bab 3
Barisan Bilangan Real
Di sekolah menengah barisan diperkenalkan sebagai
kumpulan bilangan yang disusun menurut ”pola” tertentu, misalnya barisan
aritmatika dan barisan geometri. Biasanya barisan dan deret merupakan satu
kesatuan pokok bahasan. Sekarang barisan dipahami dari sudut pandang analisis
dan ia merupakan bentuk khusus dari fungsi. Pada bab ini dibahas mengenai
pengertian barisan dan deret. Selanjutnya, dibahas tentang limit dan
konvergensi dari suatu barisan. Di antaranya adalah Teorema Konvergen Monoton,
Teorema Bolzano-Weierstrass, dan Kriteria Cauchy untuk barisan yang konvergen.
3.1. Konvergensi Barisan
Barisan (sequence) pada himpunan S adalah
suatu fungsi dengan domain ℕ dan mempunyai range dalam S.
Pada subbab ini akan dibahas mengenai barisan di ℝ dan konvergensi dari suatu
barisan.
Definisi 3.1.1. Barisan Bilangan Real adalah suatu fungsi dengan
domain himpunan bilangan asli ℕ dengan range termuat didalam ℝ.
Jadi barisan adalah fungsi X :
ℕ ® ℝ, dimana setiap n Î ℕ nilai fungsi X(n)
biasa ditulis sebagai
X(n) ≔ xn
dan disebut suku ke-n barisan
X. Notasi barisan yang sering digunakan adalah
X atau (xn) atau
(xn : n Î ℕ) atau áxnñ atau
.
Pada buku ini akan menggunakan (xn) untuk notasi
barisan.
Contoh 3.1. Beberapa barisan dan cara penulisannya.
(i).
Barisan (xn) dengan xn
= n(-1)n adalah barisan X=(–1,2, –3,4, –5,6,...). Dapat juga ditulis sebagai X = (n(–1)n : n Î ℕ)
(ii).
Barisan (yn) dengan yn
= 2n – 1 adalah barisan Y = (1,3,5,7, ....). Dapat juga ditulis
sebagai Y = (2n – 1 : n Î ℕ)
(iii). Barisan (zn) dengan zn =
adalah barisan Z =
. Dapat juga ditulis sebagai Z = (
: n Î ℕ)
Penulisan barisan menggunakan kurung biasa ”( )”
dimaksudkan untuk membedakannya dengan himpunan yang biasa ditulis menggunakan
kurung kurawal ”{ }”.
Pada himpunan, anggota yang sama cukup ditulis satu kali. Sedangkan pada
barisan, suku-suku yang berbeda memungkinkan mempunyai nilai yang sama. Sebagai
contoh ambil barisan (xn) yang didefinisikan xn
= (–1)n.
Jadi barisannya adalah X = (–1,
1, –1, 1, ... ). Tetapi
bila dipandang sebagai himpunan maka diperoleh himpunan X = {–1, 1}.
Selanjutnya,
perhatikan kembali barisan bilangan real Y = (2n – 1 : n Î ℕ).
Jika
semakin besar
maka
semakin besar,
tanpa batas. Tetapi, kalau
kita perhatikan barisan Z = (
: n Î ℕ), maka jika
semakin besar maka zn semakin kecil, menuju angka nol. Barisan bilangan real Z ini dikatakan sebagai barisan yang konvergen atau mempunyai
limit. Sedangkan
barisan bilangan real
dikatakan barisan
yang tidak konvergen atau divergen.
Definisi 3.1.2. (Konvergensi Barisan). Barisan
bilangan real (xn) dikatakan konvergen
ke x Î ℝ, jika untuk setiap
terdapat Ne Î ℕ sedemikian
sehingga
untuk
setiap n ≥ Ne.
Bilangan x
dalam hal ini disebut sebagai limit barisan (xn), dan barisan bilangan real (xn)
konvergen atau menuju ke
dapat
dinyatakan sebagai
atau
atau
atau
.
Secara informal, kita
dapat mengatakan bahwa xn ‘menuju x’ bila n
‘menuju tak terhingga’. Untuk setiap n Î ℕ, bilangan xn dapat dianggap
sebagai hampiran untuk x (dan sebaliknya, x merupakan hampiran
untuk xn). Jarak (yaitu |xn − x|)
antara xn dan x menyatakan kesalahan pada penghampiran
tersebut (dengan e
sebagai taksiran kesalahan maksimum-nya). Definisi di atas menyatakan bahwa
kesalahan tersebut dapat dibuat sekecil-kecilnya dengan memilih n cukup
besar.
Jika suatu barisan (xn) tidak konvergen maka barisan (xn) dikatakan barisan divergen.
Contoh
3.2. Tunjukkan bahwa barisan (
: n Î ℕ)
konvergen ke 0.
Penyelesian. Disini kita ketahui bahwa xn =
dan x = 0.
Untuk sebarang
harus kita tunjukkan terdapat Ne Î ℕ sedemikian sehingga
untuk setiap n ≥ Ne.
Selanjutnya, lihat
bahwa
. Bentuk ketidaksamaan
diselesaikan diperoleh
. Sehingga cukup diambil bilangan asli
. Akibatnya,
untuk setiap n ≥ Ne. Yang
demikian berlaku untuk setiap
. Ini artinya bahwa barisan (
: n Î ℕ)
konvergen ke 0 atau
.
Sebagai ilustrasi, misalkan diberikan e = 0,12 maka
= 8,33.
Jadi cukup diambil Ne = 9. Untuk meyakinkan dapat diperiksa untuk n ≥ Ne = 9
yang kesemuanya kurang dari e ≔ 0,12.
Contoh 3.3. Buktikan
.
Penyelesian. Disini kita mempunyai xn =
dan x =
.
Untuk sebarang
harus kita temukan Ne Î ℕ sedemikian sehingga
untuk setiap n ≥
Ne.
Karena
,
diberikan
, pilih Ne Î ℕ sedemikian sehingga
Ne >
. Maka untuk setiap n ≥ Ne
berlaku
. Ini
artinya bahwa
.
Sebagai ilustrasi, misalkan
diberikan e = 0,012 maka
= 9,25925. Jadi diambil Ne = 10. Agar lebih meyakinkan dapat diambil beberapa nilai
untuk n ≥ Ne = 10
yang kesemuanya kurang dari e = 0,012.
Contoh 3.4. Buktikan
Penyelesian. Disini kita mempunyai xn =(
dan x = 0
Untuk sebarang
harus kita temukan Ne Î ℕ sedemikian sehingga
untuk setiap n ≥ Ne.
Selanjutnya
Diberikan
sembarang, pilih Ne Î ℕ sehingga
untuk setiap n
≥ Ne. Jadi dapat kita pilih bilangan asli
sehingga
untuk setiap n ≥ Ne.
Sebagai ilustrasi, misalkan
diberikan e = 0,12
maka
= 17,36111. Jadi diambil Ne = 18. Agar lebih meyakinkan dapat diambil beberapa nilai
untuk n ≥ Ne = 18
yang kesemuanya kurang dari e = 0,12.
Contoh 3.5. Tunjukkan bahwa barisan (1
– (–1)n) divergen.
Andaikan (1 – (–1)n) konvergen, maka terdapat x Î ℝ sehingga untuk setiap e > 0 terdapat Ne Î ℕ sedemikian sehingga |(1 – (–1)n) – x | <
e
untuk setiap n
≥ Ne.. Ambil e =
> 0 maka berdasarkan Definisi 3.1.2, ada Ne Î ℕ sedemikian sehingga |xn – x | <
untuk setiap n ≥ Ne.
Kita ketahui bahwa |xn – xn+1| = 2 untuk setiap n Î ℕ. (i)
Tetapi dilain pihak jika n ≥ Ne, maka
|xn – xn+1 | = |(xn – x) + (x – xn+1)|
≤ |xn – x | + |x – xn+1|
< e + e = 2 e = 2(
) = 1 (ii)
Dari (i) dan (ii) kontradiksi, sehingga pengandaian
barisan konvergen adalah salah seharusnya barisan (1 – (–1)n) adalah divergen.
Teorema
3.1.1. Limit dari suatu barisan
bilangan real yang konvergen adalah tunggal.
Bukti
Andaikan barisan (xn) mempunyai dua limit yang berbeda, katakan
dan
dengan a
≠ b. Misalkan
.
Karena
maka terdapat Ne(a) sedemikian
hingga
untuk setiap n ≥ Ne(a) , demikian juga karena
maka terdapat Ne(b) sedemikian hingga
untuk setiap n ≥ Ne(b).
Selanjutnya jika Ne ≥ maks{Ne(a), Ne(b)}. Dengan
menggunakan ketaksamaan segitiga, maka berlaku
Akhirnya diperoleh
suatu pernyataan yang kontradiksi. Jadi pengandaian salah haruslah a = b,
yaitu limitnya
tunggal. ■
Definisi 3.1.3. Barisan bilangan real (xn) dikatakan terbatas
jika terdapat bilangan real
sedemikan sehingga
untuk setiap n Î ℕ.
Dengan kata lain barisan áxnñ terbatas jika dan hanya jika himpunan {xn : n Î ℕ} terbatas pada ℝ.
Berkaitan dengan sifat keterbatasan barisan bilangan real
tersebut kita memiliki teorema berikut ini.
Teorema
3.1.2. Setiap Barisan bilangan
real yang konvergen adalah terbatas.
Bukti
Misalkan barisan
bilangan real áxnñ konvergen ke x Î ℝ. Ambil e = 1 maka ada Ne Î ℕ sehingga |xn – x | < 1 untuk setiap n ≥ Ne. Karena
maka berdasarkan sifat nilai mutlak diperoleh
untuk setiap n ≥ Ne. Pilih
.
Maka berlaku
untuk setiap n
≥ Ne atau dengan kata
lain barisan bilangan real áxnñ adalah
barisan yang terbatas.
■
Contoh 3.6.
(i). Kebalikan dari Teorema 3.1.2
salah/ tidak berlaku, tetapi barisan tidak terbatas pasti divergen. Sebagai
contoh, barisan (1–(-1)n) terbatas karena
untuk setiap n ≥ Ne tetapi tidak konvergen. Di sini keterbatasan merupakan
‘syarat perlu’ tetapi bukan merupakan ‘syarat
cukup’ untuk kekonvergenan.
(ii). Barisan (n(-1)n)
adalah tidak terbatas pada ℝ, dan juga tidak konvergen.
Latihan 3.1.
1.
Buktikan dengan menggunakan
definisi limit barisan
a. lim
b. lim
2.
Bultikan bahwa lime
bila hanya bila lim
.
Periksalah pernyataan ini untuk
.
3.
Tuliskan arti dari lim
. Tujukkan bahwa lim
untuk sembarang a Î ℝ.
4.
Jika lim
dan
, tunjukan bahwa ada bilangan asli M sehingga
untuk setiap
5.
Buktikan bahwa lim
6.
Buktikan bahwa lime
3.2. Teorema Limit Barisan
Dalam contoh dan soal-soal
latihan pada subbab sebelumnya, ketika e
> 0 diberikan, cukup mudah bagi kita untuk mencari bilangan asli ℕ yang memenuhi definisi barisan konvergen.
Namun secara umum tidaklah selalu demikian situasinya. Pembuktian limit barisan
melalui definisi akan menjadi lebih sulit bilamana bentuk barisan yang kita
hadapi cukup rumit. Dalam hal ini kita perlu mempunyai cara lain untuk
memeriksa kekonvergenan suatu barisan (dan menentukan limitnya) tanpa harus
menggunakan definisinya.
Teorema
3.2.1.
Misalkan (xn)
dan
(an) adalah dua barisan
bilangan real dan lim (an) = 0.
Jika
ada c > 0 dan m Î
R sehingga berlaku
|xn – x | ≤ c |an| untuk semua n ≥ m
maka
lim
(xn) = x.
Bukti.
Ambil e > 0, maka
. Karena lim (an)
= 0 maka terdapat Ne/c Î ℕ
sedemikian hingga untuk setiap n ≥ Ne/c berlaku |an – 0 | ≤
. Akibatnya untuk setiap n ≥ Ne/c berlaku |xn – x | ≤ c
|an| ≤ c
= e atau |xn – x | ≤ e. Terbukti bahwa lim (xn)
= x. ■
Teorema ini
biasa disebut dengan Teorema Konvergen
Terdominasi. Dalam penggunaan teorema
ini harus dibangun barisan (an) yang konvergen ke 0 dan
ditentukan konstanta positif c.
Contoh
3.7.
Bila
a > 0, tunjukkan bahwa
.
Penyelesian. Karena a
> 0 maka berlaku 0 < na < 1
+ na, dan akibatnya
untuk
setiap n Î N
Selanjutnya
untuk
setiap n Î N
Dengan
mengambil c =
> 0 dan an =
dan diketahui lim an = 0 maka menurut teorema 3.2.1 maka dapat disimpulkan
.
Contoh
3.8.
Bila
0 < a
< 1, tunjukkan bahwa
Penyelesaian. Ambil
. Dapat ditulis
dan dengan ketidaksamaan Bernouli berlaku
dan
diperoleh
Dengan
mengambil c =
> 0 dan an =
dan diketahui lim an = 0 maka menurut teorema 3.2.1 maka dapat disimpulkan
.
Teorema 3.2.2. Jika
dan
, maka
(i).
(ii).
(iii).
(iv).
=
→
, (yn) ¹ 0, dan y ¹ 0
Bukti
(i).
Ambil sebarang
. karena
maka terdapat
sedemikian hingga setiap
berlaku
. Karena
, maka
terdapat sedemikian hingga untuk setiap
berlaku
.
pilih
, maka akibatnya untuk
berlaku
Karna
berlaku untuk sembarang
maka
konvergen ke
.
Dengan
cara yang sama diperoleh bahwa
konvergen
ke
. Jadi , terbukti bahwa
(ii).
Akan dibuktikan untuk
setiap
terdapat
sedemikian hingga untuk setiap
berlaku
diketahui
Karena
maka
terbatas, akibatnya terdapat
sedemikian hingga
untuk semua
. Namakan
Diambil sembarang
Karena
maka terdapat
sedemikian hingga untuk setiap
berlaku
Karena
maka terdapat
sedimikan hingga untuk setiap
berlaku
Namakan
maka untuk setiap
berlaku
Jadi, terbukti bahwa untuk setiap
terdapat
sedemikian hingga untuk setiap
berlaku
Dengan kata lain, terbukti bahwa bahwa
(iii). Bagian ini silahkan
dibuktikan sendiri dengan cara membentuk
(iv).
Diketahui bahwan
Selanjutnya,
kita perlu memberikan batas untuk suku
. Karena
konvergen maka ada
sehingga
untuk setiap
. Karena
maka diberikan
ada
sehingga
untuk setiap
.
Karena
dan
maka
untuk setiap
.
Jadi
berlaku
untuk setiap
.
Dengan
demikian kita memiliki estimasi
.
(*)
Sekarang
diberikan
sembarang. Karena lim
dan lim
maka ada
sehingga
untuk setiap
dan
untuk setiap
Dengan
mengambil
maka berdasarkan (*)
diperoleh
untuk setiap
¾
Contoh
3.9. Tunjukkan bahwa
.
Penyelesaian. Pertama kita ubah dulu ke dalam bentuk
barisan konvergen, yaitu
Selanjutnya, dengan mengunakan teorema 3.2.2 maka
.
Teorema 3.2.3 Jika
barisan taknegatif, yaitu
untuk setiap
maka
³ 0.
Bukti
Andaikan
. Ambil
, maka ada
sehingga
, untuk semua
.
Khususnya untuk
berlaku
. Hal ini kontradiksi dengan hipotesis
bahwa
untuk setiap
. ¾
Teorema
3.2.4. Jika
dan
barisan konvergen dan
untuk setiap
maka
Bukti
Didefinisikan barisan
dengan
. Diperoleh
barisan taknegatif, dan selanjutnya digunakan
Teorema 3.2.3 (bukti
lengkapnya silahkan selesaiakan sendiri) ¾
Teorema
3.2.5. Jika
barisan
konvergen dan
untuk setiap
maka
.
Bukti
Bandingkan barisan
dengan barisan konstan
dan barisan
dengan barisan konstan
, kemudian gunakan teorema 3.2.4.(bukti
lengkapnya silahkan selesaikan sendiri). ¾
Teorema berikut menjelaskan kekonvergenan suatu barisan
yang diapit
oleh dua barisan yang konvergen ke limit yang sama. Teorema ini sangat
bermanfaat dalam membuktikan limit barisan.
Teorema 3.2.6. (Teorema
Apit). Misalkan
dan
barisan bilangan real dengan
jika
Bukti
Misalkan
. Diberikan
sembarang, maka terdapat bilangan asli
dan
sehingga
untuk setiap
dan
untuk setiap
Bila diambil
maka berlaku
dan
untuk setiap
.
Dari ini diperoleh
dan
untuk setiap
.
Diketahui
dengan menambahkan –w pada
ketiga ruas diperoleh
untuk setiap
ℕ.
Dengan hasil sebelumnya, diperoleh
untuk setiap
.
Jadi terbukti
■
Contoh
berikut ini memperlihatkan bagaimana Teorema Apit diaplikasikan untuk menentukan limit suatu barisan.
Contoh 3.10. Tentukan limit dari barisan
.
Penyelesaian. Secara langsung, mungkin kita agak
susah untuk menentukan limitnya.
Perhatikan
bahwa -1 ≤ cos n ≤ 1
untuk setiap n Î ℕ. Karenanya, kita bisa memperoleh
untuk setiap n Î ℕ.
Dengan mengambil xn
=
, yn =
, dan zn =
, maka
berdasarkan teorema 3.2.6. diperoleh
=
= 0.
Satu lagi alat cepat dan mudah untuk menyelidiki
kekonvergenan barisan adalah uji rasio
berikut.
Teorema
3.2.7. Misakan
barisan bilangan real positif sehingga
ada. Jika
maka
konvergen dan
Bukti
Karena
positif maka
barisan tak negative sehingga
Jadi
misalkan r
suatu bilangan dimana
, ambil
Terdapat bilangan asli N
sehingga
untuk setiap
Jadi untuk setiap
berlaku
Dan karena
maka diperoleh
Dengan mengambil
kita mempunyai
Karena
maka
dan menggunakan Teorema 3.2.1. maka terbukti
¾
Contoh
3.11.
Selidiki apakah barisan
konvergen.
Penyelesaian. Kita
gunakan uji rasio, yaitu
Jadi
dan disimpulkan barisan
konvergen dengan
.
Teorema
3.2.8. Jika barisan
yang konvergen maka
(i).
Barisan
nilai mutlak
konvergen dengan
(ii). Jika
maka barisan
konvergen dengan
Bukti
Misalkan
.
(i).
Kita telah mempunyai
sifat nilai mutlak bahwa
untuk semua
Jadi
kekonvergenan
langsung diakibatkan oleh kekonvergenan
.
(ii). Karena
a
> 0 maka
> 0. Selanjutnya dibentuk
(*)
Karena
maka
, sehingga dari (*) diperoleh
.
Karena
maka (
) → 0, dan dengan menggunakan Teorema 3.2.1 maka terbukti lim
. ¾
LATIHAN 3.2.
1.
Misalkan
dan
suatu barisan. Jika
dan
konvergen,
buktikan
juga konvergen.
2.
Buktikan barisan
konvergen.
3.
Buktikan lim
4.
Hitunglah nilai limit
berikut dan nyatakan secara eksplisit Teorema yang digunakan pada setiap langkahnya.
a. lim
.
b. lim
.
5.
Buktikan lim
6.
Tunjukkan
bahwa barisan
tidak konvergen.
7.
Diberikan
barisan bilangan real positif
dengan
. Tunjukkan bahwa
tidak terbatas dan
tidak konvergen.
8.
Berilah
sebuah contoh barisan konvergen
dengan
.
3.3. Barisan Monoton
Barisan bilangan real yang terbatas belum tentu
konvergen. Sebagai contoh, barisan bilangan real (-1)n adalah barisan yang terbatas tetapi tidak konvergen. Syarat
cukup lain apa yang diperlukan sehingga barisan yang terbatas merupakan barisan
yang konvergen ? Pembahasan berikut akan menjelaskannya.
Definisi 3.3.1. Diberikan barisan bilangan real X
≔ (xn).
(a)
Barisan X
dikatakan naik (increasing) jika
untuk setiap
.
(b)
Barisan X dikatakan
naik tegas (strictly increasing) jika
untuk setiap
.
(c)
Barisan X dikatakan
turun (decreasing) jika
untuk setiap
.
(d)
Barisan X dikatakan
turun tegas (strictly decreasing) jika
untuk setiap
.
Suatu barisan (
) dikatakan monoton jika berlaku
salah satu barisan (
) naik atau barisan (
) turun.
Contoh 3.12.
(a)
Barisan berikut ini naik (monoton).
(i)
.
(ii)
.
(iii)
jika
.
(b)
Barisan berikut ini turun (monoton).
(i)
.
(ii)
.
(iii)
jika
.
(c)
Barisan berikut ini tidak monoton.
(i)
.
(ii)
.
Teorema 3.3.1 (Teorema Konvergensi
Monoton)
(i).
Jika (xn)
naik (monoton) dan terbatas di
atas, maka (xn)
konvergen dengan
(ii). Jika (xn) turun (monoton) dan terbatas di
bawah, maka (xn) konvergen dengan
Bukti
(i).
Karena (xn)
terbatas diatas, maka terdapat M
sedemikian hingga
M
untuk semua
. Misalkan A
, maka A
, terbatas
di atas dan tidak kosong. Menurut Sifat
Lengkap
, maka supremum A
ada, misalkan
.
Akan ditunjukkan
Diberikan
sembarang, maka x - e bukan batas atas A.
Karenanya terdapat
sedemikian hingga
. Karena (xn) naik, maka untuk setiap
berlaku
atau
Jadi, terbukti
bahwa (xn) konvergen ke x atau
(ii). Gunakan cara
yang hampir sama dengan pembuktian (i).
Contoh 3.12. Selidiki apakah
barisan (xn) yang
didefiniskan oleh
Konvergen atau divergen.
Penyelesaian. Disini jelas bahwa (xn) naik sebab
untuk setiap
.
Selanjutnya dibuktikan apakah barisan ini
terbatas atau tidak.
Untuk melihat pola
barisan ini secara numerik
dapat kita lihat tabel berikut:
Terlihat bahwa kenaikannya sangat lambat
sehingga erdasarkan data ini “seolah-olah” suku-suku barisan ini akan menuju
bilangan atau konvergen.
Selanjutnya, untuk tiap
kita mempunyai
Akibatnya, untuk
tiap
berlaku:
Jadi (xn) terbatas diatas. Menurut Teorema 3.3.1. (xn)
Kovergen
( ke suatu L ≤ 2).
Contoh 3.12. Misalkan (xn)
barisan yang didefinisikan secara rekursif
sebagai berikut:
untuk
n ≥ 1.
Selidikilah kekonvergenan barisan ini.
Bila ia knvergen berapakah limitnya.
Penyelesaian. Diperhatikan
dan
. Jadi
. Secara intuitif, barisan ini monoton
naik dan terbatas di atas oleh 2. Untuk menunjukkan klaim ini kita gunakan prinsip induksi matematika, yaitu
menunjukkan bahwa berlaku
.
Kita baru saja membuktikan pernyataan ini berlaku untuk n = 1. Diasumsikan
berlaku untuk n = k, yaitu kita mempunyai
. Akibatnya,
. Untuk n = k + 1,
diperoleh
.
Jadi berlaku
, yaitu berlaku untuk n = k +
1.
Dengan demikian terbukti bahwa barisan
ini monoton naik dan terbatas. Berdasarkan Teorema 3.3.1 barisan ini konvergen.
Selanjutnya dihitung limitnya. Bila supremum himpunan {
} mudah dicari maka limitnya langung
didapat, yaitu lim (
) = sup {
}. Berdasarkan hasil perhitungan numeris
10 suku pertama barisan ini adalah
Terlihat supremumnya adalah 2. Secara
teoritis masih harus dibuktikan bahwa 2 benar-benar supremumnya.
Dengan
mengamati bahwa untuk limit ini menghasilkan bentuk akar kontinu berikut,
lim
(
) =
.
Misalkan x =
maka diperoleh
atau
x = 2
Karena xn
> 1 maka nilai yang memnuhi adalah x = 2, jadi lim
(
) = 2.
LATIHAN 3.3.
1.
Misalkan
dan
untuk
Buktikan bahwa
konvergen
dan hitunglah limitnya.
2.
Misalkan
dan
untuk
Selidikilah kekonfergenan
Bila ia konvergen,
berapa limitnya.
3.
Selidikilah kekonvergenan barisan
yang didefinisikan oleh
4.
Misalkan
. Buktikan bahwa
naik dan terbatas (di atas)
untuk tiap
5.
Misalkan
Buktikan bahwa
naik. Apakah
terbatas (di atas)?
0 komentar:
Posting Komentar
Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.