangan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan.

B.     Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini adalah SDN Junjung 01 di desa Junjung, kecamatan Boyolangu pada kelas 1. Lokasi penelitian ini ditetapkan sebagai tempat penelitian atas pertimbangan sebagai berikut:
1.      Di SDN Junjung 01 ini belum pernah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas khususnya melalui metode bermain.
2.      Rendahnya motivasi belajar Matematika disebabkan adanya kesan negative  bahwa pelajaran Matematika membosankan dan sangat sukar, karena hanya mempelajari hal yang abstrak tanpa dikaitkan dengan dunia nyata siswa.
3.      Pihak sekolah , utamanya dari pihak guru sangat mendukung untuk dilaksanakannya sebuah penelitian dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.


C.    Kehadiran  Peneliti
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas, maka kehadiran peneliti mutlak dan sangat diperlukan karena peneliti sebagai Instrumen Utama. Peneliti sebagai Instrumen Pertama yang dimaksudkan adalah peneliti bertindak sebagai pengamat, pewawancara, pemberi tindakan dan mengumpulkan data sekaligus pembuat laporan hasil penelitian.
Peneliti sebagai instrumen kunci artinya: 1). Peneliti sebagai pengamat yang mengamati aktivitas –aktivitas yang terjadi selama pembelajaran. 2). Peneliti sebagai pewawancara yang mewawancarai subyek penelitian berdasarkan jawaban pada setiap tugas yang diberikan. 3). Sedangkan peneliti sebagai pemberi tindakan artinya peneliti bertindak sebagai pengajar yang membuat rancangan pembelajaran dan sekaligus menyampaikan bahan ajar selama berlangsungnya penelitian. 4). Selain itu, peneliti juga sebagai pengumpul dan penganalisis data, serta sebagai pelapor hasil penelitian.
Kehadiran peneliti sebelum melakukan tindakan adalah melakukan diskusi atau wawancara dengan Guru kelas 1 SDN Junjung 01 mengenai pengalaman mengajar matematika khususnya konsep operasi penjumlahan dan pengurangan. Diskusi berlangsung sampai tertulisnya persiapan mengajar, penyampaian media atau alat peraga dan cara pelaksanaan pembelajaran.

D.    Sumber Data
1.      Data
 Data adalah bahan nyata yang dapat dijadikan dasar penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Hasil tes siswa, hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal. Hasil ini digunakan untuk melihat pemahaman siswa tentang materi.
b.      Hasil wawancara, wawanncara peneliti dengan siswa yang dijadikan subyek penelitian. Hasil ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai penguasaan siswa terhadap konsep bilangan operasi penjumlahan dan pengurangan.
c.       Hasil observasi yang telah dianalisis berdasarkan skala penilaian yang diperoleh dari pengamatan teman sejawat dan satu guru di sekolah tersebut terhadap aktivitas  praktisi dan siswa dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disediakan peneliti.
d.      Catatan Lapangan  yang berisikan pelaksanaan kegiatan siswa dalam pembelajaran selama enelitian berlangsung. Catatan lapangan digunakan untuk melengkapi data-data observasi.
2.      Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan ini adalah suswa kelas 1 SDN Junjung 01, sedangkan subyek penelitian tindakan terdiri dari 8 siswa yang terdiri dari 2 siswa berkemampuan tinggi, 3 siswa berkemampuan sedang dan 3 siswa berkemampuan rendah. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa 8 anak ini sudah mewakili dari kelas yang diteliti. Pemilihan subyek penelitian dikakukan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dalam menyerap materi yang disampaikan oleh guru sebagai peneliti sekaligus sebagai pengamat.

E.     Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang diperoleh melalui tes, angket, wawancara, obsarvasi, dan catatan lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Pemberian Tes
Tes merupakan metode pengumpulan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses (pre-test dan post test).[20] Test awal dilakukan sebelum tindakan diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai bilangan operasi penjumlahan dan pengurangan. Tujuan dilaksanakan test pada awal penelitian adalah untuk menentukan subyek penelitian. Test akhir dilakukan setelah pemberian tindakan untuk melihat kemajuan siswa dalam mengikuti pembelajaran serta untuk melihat tingkat pemahaman siswa terhadap materi bilangan opersi penjumlahan dan pengurangan.
2.      Wawancara
Wawncara dilakukan untuk memperoleh gambaran secara mendalamtentang perkembamgan pemahaman ataupun segala kesulitan yang dialami siswa mengenai hasil pekerjaan siswa pada setiap test atupun tugas yang diberikan. Adapun pedoman wawancara adalah: 1). Batasi pertanyaan sehingga tidak terlalu banyak. 2). Lihat kembali riset untuk memastikan bahwa semua pertanyaan telah disampaikan. 3). Usahakan semua pertanyaan mengandung unsur faktual .4). Pastiakn data wawancara tersebut akan direkam. 5).Usahakan jelas dan praktikan dengan teman terlebih dahulu.[21]
3.      Observasi
Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis data mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dan mengamati individu secara langsung.[22] Oservasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan mencakup kegiatan penelitian sebagai pengajar serta partisipasi siswa khususnya subyek penelitian yang berkaitan dengan aktivitas guru dan seorang teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi.
4.      Hasil Catatan di Lapangan
Hasil catatan lapangan digunakan untuk mendokumentasiakan secara tertulis, dilakukan pencatatan lapangan pada buku penelitian dan pengamat yaitu segala peristiwa selama pembelajaran berlangsung yang memuat deskripsi tentang aktivitas-aktivitas peneliti dan siswa.

F.     Teknik Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dalam suatu proses yang berarti bahwa pelaksanaan sudah dilakukan sejak pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian menggunakan kualitatif yaitu analisis data yang diperoleh berbentuk kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa dan guru. Model analisis yang digunakan oleh (Milles dan Huberman) yaitu model mengalir Flow model.[23] Yaitu a). Reduksi Data, b). Penyajian Data, c). Penarikan Kesimpulan.
a.       Reduksi Data
adalah proses pemilihan dan pemusatan perhatian penelitian melalui seleksi yang ketat terhadap focus yang akan dikaji lebih lanjut, penajaman focus, pembuatan ringkasan hasil pengumpulan data, pengorganisasian data, sehingga siap untuk dianalisis lebih lanjut begitu selesai melakukan pengumpulan data secara keseluruhan. [24]  Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang dapatdipertanggungjawabkan. Data yang mereduksi adalah test awal yang berkaitan dengan bilangan operasi penjumlahan dan pengurangan, wawancara dengan kepala sekolah, guru dan siswa, observasi dengan metode bermain, teman sejawat dan guru matematika tentang hal yang mendukung penelitian.
b.      Menyajikan Data
Penyajian data adalah proses penyusunan informasi secara sistematik dalam rangka memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan penelitian.[25] Penyajian data dilakukan dalam rangka menyajikan hasil reduksi data secara naratif sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan dan keputusan pengambilan tindakan.
c.       Penarikan Kesimpulan
Pada tahap penarikan kesimpulan ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta member penjelasan. Selanjutnya bila penarikan kesimpulan dirasakan tidak kuat maka perlu adanya verivikasinadalah peneliti kembali mengumpulkan data di lapangan dan menguji kebenaran, kecocokan makna yang muncul dari data yang ditemukan dalam penelitian.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan setelah siklus dilakukan dengan memberikan evaluasi berupa soal test tertulis.
a)      Untuk menilai test formatif digunakan rumus:

                                           Keterangan:  X     =          Nilai rata-rata
                                              ΣX       =          Jumlah semua nilai
            ΣN       =          Jumlah siswa
b)      Untuk Ketuntasan Belajar
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar KTSP, seorang siswa telah lulus atau tuntas belajar bila indikator hasil belajar siswa dari penelitian ini adalah 85% dari siswa telah mencapai nilai minimal 65. Pengambilan nilai minimal 65 ini merupakan hasil diskusi antara guru dengan teman sejawat berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan batas nilai minimal yang digunakan di sekolah tersebut. Untuk melindungi prosentasi ketuntasan belajar digunakan rumus:


 


Data kuantitatif yang masih berupa angka dianalisis secara deskriptif, misalnya mencari dan mendeskripsikan nilai rata-rata atau prosrntasi keberhasilan belajar dan lain-lain.[26] Rumus di atas untuk menentukan prosentase keberhasilan tindakan didasarkan pada skor yang diperolehdari data hasil observasi.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari segi nilai, didasarkan pada kriteria penilaian menurut Oemar Hamalik sebagai berikut[27]
Table Kriteria Penilaian
Huruf
Angka
0-4
Angka
0-100
Angka
0-10
Predikat
A
B
C
D
E
4
3
2
1
0
85-100
70-84
55-69
40-54
0-39
8,5-10
7,0-8,4
5,5-6,9
4,0-5,4
0-3,9
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang


G.    Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini difokuskan pada “Pengusaan Siswa terhadap Bilangan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan”. Untuk menjamin keabsahan data yang digunakan teknik kriteria derajat kepercayaan. Derajat kepercayaan yang direncanakan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah 3 cara dari 10 cara yang dikembangkan oleh Moleong[28]  yaitu I). Ketekunan Pengamatan, II). Triangulasi dan III). Pemeriksaan Sejawat.
                                           I.            Ketekunan Pengamatan 
Ketekunan Pengamatan dilakukan dengan cara peneliti mengadakan pengamatan secara teliti, rinci dan terus menerus selama proses penelitian. Kegiatan ini dapat diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif, aktif dalam kegiatan belajar sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya subyek berdusta, menipu atau berpura-pura.

                                        II.            Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keadsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembandingterhadap dat tersebut. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1). Membandingakan data yang diperoleh peneliti dengan cara konfirmasi kepada guru sebagai sumber lain tentang kemampuan akademik yang dimiliki oleh subyek peneliti pada pokok bahasan lain, 2). Membandingkan test dengan hasil observasi, 3). Membandingkan hasil test dengan hasil wawancara.
                                     III.            Pengecekan Sejawat
Pengecekan adalah mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan rekan-rekan sejawat.[29]Diskusi ini dilakukan dengan dosen pembimbing dan teman sejawat peneliti yaitu teman mahasiswa yang sedang mengadakan penelitian kualitatif atau pula orang yang berpengalaman mengadakan penelitian kualitatif. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti mendapatkan masukan-masukan baik dari segi metodologi maupun konteks penelitian sebagai data yang diharapkan dalam penelitian tidak menyompang dan valid.

H.    Tahap-Tahap Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan penelitian ini meliputi dua tahap yaitu tahap perencanaan dan melakukan tindakan. Adapun rincian dari tahapan ini adalah sebagai berikut:
1.      Tahap Perencanaan atau Pendahuluan
a.       Refleksi
Pada tahap ini dilakukan kegiatan 1). Observasi awal ke sekolah 2). Wawancaradengan guru tentang permasalahanyang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal 3). Membuat test awal 4). Memilih obyek penelitian.
b.      Menetapkan dan merumuskan rancangan Tindakan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah 1). Menentukan tujuan Pembelajaran 2). Menyusun skenario pembelajaran bilangan operasi penjumlahan dan pengurangan.
2.      Tahap Pelaksanaan Tindakan
a.       Tahap Perencanaan (Plan).
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan peneliti adalah: 1). Menyusun renana pembelajaran 2). Menyiapkan materi pembelajaran yang akan disajikan 3). Menyiaokan format observasi 4). Menyiapkan perangkat test akhir terhadap motivasi belajar.
b.      Pelaksanaan Tindakan (ACT)
Pada tahap pelaksanaan tindakan (act), peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Legiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran pembelajaran berbasis masalah pada subyek penelitian yaitu siswa kelas1 SDN Junjung 01 Tulungagung.
c.       Observasi (observe)
Tahap ini teman sejawat dan guru melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan peneliti selama pembelajaran berlangsung denagan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan peneliti. Observasi ini dilakukan olehguru kelas 1 SDN Junjung 01 dan satu orang mahasiswa STAIN Tulungagung.
d.      Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi dilakukan melalui analisis, sintesis dan penelitian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Analisis dilakukan dengan merenungkan kembali secara intensif peristiwa yang menyebabkan munculnya suatu diharapkan atau tidak diharapkan.
Dari tahap refleksi ini peneliti dan pengamat mengambil tindakan yang dirumuskan dan direncanakan yang lebih efektif pada siklus berikutnya. Siklus dihentikan bila siswa mencapai pemahaman sesuai indicator yang ditentukan peneliti. Tetapi jika belum berhasil maka siklus tindakan tersebut, maka peneliti mengulang siklus itu dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya sampai berhasil sesuai dengan criteria yang diharapkan.


[1]  Ihsani Wulandari Sutrisno, Perbedaan Prestasi Belajar Bilangan Operasai Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Metode Bermain dan Konvensional, (Tulungagung: STAIN Tulungagung, 2006), hal.1
[2] . Ahmad Khoirudin Fanani, Perbedaan Teknik Kerja Kelompok dan Teknik Pengajaran Individu pada Prestasi Belajar Matematika, (Tulungagung: STAIN Tulungagung, 2004), hal.1
[3] .Samsu Nizar, Filsafat pendidikan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002 ), hal.94-95
[4] Herman Hudoyo, Strategi Belajar  Mengajar Matematika, (Malang : IKIP Malang, 1990 ), hal. 11
[5] Herman Hudoyo, Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas, (Surabaya: Usaha Nasional, 1990), hal.134.
[6] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 995
[7] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 74
[8] Muhiddin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 208
8 Herman Hudoyo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: IKIP Malang, 2001), hal. 95.
9 Herman Hudoyo, Strategi Belajar Mengajar Matematika, (Malang: IKIP Malang,1990), hal.1.
[11] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hal.6.
[12] Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2004), hal.1.
[13] S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta,2004), hal.1.
[14] Noeng Muhajir, Mrtodoogi Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Rika Serasin, 1998). Hal.6
[15] Sukidin, Mundir, Metodologi Penelitian Membimbing dan Mengajar Kesuksesan Anda Dalam Dunia Penelitian, (Surabaya: Insan Cendekia,2005), hal.23.
[16] Kuruswoyo  Wihardit, I GAK Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas terbuka,2000), hal.4
[17] I GAK Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas terbuka,2000), hal.4
[18] Soedarsono, FX, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas, Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktivitas Instruksional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Universitas Terbuka), hal.2
[19] Suharsini Arikunto, Suharjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 110.
[20] Hariwijaya, teknik Menulis Skripsi dan Thesis Landasan Teori Hipitesis  Analisa Data Kesimpulan, (Yogyakarta: Hangar Kreator,2004), hal.44.
[21] Sukidin, Basrowi, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Insan Cendekia,2002), hal.116
[22] Ngalim Purwanto, prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hal.149.
[23] Mattew B. Milles, A.Michle Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta:UI Press,1992), hal.16-19.
[24] Tholchah Hasan,Metodologi Penelitian, hal.165
[25] Ibid, hal. 170.
[26] Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi, (Bandung: Mandar Maju,2001),hal.122.
[27] Ibid,.
[28] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hal. 178.
[29] Ibid,.
Blog, Updated at: 01.08

0 komentar:

Posting Komentar

Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.