Materi Diklat Jurnalistik
Materi Diklat
Jurnalistik Dasar Sekilas Tentang Pers dan Jurnalistik ( Pengertian dan
fungsinya) Apa itu Pers? Secara
bahasa, pers berarti media. Berasal dari bahasa Inggris press yang
berarti cetak. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pers berarti
usaha percetakan dan penerbitan; usaha pengumpulan dan penyiaran berita;
penyiaran berita melalui surat kabar, majalah dan radio; orang yang bergerak
dalam penyiaran berita; dan medium penyiaran berita.
Apa itu Jurnalistik? Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, istilah jurnalistik dipahami dengan yang menyangkut
kewartawanan dan persuratkabaran. Jurnalis diplakatkan kepada orang
yang pekerjaannya, mengumpulkan dan menulis berita di surat kabar. Bisa
dimengerti, jurnalistik adalah suatu aktivitas dalam menghasilkan berita. Ini
meliputi: perencanaan, peliputan, dan publikasi (penyebaran) melalui media
massa.
Fungsi Pers
o
Menyiarkan informasi (to
information)
o
Mendidik (to educate)
o
Menghibur (to entertaint)
o
Mempengaruhi (control
social)
Apa itu Berita?
Kamus Besar
Bahasa Indonesia mengartikan kata berita dengan cerita atau
keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Dalam pengertian
jurnalistiknya, berita dipahami, laporan seorang wartawan/jurnalis
mengenai fakta/peristiwa. Untuk membedakan antara berita dalam paham
jurnalistik dan berita dalam pengertiannya sebagai “sekedar” pengumuman atau
gosip, maka berita menegaskannya dengan unsur, sifat, nilai dan media yang
digunakannya (dijelaskan di belakang).
Obyek Berita Berita seluruhnya
mengabarkan/menginformasikan tentang fakta. Dalam hal ini fakta yang dimaksud
adalah:
1. Peristiwa: yaitu suatu kejadian yang baru terjadi dan hanya
sekali terjadi.
2. Kasus: yaitu kejadian/fakta yang yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa.
Misalnya, kasus pelanggaran HAM yang terjadi setelah peristiwa penembakan TNI
terhadap penduduk Suko di Pasuruan karena sengketa tanah.
3. Fenomena: Suatu kejadian yang pengaruhnya melebihi batas teritorial tertentu, dan
ruang-ruang identitas lainnya, dan terjadi secara berulang-ulang. Misalnya
fenomena seks bebas di lingkungan kampus.
Nilai
Berita (News Value)
Ada 10 nilai berita yang biasanya dipakai dalam kerja jurnalistik. Seorang
wartawan akan melihat suatu kejadian/peristiwa dengan kacamata news value ini.
Sebab, layak atau tidaknya suatu kejadian untuk dijadikan berita tergantung
pada nilai berita yang dikandungnya. 10 macam nilai berita tersebut adalah :
1. Baru (actuality): Ukurannya adalah waktu. Semakin dekat
suatu peristiwa dengan pemuatan akan semakin bernilai. Bisa jadi waktunya sudah
lewat tetapi masih terus menjadi pembicaraan banyak orang. Ukurannya adalah
luasnya pembicaraan mengenai peristiwa atau masalah.
2. Kedekatan (proximity):
peristiwa yang memiliki kedekatan dengan kehidupan khalayak pembaca, baik
secara geografis maupun psikis.
3. Unik: Peristiwa langka, janggal, lucu, dan aneh.
4. Kontroversial: Peristiwa (bisa pula berarti penyataan tokoh) yang
keluar dari pengetahuan dan pemahaman orang banyak (khoriqotul ‘Adat).
5. Dampak (impact): peristiwa yang
mempunyai dampak langsung terhadap kehidupan khalayak umum, berpengaruh sangat
luas mengagetkan banyak orang, membuat publik terhenyak.
6. Ketegangan (suspense):
sesuatu yang membuat orang ingin tahu dari suatu peristiwa. Biasanya, nilai
berita ini dipakai ketika sebuah peristiwa terjadi dalam waktu yang agak lama
yang memerlukan suatu prediksi ending. Misalnya pada peristiwa sakitnya
Soeharto (alm.). Sejak Soeharto dibawa ke rumah sakit, para jurnalis/wartawan
menarik kesimpulan masyarakat pembaca, bahwa mereka menanti-nanti berita
tentang apa yang akan terjadi di akhir peristiwa sakitnya mantan Presiden
tersebut: meninggal, sembuh, diadili, atau bebas.
7. Bencana (emergency): peristiwa alam yang
tidak dikehendaki manusia karena mengancam terhadap hidup mereka. Karenanya,
manusia begitu perhatian terhadap alam ini, sehingga memiliki nilai berita
karena selalu ingin diketahui oleh khalayak masyarakat.
8. Konflik (conflict): Peristiwa yang
terjadi akibat persinggungan perbedaan yang ditimbulkan antar
individu/kelompok/negara, yang berpengaruh bagi kehidupan masyarakat.
9. Kemasyhuran (prominence):
nilai berita yang menekankan pada popularitas seseorang (figur publik),
kelompok/golongan (organisasi NU, misal) atau tempat dan benda (Borobudur,
misal).
10. Eksklusif: tidak ada media lain yan gmengekspos. Bisa jadi berita sama, tapi ada enggel lain
yang tak dimiliki media lain.
11. Inovasi: temuan-temuan baru yang belum pernah diungkap oleh media lain, baik
berupa sistem maupun teknologi
Unsur
Berita
Diketahui bahwa berita merupakan rekonstruksi
fakta oleh wartawan, maka diperlukan perangkat untuk merekonstruksi fakta
tersebut. Pada umumnya
manusia membutuhkan jawaban atas rasa ingin tahunya dalam enam hal
- What (peristiwa apa yang hendak diberitakan).
- Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan).
- Where (dimanakah peristiwa terjadi)
- When (waktu peristiwa terjadi)
- Why (penyebab terjadinya peristiwa), dan
- How (bagaimana peristiwa itu terjadi).
Belakangan, jurnalisme memasukkan so what? (peristiwa
lain yang dapat ditimbulkan oleh sebuah peristiwa yang sedang terjadi, misalnya
tentang, “apa yang akan terjadi dengan Indonesia paska meninggalnya Soeharto)
sebagai unsur berita. Wartawan menggunakan pertanyaan ini pada
berita-berita “berat” (indepht reporting
news/ investigatif news).
Sifat Berita
o Mengarahkan (Directive): Karena berita itu dapat
mempengaruhi khalayak, baik disengaja ataupun tidak. Maka berita itu sifatnya
mengarahkan.
o
Membangkitkan Perasaan (effective): Melalui
berita itu dibangkitkan perasaan publik.
o
Memberi Informasi (informative): Berita
harus bersifat memberi informasi tentang keadaan yang terjadi, sehingga memberi
gambaran jelas dan menjadi pengetahuan publik.
Kaedah-kaedah Berita
o
Akurasi (accuracy):
kebenaran dan ketepatan data yang diberitakan.
o
Keseimbangan (balance):
keseimbangan ini dilakukan ketika sebuah peristiwa berkaitan dengan dua belah
pihak. Maka, untuk menyeimbangkan pelaporannya, wartawan harus sama-sama
menggali data dari dua belah pihak terkait secara seimbang. Begitu juga dalam
penulisannya.
o Kejelasan (clarity) :
dapat dipahami maksud yang dikehendaki dalam isi berita. Ini meliputi keutuhan
data dan penulisan berita.
Jenis berita
Sebelum mengetahui teknik penulisan berita, perlu
diketahui jenis dan macam berita. Dilihat dari bobot dan nilai sebuah peristiwa
yang hendak diberitakan, berita dibagi menjadi dua, yaitu: hard news (berita
berat) dan soft news (berita ringan). Dilihat dari segi penulisan laporannya,
berita dibagi menjadi tiga, yaitu: straight news (berita langsung), depth news
(berita mendalam), dan feature (berita kisah). Di bawah dijelaskan tiga macam
penulisan berita.
Straight News (berita langsung)
Straight News disebut berita langsung karena jarak
waktu dari peristiwa terjadi dengan penggalian data dan pelaporannya berdekatan
(prosesnya tidak lebih dari 24 jam atau tidak lebih dari 2 hari). Jika
diberitakan tiga setelahnya atau lebih, maka peristiwa tersebut basi untuk diberitakan.
Ada beberapa karakter yang dapat ditemukan pada straight news, yaitu:
1. Berita straight news
lebih mendasarkan pemberitaannya pada segi aktualitas, informatif dan bukan
sebuah kasus atau fenomena (kejadian yang berkelanjutan atau berulang-ulang).
2. Unsur-unsur yang
dipakai dalam straight news biasanya menggunakan 4 unsur saja, yaitu: what (apa
yang terjadi), who (siapa yang terlibat), when (kapan
terjadi), dan where (dimana terjadi). Sedangkan why dan how
tidak banyak digunakan, kalaupun digunakan hanya sebagai penjelas saja.
3. Deskripsi tulisannya
lugas dan langsung ke pokok peristiwa.
4. Struktur beritanya
menggunakan piramida terbalik dengan komposisi: inti berita diletakkan
di kepala berita (lead/paragrap 1-2), penjelas di tubuh berita (body
of text), dan tidak memerlukan kesimpulan (ending).
Depth News (berita mendalam)
Depth News disebut berita mendalam karena laporan
yang hendak diberitakannya memiliki nilai berita yang berat, baik dari segi
fakta, penggalian data, dan dampaknya kepada masyarakat umum. Disebut berita
mendalam, juga karena proses penggalian datanya memerlukan perencanaan,
persiapan matang, dan analisa yang mendalam. Ada beberapa karakter depth news,
yaitu:
1. Unsur berita yang ditekankan adalah why
(mengapa peristiwa terjadi) dan how ( bagaimana peristiwa itu
terjadi. Terkadang so what? (apa yang akan terjadi kemudian) dipakai
untuk mendekatkan berita pada kebenaran prediksi lebih lanjut dari suatu
peristiwa yang tengah terjadi.
2. Deskripsi berita analitis dan
mengungkapkan banyak fakta penting sebagai pendukung.
3. Struktur berita yang digunakan adalah
balok tegak. Karenanya, di setiap bagian berita (dari kepala berita, tubuh
berita, hingga kaki berita) mengandung inti peristiwa. Sehingga, membaca
sebagian paragrap saja tidak dapat memahami atau mendapatkan informasi secara
utuh. Karenanya, seluruh bagian berita depth news merupakan satu kesatuan utuh.
Feature (berita kisah)
Feature biasa disebut dengan berita kisah atau
juga disebut dengan cerita pendek (cerpen) non-fiksi. Karenanya, dalam feature
terkandung dua unsur kekuatan, yaitu fakta dan estetika (sastra). Sebagai
berita, feature mengabarkan fakta yang benar-benar terjadi. Juga disebut
tulisan prosa karena bahasa yang dikomunikasikannya menggunakan kaidah-kaidah
sastra (gaya, narasi, diksi, dll.) yang menekankan kesan estetik. Feature
tergolong pada berita ringan (soft news) karena lebih menekankan fungsi
entertain (menghibur) dan memengaruhi emosi (persuation)nya daripada edukatif
dan informasi. Tapi feature juga tergolong pada berita berita berat (hard news)
karena terkadang dia memberitakan fakta di balik peristiwa, yang membutuhkan
perencanaan matang dan analisa mendalam.Satu yang pasti, tulisan feature selalu
menekankan emosi pembaca sebagai sasaran dampaknya. Sehingga. Feature dikenal
dengan berita yang menekankan pada human interest (menarik minat dan
perasaan si pembaca). Artinya, feature dapat membuat pembaca berdecak kagum,
terharu, sedih, senang, tertawa, panik, dsb).
Macam Feature
Feature dibagi beberapa macam,
yaitu:
- Feature sejarah (historical features): menceritakan kejadian yang terjadi di masa lalu namun masih menarik diberitakan masa kini, seperti berita tentang peran Soeharto pada penumpasan PKI yang sering diberitakan media massa menjelang beliau wafat.
- Feature profil (profil features) : menceritakan tentang sisi hidup publik figur, organisasi, dan komunitas masyarakat, misalnya berita tentang proses hidup seorang pengusaha sukses yang berawal dari gelandangan, cerita sukses sebuah LSM dalam membangun masyarakat pedalaman, atau cerita ngiris komunitas masyarakat tertententu.
- Feature perjalanan (adventures features) : menceritakan pengalaman berkesan dari sebuah perjalanan. Misalnya cerita tentang eksotisme pantai-pantai ketika bertandang ke Bali.
- Feature musiman (seasonal features) : cerita tentang peristiwa unik dan menarik yang terjadi secara rutin, baik setiap tahun, setiap momen, atau setiap musim. Misalnya, cerita riuh-gembira orang-orang kampung ketika lebaran (hari raya Idul fitri) tiba, dsb.
- Feature tren (trend features) : feature yang menceritakan tentang gaya hidup komunitas tertentu atau masyarakat pada umumnya dalam jangka waktu tertentu. Misalnya gaya hidup remaja desa ketika HP masuk ke kampung-kampung.
- Feature “bagaimana cara” (how-to-do-it features) : biasa disebut feature tips. Yaitu menjelaskan tentang bagaimana suatu perbuatan atau aktifitas dilakukan. Misalnya, tentang bagaimana caranya merawat mobil agar irit bensin.
- Feature “di balik layar” (explanatory features) : menceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi dibalik suatu peristiwa. Misalnya, cerita/berita tentang fakta-fakta yang menyebabkan buruh mogok kerja.
- Feature sidebar : feature yang memberitakan bagian-bagian lain dari sebuah peristiwa besar yang di dalamnya mengandung unsur human interest. Seperti, nasib para pengungsi yang kehilangan rumah ketika banjir bandang menimpa mereka.
Struktur berita
(penulisan berita)
Di dalam penulisan berita, dikenal dua macam struktur tulisan berita,
yaitu:
o
Piramida terbalik : penulisan berita yang
meletakkan inti berita di awal paragrap (paragrap 1-2), sedangkan
paragrap selanjutnya hanya pendukung dan penjelas saja. (biasanya dipakai dalam
penulisan berita langsung (straight news)
o
Balok tegak : penulisan
berita yang menempatkan inti berita pada seluruh tubuh berita (body
of text). Di awal, tengah, atau
akhir paragrap. Berita ini memerlukan keutuhan dari seluruh tubuh berita,
karenanya membaca berita ini tidak akan benar-benar paham tanpa membacanya
hingga selesai. Berita ini biasanya dipakai dalam penulisan berita berat
(indepth reporting news) atau berita feature (berita kisah).
Metode Penggalian Data
Dalam bahasan
ini, ada dua tahapan yang harus dilakukan wartawan/jurnalis, yaitu pra
penggalian data dan ketika menggali data:
o
Pra penggalian data:
yaitu persiapan-persiapan yang harus dilakukan oleh wartawan sebelum menggali
data. Persiapan ini meliputi,
penguasaan materi berita, identifikasi sumber berita, fokus berita, dan
draf-draf pertanyaan. Kesemua yang disebutkan di atas terkumpul dalam term of
reference (tor) atau outline. Di dalam TOR wartawan juga mencantumkan deadline
atau batas waktu penggalian data hingga pemberitaan. TOR atau out-line ini
digunakan wartawan ketika berencana memberitakan peristiwa/kasus berat (seperti
korupsi pejabat tinggi negara yang berliku-liku). Selain, perencanaan out-line,
yang harus dipersiapkan wartawan sebelum menggali berita adalah harus
memastikan tersedianya alat penggalian data, seperti: alat rekam, foto, dsb.
o
Ketika menggali data : tahap ini meliputi tiga aktivitas, yaitu:
observasi (mengetahui sebuah peristiwa secara langsung ke tempat terjadinya
peristiwa. Dalam observasi, kepekaan indra dan insting menjadi kekuatan utama),
wawancara (melakukan tanya jawab dengan seorang informan yang terkait atau
mengetahui berjalannya peristiwa/kasus. Wawancara dapat dilakukan secara
langsung/berhadap-hadapan atau tidak langsung/melalui media komunikasi), studi
literer/dokumen (mencari data dari sumber tertulis, seperti dokumen resmi, buku
maupun koran).
Teknik Wawancara
Dalam
melakukan wawancara, masing-masing wartawan sebenarnya memiliki cara
sendiri-sendiri. Namun, ada hal umum yang biasanya dilakukan wartawan, yaitu:
- Menguasai permasalahan : ini dilakukan sebelum melakukan wawancara (dijelaskan sebelumnya). Penguasaan masalah ini perlu untuk menghindari mis-understanding (ketidakpahaman) informan pada pokok masalah yang ditanyakan. Mis-understanding harus dihindari agar wartawan mendapatkan data yang dibutuhkan.
- Mempelajari karakter informan : sebelum atau di awal wawancara, wartawan harus mengetahui karakter informan (humoris, kaku, tersinggungan, disiplin, dsb). Ini penting, sebab, selain menentukan terhadap lanjut atau tidaknya wawancara, juga terkait dengan berhasil tidaknya perolehan data yang dibutuhkan.
- Pertanyaan fokus : ini dilakukan agar jawaban-jawaban yang diberikan informan tidak ngelantur kesana kemari, sehingga alih-alih mendapatkan data yang dibutuhkan, wartawan hanya mendapatkan cerita-cerita tak penting.
- Bahasa komunikatif: dalam melakukan wawancara, si wartawan harus menggunakan bahasa komunikati (mudah dipahami, jelas maksudnya, tidak menggurui, dan tidak membuat si informan tersinggung).
Term of
Reference (TOR) sebagai acuan penggalian, pada teknisnya dikenal dengan out-line.
TOR dipakai sebagai acuan wartawan sebelum menggali data. Ada beberapa hal yang harus tercantum dalam
TOR, yaitu: 1.Pokok masalah, 2. rumusan masalah (angle), draft
pertanyaan, sumber berita/data, penentuan Informan, dan terakhir dead-line.
Penulisan Berita
Ada beberapa bagian yang harus diperhatikan
dalam menulis berita, yaitu:
- Membuat judul: dalam membuat judul, wartawan harus memperhatikan, 1. menjelaskan isi berita, 2. menarik, 3. jelas, 4. simpel dan lugas, dan 5. hemat kata (biasanya tidak lebih dari lima kata).
- Membuat lead (jendela berita) : dalam straight news, lead biasanya diletakkan pada paragrap 1-2. umunya, diletakkan diawal berita, dan bahkan terkesan sebagai bagian lain dari tubuh berita. Namun, lead sangat penting karena dia adalah jendela berita. Lanjut atau tidaknya si pembaca untuk menuntaskan berita tergantung dari lead. Ada beberapa macam lead, yaitu: A. lead ringkasan: lead yang meringkas isi berita atau langsung ke pokok persoalan. B. lead bercerita: lead yang mengantarkan pembaca dengan cerita yang berkait dengan isi berita. Lead semacam ini membutuhkan kreativitas tinggi karena mendedahkan gaya bahasa dan diksi. C. lead pertanyaan: lead yang mengantarkan pembaca dengan pertanyaan-pertanyaan tentang peristiwa yang hendak diberitakan di tubuh berita. Lead ini digunakan untuk memancing pembaca agar menuntaskan seluruh isi berita. D. lead penggoda: lead yang dimaksudkan memang untuk menggoda pembaca menuntaskan seluruh isi berita. Lead ini biasanya dengan cara menggunakan kalimat-kalimat mengelabui atau sulit ditebak. E. lead menuding langsung: lead ini digunakan untuk menunjukkan keabsahan fakta yang diberitakan atau urgensitas peristiwa yang berdampak bagi kehidupan masyarakat banyak. F. lead nyentrik : lead ini biasanya menggunakan pantun, puisi, anekdot, lagu, dsc. G. lead Deskriptif : menggambarkan peristiwa yang hendak diberitakan, H. lead kutipan: lead yang menggunakan pernyataan orang secara langsung, I. lead gabungan: lead yang menggabungkan dua atau lebih lead-lead di atas.
- Membuat Ending: terkadang kita sulit dalam menutup tulisan berita. Namun, pada umumnya, ending berita berkarakter: 1. menyengat: ending menyengat ini biasanya diakhiri dengan kata-kata mengagetkan pembaca dan membuatnya seolah-olah terlonjak, kaget atau pun kagum. 2. klimaks: ending ini biasanya dipakai pada berita yang menceritakan kronologis berita secara lengkap. 3. menggantung: ending ini bisa disebut dengan ending yang tidak menemukan penyelesaian. Artinya, wartawan tidak memberikan kesimpulan jelas pada beritanya dan membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri.
Karakteristik opini
Karakteristik dan sifat opini, secara umum bisa
dibedakan dengan 3 jenis, yaitu:
-
Deskriptif : tulisan yang hanya menggambarkan
atau melukiskan suatu peristiwa secara utuh. Tulisan deskriptif ini dipakai
oleh penulis, biasanya, untuk mendudukkan sebuah peristiwa atau masalah yang
sedang dibicarakan orang banyak. Dengan mendeskripsikan peristiwa dan masalah
secara utuh, penulis mencoba menjelaskan kepada pembaca tentang peristiwa atau
masalah yang sebenarnya.
-
Eksposisi : tulisan yang mengandung gagasan
baru yang dicoba ditawarkan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan pada
peristiwa/kasus/fenomena yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Misalnya
gagasan baru tentang penanggulangan bencana lumpur SDA agar tidak berlanjut
lama.
-
Argumentasi : tulisan yang mengetengahkan
pendapat-pendapat tentang suatu masalah atau peristiwa dengan menggunakan
alasan-alasan kuat, baik dengan mendasarkan pendapatnya dengan penalaran
rasional maupun dengan data faktual terpercaya. Tulisan argumentatif ini bisa
penilaian, penolakan, atau menguatkan gagasan dan pendapat diri sendiri atau
orang lain tentang suatu masalah/peristiwa.
-
Persuasi : tulisan yang dirangkai oleh
penulis dalam rangka untuk memengaruhi pembaca agar mengikuti apa yang
dikehendaki penulis. Misal, tulisan opini yang ditulisn Yenny Wahid tentang
sinergitas PKB dengan NU di Jawa Pos beberapa bulan lalu, yang pada intinya
ingin memengaruhi umat NU secara khusus dan masyarakat pada umumnya, agar tetap
simpati dan mengikuti PKB.
Macam-macam opini
Secara umum, dalam dunia
jurnalistik, dikenal 3 macam opini, yaitu : artikel, kolom dan essai. Namun,dua
macam lagi yang biasa diterbitkan media massa yang juga tergolong opini, yaitu:
tajuk rencana (editorial) dan resensi. Penjelasannya di bawah ini.
Artikel
Artkel adalah karya tulis yang
disusun mengikuti prosedur teknis ilmiah, yang meliputi: pendahuluan,
rumusan/batasan masalah, pembahasan dan kesimpulan. Namun demikian, dalam koran
artikel tidak terlalu mempertimbangkan prosedur ketat sebagaimana diterapkan
dilingkungan ilmiah. Karenanya, artikel koran biasa disebut “artikel populer”.
Namun demikian, tulisan artikel tetap harus mencerminkan, 1. adanya gagasan, 2.
analitis, 3. sistematis, dan menggunakan bahasa baku.
Kolom
Berbeda dengan artikel, kolom dalam
tulisannya lebih santai dan “tidak perlu” menegaskan suatu analisa mendalam
penulis dalam menelusuri masalah. Karena tulisannya dikenal santai, maka bahasa
yang digunakan dalam kolom tidak begitu terikat dengan kaedah-kaedah bahasa
baku. Kolom lebih khas mengetengahkan ulasannya dengan bahasa sehari-hari yang
mudah dipahami oleh masyarakat awam sekalipun. Namun demikian, sistematika penulisan dan gagasan
juga dipentingkan dalam penulisan kolom ini.
Essai
Essai bisa disebut dengan tulisan kolom dan
karangan prosa sekaligus. Disebut kolom karena bahasa yang digunakannya tidak
terikat penuh dengan kaedah-kaedah bahasa Indonesia. Disebut karangan prosa,
sebab gaya tutur yang ditengahkannya mengandung unsur-unsur sastra,
mendayu-dayu seperti cerpen, dan bahkan puitis laiknya sebuah puisi. Artinya,
selain mencoba memudahkan pembaca dalam memahami pesan/gagasan tulisan dengan
bahasan mudah dan lumrah (sebagaimana kolom), essai juga mencoba menarik
pembaca pada pergumulan estetika (keindahan) bahasa. Satu lagi yang membedakan
kolom dengan essai, essai tulisan yang dikarang melalui hasil perenungan
(refleksi) dan biasanya menggunakan pendekatan lain dari umumnya penulis,
karenanya gagasan dan pesan yang disampaikan jarang atau beda dengan yang
dipersangkakan atau disampaikan penulis umumnya.
Tajuk Rencana/Editorial
Editorial atau
biasa dikenal dengan tajuk rencana adalah tulisan yang merupakan hasil
pandangan redaksi terhadap suatu /fakta/realitas yang terjadi. Karena termasuk opini (redaksi), maka penulisan
dan karakteristiknya sama sebagaimana dimiliki tulisan-tulisan opini lainnya.
Namun, ada beberapa yang dapat dijadikan ciri dan pegangan dalam penulisan editorial,
yaitu: a. judul tulisan sifatnya mengimbau pembaca, b. lead tidak
terlalu panjang dan mengena langsung ke pokok masalah, dan 3.kalimat pada
paragrap akhir menggemakan judul atau mempertegas problem yang dibahas.
Resensi
Tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah
karya yang dikarang atau dicipta orang lain.Karya yang dinilai dalam tulisan
resensi meliputi buku, film, teater, lagu, dan semacamnya. Secara umum, resensi
dibagi menjadi 3, yaitu:
-
Deskriptif : menggambarkan dan menjelaskan tentang
karya seseorang secara menyeluruh, baik dari segi isi, penulisannya, maupun
penciptanya (creator). Resensi deskriptif ini tidak sampai pada
penilaian kritik (bagus/tidak) si penulis terhadap karya yang dia resensi. Dia
hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah
karya.
-
Deskriptif-evaluatif : resensi dengan karakter kedua ini
melakukan penilaian terhadap sebuah karya lebih dalam dari yang pertama. Dia
tidak hanya menggambarkan, tapi menilai sebuah karya secara keseluruhan dengan
kritis dan argumentatif. Sehingga ada kesimpulan pada akhir resensi, apakah
karya yang diresensi baik kualitasnya atau tidak.
-
Deskriptif-komparatif
: resensi yang
ketiga ini lebih sulit lagi daripada macam resensi yang kedua. Resensi macam
ketiga ini mencoba melakukan penilai pada sebuah karya dengan cara
membandingkan karya orang lain yang memiliki kesamaan atau keterkaitan secara
isi dan materi. Disebut sulit, sebab selain membutuhkan analisa mendalam
dan kritis, resensi macam ketiga ini membutuhkan pengetahuan dan wawasan luas.
Tidak hanya satu karya yang harus dia pahami, namun karya-karya lain yang
berhubungan dengan karya yang dia resensi harus pula dia pahami.
0 komentar:
Posting Komentar
Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.