Teknik
Pengambilan Sampel dan Kesalahan Pengambilan Sampel
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dalam
statistik biasanya kumpulan lengkap dari seluruh elemen yang sejenis tetapi
dapat dibedakan disebut populasi. sebagian dari populasi disebut sampel.
Istilah populasi ini digunakan untuk menyatakan pengertian kelompok yang
menjadi asal dari mana sebuah sampel dipilih. Dengan demikian, populasi juga
dapat diartikan sebagai himpunan semua obyek atau individu yang akan dipelajari
berdasarkan sampel.
Untuk dapat
mengetahui “mengapa populasi itu dipelajari hanya berdasarkan sebuah sampel”
maka kita perlu mengetahui jenis populasi dan perlunya sampel. Selanjutnya
teknik pengambilan sampel untuk mendapatkan sampel yang baik dan pengertian
sampel yang baik
. Dalam pengambilan sampel kekeliruan bisa saja terjadi karena cara atau penyampelan dan mungkin karena sebab lain.
. Dalam pengambilan sampel kekeliruan bisa saja terjadi karena cara atau penyampelan dan mungkin karena sebab lain.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah pada penulisan makalah ini yaitu :
- Bagaimana jenis dan perlunya populasi?
- Bagaimana teknik pengambilan sampel?
- Apa saja jenis kekeliruan juga mungkin terjadi?
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik Populasi dan Perlunya Sampel
Jenis Populasi
Berkaitan
dengan besar atau sangat besarnya populasi yang diperhatikan oleh seorang
peneliti, maka kita perlu membedakan dua macam populasi, yaitu populasi sampel
(experimentally or observationally accessible population) dan populasi target
(target population).
Populasi
sampel merupakan bagian dari populasi target, dan umumnya populasi target
mempunyai ukuran yang jauh lebih besar daripada ukuran populasi sampel.
Cara lain
yang bisa digunakan untuk membedakan populasi yaitu berdasarkan ukuran populasi
itu sendiri. Ada dua macam ukuran populasi, yaitu terhingga dan takhingga.
Populasi terhingga mempunyai anggota yang banyaknya tidak takhingga. Dan
juga pada dasarnya populasi takhinga hanya bersifat konseptual.
Dalam
praktek, populasi terhingga sering dianggap sebagai populasi takhingga, jika di
dalamnya sering membuat teori pengambilan sampel dan analisis data menjadi
lebih sederhana.
Alasan
pengambilan sampel
Seorang
peneliti mengambil sampel dengan berbagai macam alasan dan pertimbangan sebagai
berikut:
- Memperkecil biaya
- Mempecepat proses
- Memperbesar cakupan
- Meningkatkan ketelitian
- Mengurangi percobaan yang merusak
- Mempertimbangkan faktor ekonomis
Teknik
Pengambilan Sampel
Untuk
mendapatkan sampel yang dapat mewakili populasi, ada beberapa cara penyampelan
yang memperhatikan ciri populasi yang diteliti, sebagai berikut:
Penyampelan
acak
Penyampelan
acak (random sampling) adalah suatu cara yang sangat umum dikenal dalam
statistika untuk memperoleh sampel dengan cara memberi peluang yang sama
kepada setiap anggota populasi untuk bisa terpilih menjadi anggota sampel.
Cara-cara
yang digunakan untuk pengacakan antara lain :
- Undian
- Pengacakan dari tabel bilangan acak
- Penggunaan kalkulator/komputer
Penyampelan
berstrata
Penyampilan
berstrata (stratified sampling) biasa digunakan jika populasi terdiri dari
beberapa golongan atau kelompok yang mempunyai susunan bertingkat. Di sekolah,
misalnya terdapat beberapa tingkatan kelas, dan di masyarakat terdapat
tingkatan penghasilan.
Penyampelan
proporsional
Jika
pengambilan sampel memperhatikan penimbangan unsur atau kategori dalam
populasi, maka teknik ini disebut penyampelan proporsional (proportional
sample).
Penyampelan
kelompok
Pemilihan
sampel yang didasarkan atas kelompok itu disebut penyampelan kelompok (cluster
sampling), dan sampel yang diperoleh disebut sampel kelompok (cluster sample),
jadi penyampelan kelompok tidak memilih individu, melainkan kelompok.
Penyampelan
dengan pertimbangan tertentu
Dalam
penyamplean dengan pertimbangan (purposive sampling), pemilihan sekelompok
subjek didasarkan atas ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai
sangkut paut yang erat kaitannya dengan ciri atau sifat populasi yang ingin
diteliti. Teknik ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Penyampelan
sistematis
Pengambilan
sample acak secara sistematis dinamakan penyampelan sistematis (sistematic
sampling) dapat dipandang sebagai modifikasi penyampelan acak yang sudah
dibicarakan. Teknik ini dilakukan karena pengambilan acak secara murni
membutuhkan banyak waktu untuk populasi yang cukup besar.
Penyampelan
kebetulan
Penyampelan
kebetulan (incidental sampling) memilih anggota sampel yang kebetulan saja
dijumpai ditempat-tempat tertentu, sehingga sampel yang diperoleh disebut
sampel kebetulan (incident sample).
Penyampelan
jatah
Sampel jatah
diambil berdasarkan atas jatah (quota), yakni banyaknya subjek yang akan diselidiki
ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya, penelitian segera dilaksanakan jika
jatah itu telah ditetapkan. Teknik ini disebut penyampelan jatah (quota
sampling).
Jenis
Kekeliruan Pengambilan Sampel
Kekeliruan
penyampelan (sampling error) atau dengan singkat kekeliruan sampel sulit
dihindari karena data atau sampel pada umumnya merupakan bagian yang jauh lebih
kecil daripada populasi yang ingin dipelajari. Disamping itu, kekeliruan
mungkin juga terjadi bukan karena penyampelan. Kekeliruan seperti ini
disebut kekeliruan non-sampel.
Kekeliruan
sampel
Kekeliruan
timbul disebabkan oleh kenyataan bahwa penelitian dilakukan terhadap sampel dan
tidak secara lengkap dilakukan terhadap populasi. hasil penelitian yang
dilakukan terhadap sampel akan berbeda hasilnya jika prosedur yang sama
dilakukan terhadap populasi. perbedaan kedua hasil inilah yang disebut
kekeliruan sampel.
Para ahli
statistika telah melakukan upaya mengukur dan memperhitungkan kekeliruan itu
agar dapat dikontrol untuk diperkecil. Memperkecil kekeliruan sampel dapat
dilakukan dengan cara memperbesar ukuran sampel acak yang digunakan. Kekeliruan
sampel ini dapat diharapkan saling meniadakan dalam periode waktu penyampelan.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kekeliruan sampel, kadang-kadang
memperbesar (over estimate), kadang-kadang memperkecil (under estimate) hasil
pengukuran.
Kekeliruan
Nonsampel
Kekeliruan
bisa terjadi pada setiap penelitian apakah itu berdasarkan sampel atau
berdasarkan sensus. Kekeliruan non sampel merupakan kekeliruan sistematis yang
sulit atau tidak dapat saling meniadakan. Beberapa penyebab terjadinya
kekeliruan nonsampel antara lain :
- Populasi tidak didefinisikan sebagaimana mestinya
- Angket atau instrumen pengumpulan dan tidak dirumuskan dengan tepat
- Istilah yang digunakan tidak terdefinisi dengan baik
- Responden tidak memberikan jawaban akurat, atau tidak memberikan jawaban
- Pencatatan, tabulasi dan perhitungan data yang tidak benar.
Kekeliruan
semacam ini menimbulkan kesulitan pada peneliti, karenanya perlu dihindarkan.
Kekeliruan
sampel dapat dikurangi dengan memperbesar ukuran sampel, sedangkan kekeliruan
nonsampel dapat bertambah sejalan dengan membesarnya ukuran sampel. Kekeliruan
nonsampel dapat diperkecil dengan melaksanakan seluruh proses penelitian dengan
hati-hati dan cermat dalam usaha menghindari terjadinya kekeliruan non sampel.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada penyusunan makalah ini yaitu :
- Jenis populasi ditinjau dari besarnya populasi yang diperhatikan peneliti terbagi atas; populasi, sampel dan populasi target, akan tetapi ditinjau dari ukurannya terbagi atas populasi terbatas dan populasi tak terbatas.
- Berbagai alasan pengambilan sampel yaitu memperkecil biaya, mempercepat proses, memperbesar cakupan, dan mempertimbangkan faktor ekonomis
- Teknik pengambilan sampel antara lain : penyampelan acak, penyampelan berstrata, penyampelan proporsional, penyampelan kebetulan, dan penyampelan jatah.
- Jenis kekeliruan terdiri atas kekeliruan sampel dan kekeliruan non sampel
Saran
Semoga makalah
ini dapat dijadikan referensi dalam suatu penelitian dalam teknik pengambilan
sampel dan jenis-jenis populasi serta kemungkinan adanya kekeliruan dalam
pengambilan sampel
0 komentar:
Posting Komentar
Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.