BAB I
PENDAHULUAN
Matematika
merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia.
Negara yang mengabaikan pendidikan sebagai prioritas utama akan tertinggal dari
kemajuan segala bidang, disbanding Negara lain yang memberikan tempat bagi
matematika sebagai subjek yang sangat penting.Kedudukan filsafat pengetahuan
yang tugasnya ialah menyoroti gejala pengetahuan manusia berdasarkan sudut
sebab mushabab. Pokok-pokok bahasan apakah suatu pengetahuan itu benar dan
tetap dan terpercaya, tidak berubah atau malah berubah-ubah terus, bergerak dan
berkembang. Filsafat adalah suatu ilmu yang kajiannya tidak hanya
terbatas pada fakta-fakta saja melainkan sampai jauh diluar fakta hingga batas
kemampuan logika manusia. Batas kajian ilmu adalah fakta sedangkan batas kajian
filsafat adalah logika atau daya pikir manusia. Ilmu menjawab pertanyaan “why”
dan “how” sedangkan filsafat menjawab pertanyaan “why, why, dan why” dan
seterusnya sampai jawaban paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran atau
budi manusia (mungkin juga pertanyaan-pertanyaannya terus dilakukan sampai never
ending)
.
.
Ada yang
berpendapat bahwa filsafat pada dasarnya bukanlah ilmu, tetapi suatu usaha
manusia untuk memuaskan dirinya selagi suatu fenomena tidak / belum dapat
dijelaskan secara keilmuan.
Metode
ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta
membentuk hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat
berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu
hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
BAB II
PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN ILMU
PENDIDIKAN
Tujuan
filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses
pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran
tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat
pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian
kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta
didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari
teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni
menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas
dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik
di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru
perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan
seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau
miskonsepsi pada diri peserta didik.
Beberapa
Aliran Filsafat dalam Pendidikan
Beberapa
aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan pendidikan,
misalnya, idealisme, realisme, pragmatisme, humanisme, behaviorisme, dan
konstruktivisme. Idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam
jiwa kita. Untuk membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses
introspeksi. Tujuan pendidikan aliran ini membentuk karakter manusia. Aliran
realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat
dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri
dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme,
utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari
kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya
menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam
kehidupan priabdi dan masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus
ditekankan pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk aktualisasi
diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral. Paham behaviorisme memandang
perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan
hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan
pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan
pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab
dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Menurut paham konstruktivisme,
pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari
suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi
pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan
pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk
menyelesaikan persoalan hidupnya.
Filsafat
Pendidikan
Merupakan
terapan dari filsafat umum, maka selama membahas filsafat pendidikan akan
berangkat dari filsafat.Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara
kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa
hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai.Dalam filsafat
terdapat berbagai mazhab/aliran-aliran, seperti materialisme, idealisme,
realisme, pragmatisme, dan lain-lain. Karena filsafat pendidikan merupakan
terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam
filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran, sekurang-kurnagnya
sebanyak aliran filsafat itu sendiri.Brubacher (1950) mengelompokkan filsafat
pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu: Filsafat pendidikan
“progresif”Didukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantik
naturalisme dari Roousseau Filsafat pendidikan “ Konservatif”.Didasari oleh
filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme rasional), dan
supernaturalisme atau realisme religius.
Filsafat-filsafat
tersebut melahirkan filsafat pendidikan esensialisme, perenialisme,dan
sebagainya.Berikut aliran-aliran dalam filsafat pendidikan:
Filsafat
Pendidikan Idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,
bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti
dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah,
seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak
berubah dari generasi ke generasi. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Plato,
Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali
Filsafat
Pendidikan Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis.
Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan
dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang
menyadari dan mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya
realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia.
Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius,
Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart
Mill.
Filsafat
Pendidikan Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi,
bukan rohani, spiritual atau supernatural. Beberapa tokoh yang beraliran
materialisme: Demokritos, Ludwig Feurbach
Filsafat
Pendidikan Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun
sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa
manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Beberapa tokoh yang menganut
filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey,
Heracleitos.
Filsafat
Pendidikan Eksistensialisme memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.
Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas
pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap
skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas. Beberapa tokoh dalam aliran
ini: Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl
Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich
Filsafat
Pendidikan Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat
yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang
didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar
pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat
pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh
dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence
B.Thomas, Frederick C. Neff
Filsafat
Pendidikan esensialisme Esensialisme adalah suatu filsafat pendidikan
konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trend-trend
progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif
telah merusak standar-standar intelektual dan moral di antara kaum muda.
Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick
Breed dan Isac L. Kandell.
Filsafat
Pendidikan Perenialisme Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada
abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan
progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan
dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh
kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan
moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk
mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan kembali
nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang
kukuh, kuat dan teruji. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini adalah: Robert
Maynard Hutchins dan ortimer Adler.
Filsafat
Pendidikan rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme.
Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya
memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada
sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada
tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil.
Beberapa tokoh dalam aliran ini:Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg.
Fenomena
”Hidup Lebih Maju”Setiap orang, pasti menginginkan hidup bahagia. Salah satu
diantaranya yakni hidup lebih baik dari sebelumnya atau bisa disebut hidup lebih
maju. Hidup maju tersebut didukung atau dapat diwujudkan melalui pendidikan.
Dikaitkan dengan penjelasaan diatas, menurut pendapat saya filsafat pendidikan
yang sesuai atau mengarah pada terwujudnya kehidupan yang maju yakni filsafat
yang konservatif yang didukung oleh sebuah idealisme, rasionalisme(kenyataan).
Itu dikarenakan filsafat pendidikan mengarah pada hasil pemikiran manusia
mengenai realitas, pengetahuan, dan nilai seperti yang telah disebutkan
diatas.Jadi, aliran filsafat yang pas dan sesuai dengan pendidikan yang
mengarah pada kehidupan yang maju menurut pikiran saya yakni filsafat
pendidikan progresivisme (berfokus pada siswanya). Tapi akan lebih baik lagi
bila semua filsafat diatas bisa saling melengkapi. Tanpa Filsafat,
Pendidikan Matematika Menjadi Lemah. Lemahnya pendidikan matematika di
Indonesia merupakan akibat tidak diajarkannya filsafat atau latar belakang ilmu
matematika. Dampaknya, siswa, bahkan mahasiswa, pandai mengerjakan soal, tetapi
tidak bisa memberikan makna dari soal itu. Matematika hanya diartikan sebagai
sebuah persoalan hitung-hitungan yang siap untuk diselesaikan atau dicari
jawabannya.Demikian diungkapkan Prof Dr Maman A Djauhari guru besar dari ITB
dalam acara pembukaann Konferensi Matematika dan Statistika antara Indonesia-Malaysia,
yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kamis
(11/1) siang. Konferensi untuk kedua kalinya ini digelar selama dua hari,11-12
Januari, diikuti para pakar matematika dan statistika dari Malaysia dan
Indonesia dengan pemaparan hasil kajian oleh lima orang doktor dan profesor
dari Malaysia. Pengguna Ilmu Dikatakan Maman, karena tidak menyampaikan
tentang filsafat matematika, ke depan Indonesia masih tetap sebagai bangsa yang
hanya sebagai pengguna ilmu, bukan penemu ilmu. ”Kondisi ini sangat
memprihatinkan, karena memang pola pendidikan kita mulai dari sekolah dasar
hingga perguruan tinggi, tidak diposisikan sebagai orang yang disiapkan untuk
menjadi penemu ilmu. Siswa dan mahasiswa lebih diposisikan sebagai pengguna ilmu.
Fakta ini sangat memprihatinkan dibanding dengan kita dicap hanya sebagai
bangsa pengguna teknologi,” katanya. Akibat dari semua itu kata dia, sering
ditemui siswa atau mahasiswa tidak mampu memberikan penjelasan atau
interpretasi terhadap sebuah soal dalam matematika.Misalnya, Maman menyodorkan
sebuah contoh, betapa para siswa SMA dan mahasiswa akan dengan mudah dan
dipastikan benar, manakala diminta untuk mengerjakan soal determinan dari
sebuah materik. Tapi ketika ditanya lebih lanjut apa makna dan pengertian dari
determinan yang telah dikerjakannya itu, hampir dapat di-pastikan, tidak ada
yang mengerti.
Inilah
problem dasar pada pendidikan matematika kita di Indonesia. Siswa atau
mahasiswa tidak dibiasakan untuk menginterpretasikan sebuah persoalan. Padahal,
kita tahu, matematika itu adalah interpretasi manusia terhadap fenomena alam,”
katanya. Terhadap kelemahan itu, kata Maman memang tidak ingin kemudian
melakukan perubahan terhadap kurikulum matematika yang sudah ada, tapi ia hanya
berharap ada perubahan paradigma dan cara pandang baru tentang bagaimana
unsur-unsur filsafat itu bisa diberikan kepada siswa dan mahasiswa. “Tentu ini
ditujukan kepada para guru dan dosen agar apa yang diberikan kepada para
peserta didiknya harus dilengkapi dengan berbagai penjelasan dan latar belakang
terhadap sebuah rumus yang telah diyakininya itu, sebagai sebuah pengetahuan
filsafat,”
BAB III
SIMPULAN
Filsafat
adalah suatu ilmu yang kajiannya tidak hanya terbatas pada fakta-fakta saja
melainkan sampai jauh diluar fakta hingga batas kemampuan logika manusia. Ada
beberapa aliran dalam filsafat pendidikan yaitu: Filsafat Pendidikan Filsafat
Pendidikan Pragmatisme, Filsafat Pendidikan Eksistensialisme, Filsafat
Pendidikan Progresivisme, Filsafat Pendidikan esensialisme, Filsafat Pendidikan
Perenialisme, dan Filsafat Pendidikan rekonstruksionisme.
DAFTAR PUSTAKA
C.Verhak,
1989. Filsafat Ilmu dan Pengetahuan. Jakarta: PT. Gramedia
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/01/12/index.html
Uyoh
Sadulloh, 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta
(Source :
Fitriani Nur, Mahasiswa PPs UNM Makassar | Prodi Pendidikan Matematika, 2008)
0 komentar:
Posting Komentar
Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.