BAB I PENDAHULUAN
I. Latar
Belakang Masalah
Ilmu
pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu
yang dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya.
Kemuliaan akan didapat bagi pemiliknya dan keutamaan akan diperoleh oleh orang
yang memburunya. Allah SWT berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ
يَعْلَمُونَ وَاَلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ (الزمر: 9)
Artinya:
“Katakanlah (Wahai Muhammad!): ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu
dengan orang-orang yang tidak berilmu?’”. (QS. Az-Zumar: 9)
Dengan ayat
ini Allah SWT, tidak mau menyamakan orang yang berilmu dan orang yang tidak
berilmu, disebabkan oleh manfaat dan keutamaan ilmu itu sendiri dan manfaat dan
keutamaan yang akan didapat oleh orang yang berilmu[1].
Dalam
kehidupan dunia, ilmu pengetahuan mempunyai perang yang sangat penting.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan bagi kehidupan
baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat. Menurut
al-Ghazali dengan ilmu pengetahuan akan diperoleh segala bentuk kekayaan,
kemuliaan, kewibawaan, pengaruh, jabatan, dan kekuasaan. Apa yang dapat
diperoleh seseorang sebagai buah dari ilmu pengetahuan, bukan hanya diperoleh
dari hubungannya dengan sesama manusia, para binatangpun merasakan bagaimana
kemuliaan manusia, karena ilmu yang ia miliki.[2] Dari sini, dengan jelas dapat
disimpulkan bahwa kemajuan peradaban sebuah bangsa tergantung kemajuan ilmu
pengetahuan yang melingkupi.
Dalam
kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesutau yang wajib dimiliki, karena
tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan
diciptakannya manusia oleh Allah, tanpa didasari ilmu. Minimal, ilmu
pengetahuan yang akan memberikan kemampuan kepada dirinya, untuk berusaha agar ibadah
yang dilakukan tetap berada dalam aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam
agama, ilmu pengetahuan, adalah kunci menuju keselamatan dan kebahagiaan
akhirat selama-lamanya[3].
Uraian di
atas hanyalah uraian singkin betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia,
baik untuk kehidupan dirinya pribadi, maupun dalam hubungan dirinya dengan
benda-benda di sekitarnya. Baik bagi kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
Ada banyak hadits, firman Allah, dan pendapat para ulama tentang pentingnya
ilmu pengetahuan.
II. Rumusan
Masalah
- Bagaimana hadits tentang
pentingnya ilmu
- Bagaimana pandangan para ulama
tentang pentingnya ilmu
III. Tujuan
Masalah
- Mengetahui bagaimana
hadits-hadits Rasulullah yang menjelaskan pentingnya ilmu
- Mengetahui bagaimana pandangan
ulama tentang pentingnya ilmu
BAB II PEMBAHASAN
I.
Pengertian dan Keutamaan Ilmu
Ilmu adalah
isim masdar dari ‘alima yang berarti mengetahui, mengenal, merasakan, dan
menyakini. Secara istilah, ilmu ialah dihasilkannya gambaran atau bentuk
sesuatu dalam akal.[4]
Karena
pentingnya ilmu dan banyaknya faidah yang terkandung di dalamnya, para ulama
menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, sesuai dengan jenis ilmu yang
akan dituntut. Inilah hukum dasar menuntut ilmu, berdasarkan sabda Rasulullah
SAW:
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
Artinya:
“Menunut ilmu hukumnya wajib bagi orang islam laki-laki dan orang
islam perempuan”. (HR.
Peranan ilmu
pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar, dengan ilmu pengetahuan,
derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Allah SWT
berfirman:
شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (آل عمران: 18)
Artinya: “Allah
menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah),
yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak
disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Ali Imran: 18).
Dalam ayat
ini dijelaskan bahwa yang menyatakan bahwa tiada yang berhak disembah selain
Allah adalah dzat Allah sendiri, lalu para malaikat dan para ahli ilmu.
Diletakkannya para ahli ilmu pada urutan ke-3 adalah sebuah pengakuan Allah SWT,
atas kemualian dan keutamaan para mereka.
Dalam ayat
lain Allah berfirman:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا
مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
خَبِيرٌ (المجادلة: 11)
Artinya:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah: 11)
Ibnu ‘Abbas
ketika menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa derajat para ahli ilmu dan orang
mukmin yang lain sejauh 700 derajat. Satu derajat sejauh perjalanan 500
tahun[5].
II.
Hadits-hadits yang menjelaskan Pentingnya Ilmu
Hadits-hadits
yang menjelaskan pentingnya ilmu sangat banyak, dan tidak mungkin disebutkan
semuanya dalam makalah ini. Para ulama ahli hadits pada umumnya menuliskan bab
tersendiri yang menjelaskan pentingnya ilmu. Mereka bahkan menulis sebuah kitab
yang khusus menjelaskan betapa pentingnya ilmu bagi seluruh sendi kehidupan,
baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Sabda
Rasulullah SAW:
اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ
الْأَنْبِيَاءِ (رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان
Artinya:
“Orang-orang yang berilmu adalah ahli waris para nabi”
(HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Tentu sudah
diketahui, bahwa tidak ada kedudukan di atas kenabian dan tidak ada kemuliaan
di atas kemulian mewarisi kedudukan kenabian tersebut.
Rasulullah
SAW bersabda:
يَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَا فِي
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ (رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان)
Artinya: “Segala
apa yang ada di langit dan bumi memintakan ampun untuk orang yang berilmu”.
(HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Kedudukan
apa yang melebihi kedudukan seseorang yang selalu dimintakan ampun oleh para
malaikat langit dan bumi?.
Rasulullah
SAW bersabda:
أَفْضَلُ النَّاسِ الْمُؤْمِنُ
الْعَالِمُ الَّذِيْ إِنِ احْتِيْجَ إِلَيْهِ نَفَعَ وَإِنِ اسْتُغْنِيَ عَنْهُ
أَغْنَى نَفْسَهُ (رواه البيهقي)
Artinya: “Seutama-utama
manusia ialah seorang mukmin yang berilmu. Jika ia dibutuhkan, maka ia menberi
manfaat. Dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia dapat memberi manfaat pada
dirinya sendiri”. (HR. Al-Baihaqi)[6]
Hadits ini
menjelaskan bagaimana keutamaan ilmu bagi seseorang, dimana ia akan memberikan
manfaat dan dibutuhkan oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan jika seorang yang
berilmu terangsingkan dari kehidupan sekitarnya, ilmu yang ia miliki akan
memberikan manfaat kepada dirinya sendiri, dan menjadi penghibur dalam
kesendiriannya.
Tentang
pentingnya ilmu Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا
يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya:
“Barang siapa dikehendaki bagi oleh Allah, maka Allah memberi
kepahaman untuknya tentang ilmu”, (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini
adalah hadits yang urgen, dimana seolah-olah Allah menggantungkan kebaikan
seseorang terhadap kepahamannya terhadap agama, dalam arti kwalitas dan
kwantitas ilmunya dalam masalah agama. Dari sini dapat diketahui bahwa ilmu
adalah penting, karena ia menjadi penentu baik dan buruk seseorang. Dengan ilmu
ia akan membedakan salah dan benar, baik dan buruk dan halal dan haram.
Dalam hadits
lain Rasulullah SAW bersabda:
إنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِي اللهُ بِهِ مِنْ الْهُدَى ,
وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَتْ مِنْهَا طَائِفَةٌ طَيِّبَةٌ
قَبِلَتْ الْمَاءَ , فَأَنْبَتَتْ الْكَلَاَ , وَالْعُشْبَ
الْكَثِيرَ , وَكَانَ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتْ الْمَاءَ , فَنَفَعَ اللهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا مِنْهَا , وَسَقَوْا
, وَزَرَعُوا , وَأَصَابَ طَائِفَةً مِنْهَا أُخْرَى
إنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ الْمَاءَ , وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً , فَذَلِكَ
مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللهِ , وَنَفَعَهُ بِمَا بَعَثَنِي اللهُ بِهِ
, فَعَلِمَ , وَعَلَّمَ , وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ
بِذَلِكَ رَأْسًا , وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللهِ الَّذِي
أُرْسِلْتُ بِهِ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: “Perumpamaan
apa yang dituliskan oleh Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu adalah seperti
hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gemburyang dapat
menerima air lalutumbuhlah padang rumput yang banyak. Dari panya ada yang keras
dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan
orang yang tidak menolak kepadanya, dan mengajar, dan perumpamaan orang yang
pandai agama Allah dan apa yang dituliskan kepadaku bermanfaat baginya, ia
pandai dan mengajar, dan perumpamaan orang yang tidak menolak kepadanya, dan ia
tidak mau menerima petunjuk Allah, yang mana saya di utus dengannya”. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari Sahal
bin Sa’ad RA, ia menceritakan sabda Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib:
فَوَاَللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ
بِكَ رَجُلًا , وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya:
“Demi Allah! Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang karenamu, maka itu
lebih baik dari pada himar-himar ternak” (HR. Bukhari Muslim)
Rasulullah
SAW bersabda:
مَنْ دَعَا إلَى هُدًى كَانَ لَهُ
مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ , لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ
أُجُورِهِمْ شَيْئًا , وَمَنْ دَعَا إلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ
مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ (رواه مسلم).
Artinya:
“Barang siapa mengajak kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti
pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun dari
phala-pahala itu. Barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa
seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun dari
dosa-dosa itu” (HR. Muslim)
Dari Abu
Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ
عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ , أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ
, أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ (رواه مسلم)
Artinya: “Jika
anak Adam meninggal, maka terputuslah semua amalnya kecuali dari tiga perkara,
shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya” (HR.
Muslim)
Hadits-hadits
tersebut menjelaskan keutamaan-keutamaan dan pentingnya ilmu bagi manusia. Dan
masih banyak hadits-hadits lain[7].
III.
Pandangan Ulama tentang Pentingnya Ilmu
Imam
As-Syafi’i mengatakan:
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ , وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya:
“Barang siapa menghendaki (kebaikan) dunia, maka hendaknya ia menggunakan
ilmu, dan barang siapa menghendaki kebaikan akhirat, maka hendaknya menggunakan
ilmu”[8].
Menurut
Al-Ghazali Ilmu, pengetatahuan itu indah, mulia dan utama. Tetapi, selama
keutamaan itu sendiri masih belum dipaham, dan yang diharapkan dari keutamaan
itu masih belum terwujud, maka tidak mungkin diketahui bahwa ilmu adalah utama.
Keutamaan
adalah kelebihan. Jika ada dua benda yang sama, sementara salah satunya
mempunyai kelebihan, maka benda itu bisa disebut utama, kalau memang kelebihan
yang dimaksud adalah kelebihan dalam sifat kesempurnaan.
Sesuatu yang
indah dan disenangi ada tiga macam, yaitu: sesuatu yang disenangi karena ada
faktor lain diluarnya, sesuatu yang disenangi karena nilai eksentriknya dan
sesuatu yang dicari karena nilai eksentriknya juga karena ada faktor lain
diluarnya.
Uang adalah
sesuatu yang disenangi. Tetapi ia disenangi bukan karena nilai eksentriknya
tetapi karena ada faktor lain berupa dapat dibuatnya uang untuk mendapatkan
yang lain. Kebahagiaan adalah sesuatu yang disenangi karena nilai eksentriknya,
artinya ia disenangi karena kebahagian itu sendiri. Sedangkan sesuatu yang
disenangi karena ada faktor lain dari luar dan juga karena nilai eksentriknya
dapat dicontohkan seperti kesehatan badan. Kesehatan badan disamping bisa
dibuat untuk memperoleh tujuan dan kebutuhan lain, ia juga disenangi karena
didalamnya sendiri ada nikmat dan kenyamanan. Dari ketiga macam hal di atas,
yang tentunya lebih utama adalah yang ketiga.
Apabila
memandang ilmu pengetahuan, maka ia termasuk yang ketiga. Ilmu itu sendiri
adalah keindahan dan kelezatan, disamping ia dapat dijadikan perantara
mendapatkan kebahagian, baik di dunia maupun akhirat. Dengan ilmu kedekatan
kepada Allah dapat diraih, kelas lebih tinggi para malaikat dapat diperoleh dan
status sosial yang tinggi di surga dapat dinikmati. Dengan ilmu kemulian dunia,
pengaruh, pengikut, kemewahan, kekuasaan dan kehormatan dapat diperoleh. Bahkan
binatang pun secara naluri akan tunduk kepada manusia karena ilmu yang
dimilikinya. Inilah kesempurnaan ilmu secara mutlak[9]
Ali bin Abi
Thalib berkata kepada Kumail:
“Wahai
Kumail, ilmu itu lebih utama dari pada harta karena ilmu itu menjagamu,
sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu adalah hakim, sedang harta adalah yang
dihakimi. Harta menjadi berkurang jika dibelanjakan, sedangkan ilu akan
berkembang dengan diajarkan kepada orang lain”[10].
Menurut
Al-Mawardi, keutamaan dan pentingnya ilmu dapat diketahui oleh semua orang.
Yang tidak dapat mengetahuinya hanya orang-orang bodoh. Perkataan ini adalah
petunjuk bagi keutamaan ilmu yang lebih mengena, karena keutamaan ilmu hanya
dapat diketahui oleh ilmu itu sendiri. Ketika seseorang tidak berilmu untuk
mengetahui keutamaan ilmu, maka ia meremehkan ilmu, menganggap hina para
pemilinya, dan menyangka bahwa hanyalah kekayaan dunia yang akan
mengantarkannya kepada sebuah kebahagiaan[11].
Al-Mawardi
juga mengatakan bahwa, ilmu amatlah luas, jika di pelajari tidak akan pernah
selesai, selama bumi masih berputar, selama hayat di kandung badan selama itu
pula manusia memerlukan ilmu pengetahuan islam tidak hanya cukup pada perintah
menuntut ilmu, tetapi menghendaki agar seseorang itu terus menerus melakukan
belajar, karena manusia hidup di dunia ini perlu senantiasa menyesuaikan dengan
alam dan perkembangan zaman. Jika manusia berhenti belajar sementara zaman
terus berkembang maka manusia akan tertinggal oleh zaman sehingga tidak dapat
hidup layak sesuai dengan tuntutan zaman, terutama pada zaman sekarang ini,
zaman yang di sebut dengan era globalisasi, orang di tuntut untuk memiliki
bekal yang cukup banyak, berupa ilmu pengetahuan[12].
IV. Padangan
Penulis
Berdasarkan
firman-fiman Allah, hadits-hadits Rasulullah serta pendapat para ulama, maka
dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah sesuatu yang paling baik dari segala bentuk
benda yang ada. Ia juga adalah yang terpenting dari segala sesuatu yang penting.
Ilmu sendiri adalah sebuah keutamaan, dimana seseorang akan merasakan
kenikmatan dalam pergelutannya dengan ilmu, memberinya manfaat bagi dirinya,
memperbaiki akhlaknya, memberikan jalan keluar bagi kebuntuan pikirannya, serta
menunjukkannya jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam
hubungannya dengan makhluk-makhluk sekitarnya, orang yang berilmu mmeberikan
banyak manfaat kepada mereka, membantu mengeleuarkan mereka dari sebuah
masalah, menunjukkan mereka kepada kebenaran dan menghindarkan mereka dari
jurang kenistaan, yaitu kesengsaraan yang abadi di akhirat. Selain itu, ilmu
adalah sebuah petunjuk bagi maju atau berkembangnya sebuah peradaban bangsa.
Artinya, kemajuan sebuah bangsa dapat dilihat melalui kemajuan ilmu pengetahuan
yang ada dalam lingkungan mereka.
BAB III PENUTUP
I.
Kesimpulan
Ilmu
pengetahuan adalah sesuatu yang utama, mulia dan penting. Oleh sebab itu semua
harus menyadari tentang hal ini, untuk membentuk keshalehan individu dan
keshalehan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Paling tidak setiap
pendidik pada lembaga pendidikan manapun harus mampu menyadari akan keutamaan
dan pentingnya ilmu, lalu menyalurkannnya kepada peserta didik, sehingga
manfaat dan fungsi ilmu pengetahuan dapat dirasakan secara menyeluruh, bukan
sekadar formalitas belaka.
Firman Allah
dalam al-Qur’an, hadits-hadits Rasulullah serta pandangan ulama, sebagaimana
dipaparkan di atas adalah bukti kongkrit akan keutamaan, kemulian dan
pentingnya ilmu bagi seluruh sendi kehidupan. Ia adalah kunci bagi kebahagiaan
dan keselamatan di dunia dan akhirat.
II.
Saran-saran
Seperti yang
telah disampaikan dimuka bahwa semua orang harus menyadari dan meyakini akan
keutamaan dan pentingnya ilmu, terutama bagi kalangan pendidik. Untuk selanjutnya
penulis merumuskan saran-saran sebagai berikut:
- Hendaknya kita lebih mendalam
di dalam mempelajari keutamaan dan pentingnya ilmu, baik yang bersumber
dari al-Qur’an, hadits, kitab-kitab para ulama islam, maupun para
cendekiawan yang lain.
- Hendaknya kita mengembangkan
sikap bangga akan ilmu yang telah kita raih, agar keutamaannya tampak
menghiasi diri kita dan orang-orang di sekitar kita.
- Karena begitu besar keutamaan
dan pentingnya ilmu, maka hendaknya kita tidak berhenti begitu saja dalam
menuntut ilmu. Sesuai dengan sabda Rasulullah bahwa menuntut ilmu tetap
diharuskan sampai tubuh kita terkubur dalam liang lahat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mawardi,
Ali bin Muhammad bin Habib.“Adab al-Dun-ya wal al-Din”, Beirut: Dar Iqra’, 1985
Al-Ghazali,
Abu Hamid Muhammad. “Ihya’ Ulum al-Din”, Beirut: Darul Ma’rifah, tt,
Kementerian
Waqaf dan Urusan Islam Kuwait, Ensiklopedi Fiqih, Kairo: Dar As-Shofwah, 2007
An-Nawawi,
Yahya bin Syaaf, “Al-Majmu’ ‘ala Syarh al-Muhadzab”, Kairo: Maktabah
al-Muniriyah, tt, Juz. 1 hlm. 40-41
Catatan Kaki
[1]
Al-Mawardi, “Adab al-Dun-ya wal al-Din”, Beirut: Dar Iqra’, 1985, hlm. 36
[2]
Al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Beirut: Darul Ma’rifah, tt, vol. 1 hlm.12
[3] Ibid
[4]
Kementerian Waqaf dan Urusan Islam Kuwait, Ensiklopedi Fiqih, Kairo: Dar
As-Shofwah, 2007, juz. 30 hlm. 291
[5]
Al-Ghazali, op.cit, Beirut: Darul Ma’rifah, tt, Juz 1 hlm. 5
[6] Ibid,
hlm. 6
[7]
An-Nawawi, “Al-Majmu’ ‘ala Syarh al-Muhadzab”, Kairo: Maktabah al-Muniriyah,
tt, Juz. 1 hlm. 40-41
[8] Ibid
[9]
Al-Ghazali, op.cit. hlm. 13
[10]
Al-Ghazali, op.cit. hlm. 8
[11]
Al-Mawardi, op.cit. 37
[12] Ibid
Hadist-hadits
Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka Allah menjadikannya ia pandai mengenai agama dan ia diilhami PetunjukNYa [Muttafaq 'alaih]
Ulama itu adalah pewaris para Nabi [Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban]
“sesuatu yang di langit dan bumi itu memohonkan ampunan bagi orang ‘alim (pandai)” [Abu Darda']
sesungguhnya hikmah (ilmu) itu menambah orang yang mulia akan kemuliaan dan mengangkat hamba sahaya sehingga ia mencapai capaian raja-raja. [Abu Na'im dalam Al Hilyah, Ibnu Abdil Barr dalam Bayaul Ilmi, dan Abd. Ghani dalam Adabul Muhaddits dari hadits Anas dengan sanad yang lemah]
Dua pekerti tidak terdapat di dalam orang munafik, yaitu perilaku yang baik dan pandai dalam agama [H.R. At Tirmidzi dari Abu Hurairah, ia mengatakan hadits gharib]
Seutama-utama manusia adalah orang mu’min yang’alim (pandai) yang jika ia dibutuhkan maka ia berguna, dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia mencukupkan dirinya.” [Al Baihaqi dalam Syu'bul Iman mauquf pada Abu Darda' dengan sanad yang lemah]
Iman itu telanjang, pakaianya adalah takwa, perhiasannya adalah malu, dan buahnya adalah ilmu [Al Hakim dalam Tarikh Naisabur dari hadits Abu Darda' dengan sanad yang lemah]
Orang yang paling dekat dari derajat kenabian adalah ahli ilmu dan jihad (perjuangan). Adapun ahli ilmu maka mereka menunjukkan manusia atas apa yang dibawa para rasul, sedangkan ahli jihad maka mereka berjuang dengan pedang (senjata) mereka atas apa yang dibawa oleh para rasul [Abu Na'im dalam Fadhlul 'alim al 'afif 'dari hadits Ibnu Abbas dengan sanad yang lemah.]
sungguh matinya satu kabilah itu lebih ringan dari pada matinya seorang ‘alim [Ath Thabrani dan Ibnu Abdil Barr dari hadits Abu Darda']
Manusia itu adalah barang tambang seperti tambang emas dan perak. Orang-orang pilihan mereka di masa Jahiliyah adalah orang-orang pilihan mereka di masa Islam apabila mereka pandai [Muttafaq 'alaih]
Pada hari Kiyamat tinta ulama itu ditimbang dengan darah orang-orang yang mati syahid [Ibnu Abdil Barr dari Abu Darda'dengan sanad yang lemah]
Barang siapa yang memelihara empat puluh buah hadits dari As Sunnah atas ummatku sehingga ia menunaikannya kepada mereka maka aku akan menjadi pemberi syafa’at kepadanya dan saksinya pada hari Kiyamat [Ibnu Abdil Barr dalam al 'Ilm dari hadits Ibnu Umar dan ia'melemahkannya.]
Barang siapa dari ummatku menghafal empat puluh buah hadits maka ia bertemu dengan Allah ‘Azza wa Jalla pada hari Kiyamat sebagai seorang faqih yang ‘alim [Ibnu Abdil Barr dari hadits Anas dan ia melemahkannya]
Barang siapa memahami tentang agama Allah ‘Azza Wa Jalla maka Allah Ta’ala mencukupinya akan sesuatu yang menjadi kepentingannya dan Dia memberinya rizki dari sekiranya ia tidak memperhitungkannya [Al Khathib dalam Tarikh dari hadits Abdullah bin Juz - Az zabidi dengan sanad yang lemah]
Allah ‘Azza wa Jalla memberi wahyu kepada Ibrahim as : “Hai Ibrahim, sesungguhnya Aku Maha Mengetahui, Aku senang kepada setiap orang yang pandai [Dituturkan oleh Ibnu Abdil Barr sebagai komentar]
Orang pandai adalah kepercayaan Allah Yang Maha Suci di atas bumi [Ibnu Abdil Barr dari Mu'adz dengan sanad yang lemah]
Dua golongan dari ummatku apabila mereka baik maka manusia baik, dan apabila mereka rusak maka manusia rusak, yaitu para pemegang pemerintahan dan para ahli fiqh [Ibnu Abdil Barr dan Abu Na'im dari hadits Ibnu Abbas.]
Apabila datang hari kepadaku padanya saya tidak bertambah ilmu yang mendekatkan saya kepada Allah ‘Azza Wa Jalla maka saya tidak mendapat berkah pada terbitnya matahari hari itu [Ath Thabrani dalam Al Ausath dan Abu Na'im dalam Al Hilyah, dan Ibnu Abil Barr dalam Al 'Ilm]
Keutamaan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah dari shahabatku [At Tirmidzi dari hadits Abu Umamah]
Kelebihan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti kelebihan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang-bintang [Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa'i dan Ibnu Hibban, dan itu sepotong dari hadits Abu Darda' yang terdahulu]
Pada hari Kiyamat tiga macam orang memberi syafa’at yaitu: para Nabi, para ulama kemudian orang-orang yang mati syahid [Ibnu Majah dari hadits Utsman bin 'Affan dengan sanad yang lemah]
Tidaklah Allah Ta’ala disembah dengan sesuatu yang utama dari pada pemahaman terhadap agama. Sungguh seorang faqih itu lebih berat atas syaithan dari pada seribu orang ahli ibadah. Setiap sesuatu itu mempunyai tiang, dan tiang agama ini adalah fiqh [Ath Thabrani dalam Al Ausath, Abu Bakar Al Ajiri dalam Fadhlul 'ilmi, dan Abu Na'im dalam Riyadhatul Muta'allimin dari hadits Abu Hurairah dengan sanad yang lemah]
Sebaik-baik agamamu adalah yang termudahnya, dan sebaik-baik ibadah adalah fiqh (pemahaman) [Ibnu Abdil Barr dari hadits Anas dengan sanad yang lemah]
Keutamaan mu’min yang ‘alim atas mu’min yang ahli ibadah adalah dengan tujuh puluh derajat [Ibnu Adi dari Abu Hurairah dengan sanad yang lemah]
Sesungguhnya kamu menjadi dalam masa yang banyak ahli fiqhnya, sedikit qurra’ (ahli baca Al Qur’an) nya dan ahli pidatonya, sedikit orang yang meminta-minta dan banyak orang yang memberinya. Amal padanya adalah lebih baik dari pada ilmu. Dan akan datang kepada manusia masa yang sedikit ahli fiqhnya, banyak juru pidatonya, sedikit orang yang memberinya, banyak orang yang meminta-minta. Ilmu pada masa itu lebih baik dari pada amal [Ath Thabrani dari hadits Hizam bin Hakim dari pamannya, ada yang mengatakan dari ayahnya, sanadnya lemah]
Antara orang yang ‘alim dan orang yang beribadah adalah seratus derajat, antara setiap dua derajat itu ditempuh kuda pacuan yang dilatih selama tujuh puluh tahun [Al Ashfihani dalam At Targhib wat Tarhib, dari lbnu Umar dari ayahnya]
Ditanyakan : “Wahai Rasulullah, amal-amal apakah yang lebih utama ?” Beliau bersabda : “Ilmu tentang Allah ‘Azza Wa Jalla” Lalu ditanyakan : “IImu apakah yang engkau kehendaki ?”. Beliau SAW bersobds : “Ilmu tentang Allah ‘Azza Wa Jalla”. Lalu dikatakan kepadanya : “Kami bertanya mengenai amal sedangkan engkau menjawab mengenai ilmu”. Maka beliau SAW bersabda : “Sesungguhnya amal sedikit disertai ilmu (mengetahui) tentang Allah itu berguna dan banyaknya amal serta bodoh mengenai Allah itu tidak berguna [Ibnu Abdil Barr dari hadits Anas dengan sanad yang lemah]
Allah Yang Maha Suci poda hari Kiyamat membangkitkan hamba-hamba kemudian Dia membangkitkan ulama kemudian Dia berfirman : “Wahai golongan ulama, sesungguhnya Aku tidak meletakkan ilmuKu padamu kecuali karena Aku mengetahui tentang kamu, dan Aku letakkan ilmuKu padamu agar Aku tidak menyiksamu, pergilah karena Aku telah memberi ampunan kepadamu”. [Ath Thabrani dari hadits Abu Musa dengan sanad yang lemah]
.
Atsar-atsar
Adapun atsar (kata-kata shahabat), Ali bin Abi Thalib ra berkata kepada Kumail :
Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka Allah menjadikannya ia pandai mengenai agama dan ia diilhami PetunjukNYa [Muttafaq 'alaih]
Ulama itu adalah pewaris para Nabi [Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban]
“sesuatu yang di langit dan bumi itu memohonkan ampunan bagi orang ‘alim (pandai)” [Abu Darda']
sesungguhnya hikmah (ilmu) itu menambah orang yang mulia akan kemuliaan dan mengangkat hamba sahaya sehingga ia mencapai capaian raja-raja. [Abu Na'im dalam Al Hilyah, Ibnu Abdil Barr dalam Bayaul Ilmi, dan Abd. Ghani dalam Adabul Muhaddits dari hadits Anas dengan sanad yang lemah]
Dua pekerti tidak terdapat di dalam orang munafik, yaitu perilaku yang baik dan pandai dalam agama [H.R. At Tirmidzi dari Abu Hurairah, ia mengatakan hadits gharib]
Seutama-utama manusia adalah orang mu’min yang’alim (pandai) yang jika ia dibutuhkan maka ia berguna, dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia mencukupkan dirinya.” [Al Baihaqi dalam Syu'bul Iman mauquf pada Abu Darda' dengan sanad yang lemah]
Iman itu telanjang, pakaianya adalah takwa, perhiasannya adalah malu, dan buahnya adalah ilmu [Al Hakim dalam Tarikh Naisabur dari hadits Abu Darda' dengan sanad yang lemah]
Orang yang paling dekat dari derajat kenabian adalah ahli ilmu dan jihad (perjuangan). Adapun ahli ilmu maka mereka menunjukkan manusia atas apa yang dibawa para rasul, sedangkan ahli jihad maka mereka berjuang dengan pedang (senjata) mereka atas apa yang dibawa oleh para rasul [Abu Na'im dalam Fadhlul 'alim al 'afif 'dari hadits Ibnu Abbas dengan sanad yang lemah.]
sungguh matinya satu kabilah itu lebih ringan dari pada matinya seorang ‘alim [Ath Thabrani dan Ibnu Abdil Barr dari hadits Abu Darda']
Manusia itu adalah barang tambang seperti tambang emas dan perak. Orang-orang pilihan mereka di masa Jahiliyah adalah orang-orang pilihan mereka di masa Islam apabila mereka pandai [Muttafaq 'alaih]
Pada hari Kiyamat tinta ulama itu ditimbang dengan darah orang-orang yang mati syahid [Ibnu Abdil Barr dari Abu Darda'dengan sanad yang lemah]
Barang siapa yang memelihara empat puluh buah hadits dari As Sunnah atas ummatku sehingga ia menunaikannya kepada mereka maka aku akan menjadi pemberi syafa’at kepadanya dan saksinya pada hari Kiyamat [Ibnu Abdil Barr dalam al 'Ilm dari hadits Ibnu Umar dan ia'melemahkannya.]
Barang siapa dari ummatku menghafal empat puluh buah hadits maka ia bertemu dengan Allah ‘Azza wa Jalla pada hari Kiyamat sebagai seorang faqih yang ‘alim [Ibnu Abdil Barr dari hadits Anas dan ia melemahkannya]
Barang siapa memahami tentang agama Allah ‘Azza Wa Jalla maka Allah Ta’ala mencukupinya akan sesuatu yang menjadi kepentingannya dan Dia memberinya rizki dari sekiranya ia tidak memperhitungkannya [Al Khathib dalam Tarikh dari hadits Abdullah bin Juz - Az zabidi dengan sanad yang lemah]
Allah ‘Azza wa Jalla memberi wahyu kepada Ibrahim as : “Hai Ibrahim, sesungguhnya Aku Maha Mengetahui, Aku senang kepada setiap orang yang pandai [Dituturkan oleh Ibnu Abdil Barr sebagai komentar]
Orang pandai adalah kepercayaan Allah Yang Maha Suci di atas bumi [Ibnu Abdil Barr dari Mu'adz dengan sanad yang lemah]
Dua golongan dari ummatku apabila mereka baik maka manusia baik, dan apabila mereka rusak maka manusia rusak, yaitu para pemegang pemerintahan dan para ahli fiqh [Ibnu Abdil Barr dan Abu Na'im dari hadits Ibnu Abbas.]
Apabila datang hari kepadaku padanya saya tidak bertambah ilmu yang mendekatkan saya kepada Allah ‘Azza Wa Jalla maka saya tidak mendapat berkah pada terbitnya matahari hari itu [Ath Thabrani dalam Al Ausath dan Abu Na'im dalam Al Hilyah, dan Ibnu Abil Barr dalam Al 'Ilm]
Keutamaan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah dari shahabatku [At Tirmidzi dari hadits Abu Umamah]
Kelebihan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti kelebihan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang-bintang [Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa'i dan Ibnu Hibban, dan itu sepotong dari hadits Abu Darda' yang terdahulu]
Pada hari Kiyamat tiga macam orang memberi syafa’at yaitu: para Nabi, para ulama kemudian orang-orang yang mati syahid [Ibnu Majah dari hadits Utsman bin 'Affan dengan sanad yang lemah]
Tidaklah Allah Ta’ala disembah dengan sesuatu yang utama dari pada pemahaman terhadap agama. Sungguh seorang faqih itu lebih berat atas syaithan dari pada seribu orang ahli ibadah. Setiap sesuatu itu mempunyai tiang, dan tiang agama ini adalah fiqh [Ath Thabrani dalam Al Ausath, Abu Bakar Al Ajiri dalam Fadhlul 'ilmi, dan Abu Na'im dalam Riyadhatul Muta'allimin dari hadits Abu Hurairah dengan sanad yang lemah]
Sebaik-baik agamamu adalah yang termudahnya, dan sebaik-baik ibadah adalah fiqh (pemahaman) [Ibnu Abdil Barr dari hadits Anas dengan sanad yang lemah]
Keutamaan mu’min yang ‘alim atas mu’min yang ahli ibadah adalah dengan tujuh puluh derajat [Ibnu Adi dari Abu Hurairah dengan sanad yang lemah]
Sesungguhnya kamu menjadi dalam masa yang banyak ahli fiqhnya, sedikit qurra’ (ahli baca Al Qur’an) nya dan ahli pidatonya, sedikit orang yang meminta-minta dan banyak orang yang memberinya. Amal padanya adalah lebih baik dari pada ilmu. Dan akan datang kepada manusia masa yang sedikit ahli fiqhnya, banyak juru pidatonya, sedikit orang yang memberinya, banyak orang yang meminta-minta. Ilmu pada masa itu lebih baik dari pada amal [Ath Thabrani dari hadits Hizam bin Hakim dari pamannya, ada yang mengatakan dari ayahnya, sanadnya lemah]
Antara orang yang ‘alim dan orang yang beribadah adalah seratus derajat, antara setiap dua derajat itu ditempuh kuda pacuan yang dilatih selama tujuh puluh tahun [Al Ashfihani dalam At Targhib wat Tarhib, dari lbnu Umar dari ayahnya]
Ditanyakan : “Wahai Rasulullah, amal-amal apakah yang lebih utama ?” Beliau bersabda : “Ilmu tentang Allah ‘Azza Wa Jalla” Lalu ditanyakan : “IImu apakah yang engkau kehendaki ?”. Beliau SAW bersobds : “Ilmu tentang Allah ‘Azza Wa Jalla”. Lalu dikatakan kepadanya : “Kami bertanya mengenai amal sedangkan engkau menjawab mengenai ilmu”. Maka beliau SAW bersabda : “Sesungguhnya amal sedikit disertai ilmu (mengetahui) tentang Allah itu berguna dan banyaknya amal serta bodoh mengenai Allah itu tidak berguna [Ibnu Abdil Barr dari hadits Anas dengan sanad yang lemah]
Allah Yang Maha Suci poda hari Kiyamat membangkitkan hamba-hamba kemudian Dia membangkitkan ulama kemudian Dia berfirman : “Wahai golongan ulama, sesungguhnya Aku tidak meletakkan ilmuKu padamu kecuali karena Aku mengetahui tentang kamu, dan Aku letakkan ilmuKu padamu agar Aku tidak menyiksamu, pergilah karena Aku telah memberi ampunan kepadamu”. [Ath Thabrani dari hadits Abu Musa dengan sanad yang lemah]
.
Atsar-atsar
Adapun atsar (kata-kata shahabat), Ali bin Abi Thalib ra berkata kepada Kumail :
“Hai
Kumail, ilmu itu lebih utama dari pada harta karena ilmu itu menjagamu
sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu adalah hakim, sedangkan harta adalah yang
dihakimi. Harta menjadi berkurang dengan dibelanjakan, sedangkan ilmu menjadi
berkembang dengan dibelanjakan (diberikan kepada orang lain)”.
Ali
ra juga berkata :
“Orang
yang ‘alim itu lebih utama dari pada orang yang berpuasa, berdiri ibadah malam
dan berjuang. Apabila seorang ‘alim meninggal maka berlobanglah dalam Islam dengan
suatu lobang yang tidak tertutup kecuali oleh penggantinya”.
Dan
ia ra berkata dalam bentuk syair (nazham) :
Tidak ada kebanggaan kecuali bagi ahli ilmu, sesungguhnya mereka di atas petuniuk, dan mereka penunjuk orang yang minta petuniuk. Nilai setiap orang adalah sesuatu yang meniadikannya baik, sedangkan orang-orang bodoh itu musuh ahli ilmu. Maka carilah kemenangan kamu dengan ilmu, dengon ilmu itu kamu hidup selamanYa, munusiq itu mati, sedangkan ahli ilmu itu hidup
.
Tidak ada kebanggaan kecuali bagi ahli ilmu, sesungguhnya mereka di atas petuniuk, dan mereka penunjuk orang yang minta petuniuk. Nilai setiap orang adalah sesuatu yang meniadikannya baik, sedangkan orang-orang bodoh itu musuh ahli ilmu. Maka carilah kemenangan kamu dengan ilmu, dengon ilmu itu kamu hidup selamanYa, munusiq itu mati, sedangkan ahli ilmu itu hidup
.
Abul
Aswad berkata : “Tidak ada sesuatu yang lebih utama dari pada ilmu. Para raja
itu memerintah manusia (orang kebanyakan), sedangkan para ahli ilmu itu
memerintah para raja”.
Ibnu
Abbas ra berkata : “Sulaiman bin Dawud as disuruh memilih antara ilmu, harta
dan kerajaan maka beliau memilih ilmu, lalu beliau diberi harta dan kerajaan”.
Ibnul
Mubarak ditanya : “Siapakah manusia itu” Ia menjawab : “Para ulama”. Ditanyakan
lagi : “Siapakah para raja itu ?”. Ia menjawab : “Orang-orang yang zuhud”.
Ditanyakan lagi : “Siapakah orang rendahan itu ?” Ia menjawab : “Orang-orang
yang memakan dunia dengan agama”.
Ia
tidak memasukkan orang yang tidak berilmu ke golongan manusia karena kekhususan
yang membedakan manusia terhadap seluruh hewan adalah ilmu. Maka manusia adalah
manusia yang menjadi mulia karena ilmu. Kemuliaan itu bukan karena kekuatan
dirinya karena unta itu lebih kuat dari padanya. Dan bukan karena besarnya,
karena gajah itu lebih besar dari padanya. Dan bukan karena beraninya karena
binatang buas itu lebih berani dari padanya. Bukan karena makannya karena lembu
itu lebih besar perutnya dari pada perutnya. Dan bukan karena bersetubuhnya
karena burung pipit yang paling rendah itu lebih kuat untuk bersetubuh dari
padanya. Bahkan manusia itu tidak dijadikan (tidak diciptakan) kecuali karena
ilmu.
Fathul
Maushuli rahimahullah berkata : “Bukankah orang sakit apabila dicegah makan,
minum dan obat maka ia mati ?’,. Mereka (orang-orang) menjawab : “Ya”. Ia
berkata : “Demikian juga hati, apabila dicegah dari padanya hikmah dan ilmu
selama tiga hari maka hati itu akan mati”. Ia benar’karena makanan hati adalah
ilmu dan hikmah, dan dengan keduanyalah hidupnya hati sebagaimana makanan tubuh
adalah makanan.
Barangsiapa
yang tidak mendapat ilmu maka hatinya sakit sedangkan matinya itu pasti. Tetapi
ia tidak merasakannya karena cinta dan sibuk dengan dunia itu mematikan
perasaannya sebagaimana takut itu kadang-kadang meniadakan sakitnya luka
seketika, meskipun luka itu masih ada. Apabila kematian telah menghilangkan
bebanan-bebanan dunia maka ia merasakan kebinasaannya dan ia menyesal dengan
sesalan yang besar namun sesalan itu tidak berguna baginya.
Itu seperti perasaan orang yang aman dari takutnya, dan orang yang sadar dari mabuknya terhadap lukaJuka yang dideritanya dalam keadaan mabuknya atau dalam keadaan takut. Maka kita mohon perlindungan kepada Allah pada hari dibukanya tutup. Sesungguhnya manusia itu tidur,’apabila mati maka mereka jaga (bangun).
Itu seperti perasaan orang yang aman dari takutnya, dan orang yang sadar dari mabuknya terhadap lukaJuka yang dideritanya dalam keadaan mabuknya atau dalam keadaan takut. Maka kita mohon perlindungan kepada Allah pada hari dibukanya tutup. Sesungguhnya manusia itu tidur,’apabila mati maka mereka jaga (bangun).
Al
Hasan rahimahullah berkata : “Tinta ulama itu ditimbang dengan darah syuhada,
maka tinta ulama itu unggul atas darah syuhada”.
Ibnu
Mas’ud ra berkata : “Wajib atasmu untuk berilmu sebelum ilmu itu diangkat,
sedangkan diangkatnya ilmu adalah matinya perawi-perawinya. Demi Dzat yang
jiwaku di tanganNya sungguh orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu
sebagai syuhada’ itu senang dibangkitkan oleh Allah sebagai ulama karena
kemuliaan ulama yang mereka lihat. Sesungguhnya seseorang itu tidak dilahirkan
sebagai orang yang berilmu, namun ilmu itu dengan belajar”.
Ibnu
Abbas ra berkata : “Mendiskusikan ilmu pada sebagian malam lebih saya sukai
dari pada menghidupkan malam itu (dengan shalat dan sebagairlo : pent)”.
Demikian juga dari Abu Hurairah ra dan Ahmad bin Hambal rahimahullah.
Al
Hasan berkata mengenai firman Allah Ta’ala : wahai Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat” (Al Baqarah : 201). Bahwasanya
kebaikan di dunia itu adalah ilmu dan ibadah, sedangkan kebaikan di akhirat
adalah syurga.
Ditanyakan
kepada sebagian hukama : “Barang apakah yang selalu mengikuti (pemiliknya) ?”.
Ia berkata : “Barang yang mana apabila kapalmu tenggelam maka kamu berenang
bersamanya, yaitu ilmu”.
Dan
ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tenggelamnya kapal adalah
hancurnya badan karena mati.
Sebagian mereka berkata : “Barang siapa mengambil hikmah (ilmu) sebagai kendali maka manusia menjadikannya sebagai pemimpin. Dan barang siapa mengetahui hikmah maka ia dipandang oleh semua mata dengan penghormatan”.
Sebagian mereka berkata : “Barang siapa mengambil hikmah (ilmu) sebagai kendali maka manusia menjadikannya sebagai pemimpin. Dan barang siapa mengetahui hikmah maka ia dipandang oleh semua mata dengan penghormatan”.
Asy
Syafi’i ra berkata : “Termasuk kemuliaan ilmu adalah setiap orang yang dikatakan
berilmu walaupun mengenai sesuatu yang remeh maka ia bergembira dan barang
siapa yang (dikatakan) tidak memiliki ilmu maka ia bersedih”.
Umar
ra berkata : “Wahai manusia, wajib atasmu untuk berilmu. Sesungguhnya Allah
Yang Maha Suci memiliki selendang yang dicintaiNya. Barangsiapa menuntut satu
bab dari ilmu maka Allah menyelendanginya dengan selendangnya. Jika ia berbuat
dosa maka ia agar memperbaikinya tiga kali agar selendangnya itu tidak dilepas
dari padanya, meskipun dosanya itu berkepanjangan sehingga ia meninggal”.
Al
Ahnaf rahimahullah berkata : “Ulama itu hampir-hampir sebagai Tuhan, dan setiap
kemuliaan yang tidak dimantapkan oleh ilmu maka akhirnya menjadi hina”.
Salimbin
Abil Ja’d berkata:”Tuanku membeliku dengan tiga ratus dirham dan ia memerdekakan
saya”. Lalu saya berkata : Dengan apakah saya bekerja ?”. Maka saya bekerja
dengan ilmu dan tidak genap setahun bagiku sehingga datanglah amir Madinah
kepadaku dan saya tidak mengizinkan baginya”.
Az
Zubair bin Abu Bakar berkata : “Ayahku di Irak berkirim surat kepadaku, “wajib
atasmu berilmu. Jika kamu fakir maka ilmu itu menjadi hartamu. Dan jika kamu
kaya maka ilmu itu menjadi keindahan bagimu”.
Demikian
itu dihikayatkan juga dalam wasiyat-wasiyat Luqman kepada anaknya, ia berkata :
“Hai
anakku, duduklah pada ulama dan merapatlah kepada mereka dengan kedua lututmu
karena sesunguhnya Allah Yang Maha Suci menghidupkan hati dengan cahaya hikmah
sebagaimana Dia menghidupkan tanah dengan hujan dari langit”.
Sebagian
hukama’ berkata : “Apabila orang’alim meninggal maka ia ditangisi oleh ikan di
air, dan oleh burung di udara, ia hilang tetapi sebutannya tidak dilupakan
penyebutannya.
Az
Zuhri rahimahullah berkata : “Ilmu jantan, dan tidak menyintainya kecuali orang
laki-laki yang jantan”.
0 komentar:
Posting Komentar
Guna Pengembangan Blog ini admin mohon komentarnya_terimakasih.