µ Riyadu Sulaiman (3214103122)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
September 2012
- Selayang Pandang Model Pembelajaran
Rendahnya mutu pendidikan Matematika di Indonesia tidak
terlepas dari proses yang dijalankan guru dalam kelas. Hal ini sesuai dengan
Soedjadi (2001) yang menyatakan bahwa proses dan hasil pengajaran adalah dua
hal yang tidak bisa berdiri sendiri akan tetapi keduanya saling mempengaruhi
satu sama lain.
Padahal, dalam dunia yang semakin kompleks ini, pada diri
setiap orang semakin dituntut adanya kemampuan berpikir yang tinggi dan
kreatif, kepribadian yang jujur dan mandiri (berjiwa independen), dan sikap
yang responsif terhadap perkembangan-perkembangan yang terjadi di lingkungannya
atau di dalam masyarakat (NCTM, 1989; National Research Council, 1989). Hal ini
berlaku di banyak negara, termasuk Indonesia, terlebih-lebih dalam era sekarang
ini, di mana demokrasi, hak-hak asasi manusia, dan otonomi dalam berbagai
tataran (individu, kelompok, masyarakat, dan daerah) semakin dianggap penting.
Ibarat pakaian yang penuh
variasi lengkap dengan berbagai corak warna dan modelnya, semua itu adalah
dengan tujuan agar si pemakai merasa nyaman, aman, terlindung, juga agar merasa
percaya diri dan dihargai/dihormati orang lain. Orang lain yang memandang cara
berpakaian pun akan merasa senang, simpati, bahkan mungkin tertarik akan
performa dan potongan/model pakaian tersebut. Maka secara lugas dapat dikatakan
bahwa tujuan daripada berpakaian sudah tercapai. Demikian juga dengan
pembelajaran. Banyak ragam strategi pembelajaran, pendekatan, metode pembelajaran
dan juga model pembelajaran.
Tujuan dilaksanakannya berbagai
macam strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan model pembelajaran adalah
agar guru/pendidik lebih mudah, lebih efektif dan efisien dalam menerapkan
suatu pembelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran akan mudah
tercapai secara maksimal. Bagi peserta didik akan menimbulkan perasaan senang,
termotivasi, tertantang sehingga pembelajaran pun menjadi lebih bermakna dan
PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).
Tidak ada lagi pembelajaran yang
monoton dan menjemukan. Khusus model pembelajaran, ternyata jumlahnya cukup
banyak. Hal ini karena selalu ada inovasi-inovasi baru yang dilakukan oleh
kalangan guru/pendidik, ahli pendidikan dan kaum cerdik cendikiawan baik dari
dalam negeri maupun dari luar negeri. Efektif atau tidaknya suatu model pembelajaran
diterapkan, tidak ditentukan oleh kecanggihan suatu model pembelajaran saja,
karena pada prinsipnya tidak ada satu model pembelajaran pun yang terbaik.
Model pembelajaran yang terbaik adalah model pembelajaran yang relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai.
Yang menjadi pertanyaan adalah, apa yang perlu dilakukan
agar pembelajaran matematika di sekolah dapat memotivasi siswa untuk belajar
matematika dan mampu mendidik para siswa sehingga mereka bisa tumbuh menjadi
orang-orang yang mampu berpikir secara mandiri dan kreatif, berkepribadian
mandiri, dan mempunyai kemampuan dan keberanian dalam menghadapi
masalah-masalah dalam kehidupan mereka? Jika pembelajaran matematika di
sekolah-sekolah kita dapat mengupayakan terbentuknya siswa dengan karakteristik
seperti itu, berarti pembelajaran matematika di sekolah kita telah memberikan
sumbangan yang besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Dari sekian model pembelajaran,
berikut penulis sampaikan salah satu contoh model pembelajaran yakni model pembelajaran Artikulasi.
- Pengertian Model Pembelajaran Artikulasi
Artikulasi atau articulate,
terjemahan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai hal yang nyata,
sesuatu yang benar diujarkan.
Model pembelajaran Artikulasi
merupakan model Pembelajaran yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa
yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada
siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini.
Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai “penerima pesan” sekaligus
berperan sebagai “penyampai pesan”.
Dalam model pembelajaran ini siswa
dituntut aktif dalam pembelajarannya, dimana siswa dibentuk menjadi kelompok
kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas
mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep
pemahaman sangat diperlukan dalam metode pembelajaran ini.
F Perbedaan Model Pembelajaran Artikulasi dengan Model Pembelajaran Lain
Model pembelajaran artikulasi
tentu memiliki beberapa perbedaan dengan model pembelajaran lainnnya.
Tetapi model artikulasai dapat digunakan dengan memadukan model ini dengan
model yang lain. Contohnya : “Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Artikulasi”
Perbedaan model artikulasi ini
dengan model lainnya adalah penekanannya pada komunikasi anak kepada
teman satu kelompoknya karena disana ada proses wawancara pada teman satu
kelompoknya, serta cara tiap anak menyampaikan hasil diskusinya di depan
kelompok yang lain, karena, setiap anak memiliki kesempatan untuk menyampaikan
pendapat kelompoknya. Kelompok dalam artikulasipun biasanya hanya terdiri atas
dua orang yakni dalam satu kelompok terbentuk atas teman satu mejanya.
F Karakteristik Model Pembelajaran Artikulasi
Karakter
yang ada pada diri siswa setelah proses belajar dengan menggunakan model
artikulasi ini adalah sebagai berikut :
® Siswa menjadi lebih mandiri
® Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar .
® Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu
® Terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok kecil
® Terjadi interaksi antar kelomppok kecil yang satu dengan lainnya.
® Tiap siswa mempunyai kesempatan berbicara atau tampil dimuka kelas untuk
menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka
Artikulasi juga merupakan model
pembelajaran dengan sintaks: penyampaian kompetensi, sajian materi, bentuk
kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru
diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil
diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
F Langkah-langkah Aplikasi/Sintaks Model Pembelajaran
Artikulasi
Ü
Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Ü
Guru
menyajikan materi sebagaimana biasa.
Ü
Untuk
mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
Ü
Menugaskan
salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari
guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian
berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
Ü
Menugaskan
siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman
pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
Ü
Guru
mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
Ü
Kesimpulan/penutup.
- Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Artikulasi
Pada setiap teori-teori yang
dikemukakan oleh berbagai pendapat ahli mengenai kegiatan suatu pembelajaran.
Pasti memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehingga muncul
kelebihan-kelebihan dari metode pembelajaran tersebut dari metode pembelajaran
lainnya, yang pasti disamping terdapat kelebihan pada metode tersebut aka nada
pula kelemahan dari metode belajar tersebut. Begitu pula dengan pembelajaran
dengan menggunakan metode artikulasi.
F Berikut ini adalah kelebihan maupun kekurangan dari
model Pembelajaran Artikulasi:
Q
Kelebihan Model Pembelajaran Artikulasi:
'
Semua siswa terlibat
(mendapat peran)
'
Melatih kesiapan siswa
'
Melatih daya serap
pemahaman dari orang lain
'
Cocok untuk tugas sederhana
'
Interaksi lebih mudah
'
Lebih mudah dan cepat
membentuknya
'
Meningkatkan partisipasi
anak
Q Kelemahan
model Pembelajaran Artikulasi:
Ö
Untuk mata pelajaran
tertentu
Ö
Waktu yang dibutuhkan
banyak
Ö
Materi yang didapat sedikit
Ö
Banyak kelompok yang
melapor dan perlu dimonitor
Ö
Lebih sedikit ide yang
muncul
KESIMPULAN
Model pembelajaran artikulasi
adalah model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
normal di dalam kelas yang bersifat formal dan dapat pula dilaksanakan pada
kegiatan belajar khusus seperti pembelajaran pada anak-anak tuna rungu.
Model artikulasi dalam proses
pembelajaran pada kelas-kelas yang umum, merupakan model yang prosesnya seperti
pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib
meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Siswa
dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima
pesan’
sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’
F Saran
Sebagai calon pendidik sebaiknya
telah memahami strategi pembelajaran ataupun metode yang ada, sehingga dalam
kegiatan pembelajaran nantinya, guru dapat menggunakan metode yang tepat dalam
kegiatan pembelajaran serta dapat melakukan berbagai variasi metode
pembelajaran, agar siswa dapat aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2011 Pengertian Artikulasi.
Susanti,
R.D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Graha Ilmu; Yogya
Ras Eko Boeddy Santoso
2011. Model Pembelajaran Artikulasi. http://raseko.blogspot.com
/2011/05/model-pembelajaran-artikulasi.html
Muhammad Yahya. 2011. Model
Pembelajaran. 2011 http://www.guru-indonesia.net/forum/
forum_topik_isi-97.html
Norhasanah.
2011. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi. http://id.shvoong.com/
social-sciences/education/2136965-pengertian-pembelajaran-kooperatif-tipe-artikulasi/
Hipnie,
Rohman. 2011. Karakter dan Unsur-Unsur Pembelajaaran.
Sadjaah,
Edja. Layanan dan Latihan Artikulasi Anak Tunarungu. 2003. San Grafika:
Bandung.
Http://Supardinatsir.Blogspot.Com/2012/07/Model-Pembelajaran-Artikulasi.Html
Diakses Pada Tanggal 21/09/2012 Pukul 09.45 WIB
http://herdy07.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-artikulasi/
diakses pada tanggal 21/09/2012 pukul 09.30 WIB
http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-artikulasi/
diakses pada tanggal 21/09/2012 pukul 09.15 WIB
0 komentar:
Posting Komentar
Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.